Eks Panglima NATO: Ketidakmampuan Rusia dalam Perang Ukraina Melampaui Ekspektasi
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Mantan Panglima Tertinggi Sekutu NATO James Stavridis mengatakan ketidakmampuan pasukan Rusia dalam perangnya di Ukraina telah melampui ekspektasinya.
“Ketidakmampuan Rusia, yang telah melampaui apa yang saya harapkan. Mereka gagal mengirimkan logistik, rencana pertempuran yang layak, [dan] pasukan yang kompeten,” kata Stavridis saat tampil pada acara Sunday TODAY di NBC, Minggu (18/9/2022).
Pernyataannya muncul setelah sejumlah kemajuan yang diraih pasukan Ukraina, termasuk serangan balasan di Kharkiv, yang mendorong pasukan Rusia untuk mundur dari kota-kota utama seperti Izium pada pekan lalu.
Para pakar sebelumnya mengatakan situasi di Izium menunjukkan bahwa Moskow sedang berjuang keras dalam perangnya.
Pasukan Ukraina juga melancarkan serangan balasan untuk merebut kembali daerah-daerah di wilayah Kherson selatan di mana mereka merebut kembali desa Vysokopillia awal bulan ini.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa pasukannya telah menguasai kembali wilayah sekitar 2.320 mil persegi sejak serangan balasan diluncurkan pada awal September.
Mantan komandan NATO telah membuat komentar serupa pada Mei ketika dia menunjukkan "ketidakmampuan luar biasa" militer Rusia, mencatat pada saat beberapa jenderal Rusia tewas sejak perang dimulai pada Februari.
"Dalam sejarah modern, tidak ada situasi yang sebanding dengan kematian para jenderal," kata Stavridis saat itu.
"Hanya untuk membuat titik perbandingan di sini, Amerika Serikat, dalam semua perang kami di Afghanistan dan Irak...di tahun-tahun itu dan semua pertempuran itu, tidak ada satu pun jenderal yang kalah dalam pertempuran yang sebenarnya," ujarnya.
Kementerian Pertahanan Inggris pada Minggu mengatakan Rusia mulai menargetkan infrastruktur sipil Ukraina, termasuk menyerang jaringan listrik negara itu karena kehilangan momentum.
Pada Kamis pekan lalu, BBC melaporkan bahwa Rusia menembakkan rudal yang menghantam bendungan reservoir di dekat kota Kryvyi Rih, Ukraina, yang membanjiri rumah-rumah dan mendorong para pejabat untuk mengevakuasi penduduk beberapa wilayah.
Zelensky mengatakan bahwa bendungan itu tidak memiliki nilai militer sama sekali.
Pada bulan Agustus, Stavridis mengatakan selama wawancara di stasiun radio New York; WABC, bahwa dia percaya Putin tahu bahwa dirinya membuat kesalahan dengan menyerang Ukraina.
"Di depan umum, dia tidak akan pernah mengakuinya. Tidak pernah. Dia akan terus mempertahankan fiksi bahwa Ukraina dijalankan oleh 'neo-Nazi'. Konyol, jelas," katanya.
“Ketidakmampuan Rusia, yang telah melampaui apa yang saya harapkan. Mereka gagal mengirimkan logistik, rencana pertempuran yang layak, [dan] pasukan yang kompeten,” kata Stavridis saat tampil pada acara Sunday TODAY di NBC, Minggu (18/9/2022).
Pernyataannya muncul setelah sejumlah kemajuan yang diraih pasukan Ukraina, termasuk serangan balasan di Kharkiv, yang mendorong pasukan Rusia untuk mundur dari kota-kota utama seperti Izium pada pekan lalu.
Para pakar sebelumnya mengatakan situasi di Izium menunjukkan bahwa Moskow sedang berjuang keras dalam perangnya.
Pasukan Ukraina juga melancarkan serangan balasan untuk merebut kembali daerah-daerah di wilayah Kherson selatan di mana mereka merebut kembali desa Vysokopillia awal bulan ini.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa pasukannya telah menguasai kembali wilayah sekitar 2.320 mil persegi sejak serangan balasan diluncurkan pada awal September.
Mantan komandan NATO telah membuat komentar serupa pada Mei ketika dia menunjukkan "ketidakmampuan luar biasa" militer Rusia, mencatat pada saat beberapa jenderal Rusia tewas sejak perang dimulai pada Februari.
"Dalam sejarah modern, tidak ada situasi yang sebanding dengan kematian para jenderal," kata Stavridis saat itu.
"Hanya untuk membuat titik perbandingan di sini, Amerika Serikat, dalam semua perang kami di Afghanistan dan Irak...di tahun-tahun itu dan semua pertempuran itu, tidak ada satu pun jenderal yang kalah dalam pertempuran yang sebenarnya," ujarnya.
Kementerian Pertahanan Inggris pada Minggu mengatakan Rusia mulai menargetkan infrastruktur sipil Ukraina, termasuk menyerang jaringan listrik negara itu karena kehilangan momentum.
Pada Kamis pekan lalu, BBC melaporkan bahwa Rusia menembakkan rudal yang menghantam bendungan reservoir di dekat kota Kryvyi Rih, Ukraina, yang membanjiri rumah-rumah dan mendorong para pejabat untuk mengevakuasi penduduk beberapa wilayah.
Zelensky mengatakan bahwa bendungan itu tidak memiliki nilai militer sama sekali.
Pada bulan Agustus, Stavridis mengatakan selama wawancara di stasiun radio New York; WABC, bahwa dia percaya Putin tahu bahwa dirinya membuat kesalahan dengan menyerang Ukraina.
"Di depan umum, dia tidak akan pernah mengakuinya. Tidak pernah. Dia akan terus mempertahankan fiksi bahwa Ukraina dijalankan oleh 'neo-Nazi'. Konyol, jelas," katanya.
(min)