Ratu Kecantikan Ukraina: Saya Memiliki Peluru untuk Vladimir Putin!
loading...
A
A
A
KIEV - Seorang ratu kecantikan Ukraina menyimpan dendam terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin setelah melihat temannya tewas dalam pertempuran untuk membela Kiev.
Evgenia Prokopenko, Ratu Ukraina dalam Kontes Bumi 2012 telah membuang sepatu hak tingginya demi membantu para pejuang yang terluka dan sekarang menyelamatkan nyawa di garis depan Ukraina.
Dia masih membawa tas riasnya ke parit-parit di medan perang.
Tapi fokus utama petugas medis berusia 35 tahun itu adalah menyelamatkan nyawa dan dia mengatakan dirinya memiliki peluru untuk Vladimir Putin.
"Saya berbicara bahasa Rusia dengan lancar, tetapi saya tidak tahu bahasa Putin," kata Evgenia seperti dikutip Daily Star, Senin (19/9/2022).
"Saya tidak tahu dalam bahasa apa masih mungkin untuk berbicara dengannya, karena dia menolak untuk memahami semua bahasa dari semua negara maju di dunia," ujarnya.
Dia mengaku tidak ragu untuk menggunakan senjata dan telah diberi kesempatan akan menggunakannya.
"Saya tidak punya kata-kata untuknya, karena dengan Putin kita perlu bertindak, bukan bicara. Saya hanya punya peluru untuknya," ujarnya.
Evgenia meninggalkan keluarga dan orang-orang terkasih enam bulan lalu dan menuju garis depan dengan Angkatan Bersenjata Ukraina—yang merupakan perubahan total dari kehidupan sebelumnya.
Evgenia Prokopenko, Ratu Ukraina dalam Kontes Bumi 2012 telah membuang sepatu hak tingginya demi membantu para pejuang yang terluka dan sekarang menyelamatkan nyawa di garis depan Ukraina.
Dia masih membawa tas riasnya ke parit-parit di medan perang.
Tapi fokus utama petugas medis berusia 35 tahun itu adalah menyelamatkan nyawa dan dia mengatakan dirinya memiliki peluru untuk Vladimir Putin.
"Saya berbicara bahasa Rusia dengan lancar, tetapi saya tidak tahu bahasa Putin," kata Evgenia seperti dikutip Daily Star, Senin (19/9/2022).
"Saya tidak tahu dalam bahasa apa masih mungkin untuk berbicara dengannya, karena dia menolak untuk memahami semua bahasa dari semua negara maju di dunia," ujarnya.
Dia mengaku tidak ragu untuk menggunakan senjata dan telah diberi kesempatan akan menggunakannya.
"Saya tidak punya kata-kata untuknya, karena dengan Putin kita perlu bertindak, bukan bicara. Saya hanya punya peluru untuknya," ujarnya.
Evgenia meninggalkan keluarga dan orang-orang terkasih enam bulan lalu dan menuju garis depan dengan Angkatan Bersenjata Ukraina—yang merupakan perubahan total dari kehidupan sebelumnya.