Inggris Bersiap Makamkan Ratu Elizabeth II, Raja Charles Akan Menjamu Pemimpin Dunia
loading...
A
A
A
LONDON - Inggris bersiap untuk proses pemakaman kenegaraan Ratu Elizabeth II ketika Raja Charles III bersiap untuk menjamu para pemimpin dunia dan ketika pelayat mengantre selama 24 jam terakhir untuk melihat peti matinya pada Minggu (18/9/2022).
Masyarakat Inggris telah berkemah untuk menyaksikan sekilas perpisahan akbar itu pada hari Senin esok di Westminster Abbey, yang diperkirakan akan membuat London macet dan ditonton oleh miliaran pemirsa di seluruh dunia.
Dikutip dari France24, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden terbang pada Sabtu malam waktu setempat, satu dari lusinan kepala negara yang bakal tiba ketika Inggris menggelar operasi kepolisian terbesarnya di sekitar pemakaman bersejarah bagi raja yang paling lama memerintah.
Charles, yang naik takhta pada usia 73 tahun dan menjadi raja tertua yang pernah naik takhta, akan menjadi tuan rumah bagi lusinan pejabat yang berkunjung termasuk Biden pada resepsi di Istana Buckingham pada Minggu malam.
Para pemimpin termasuk Jacinda Ardern dari Selandia Baru, Anthony Albanese dari Australia yang pro-republik, dan Justin Trudeau dari Kanada - perdana menteri dari negara-negara di mana Ratu Elizabeth menjadi kepala negara - telah memberikan penghormatan di Westminster Hall.
"Dalam masa duka yang luar biasa ini, kami bersyukur berada di sini memberikan penghormatan kami kepada Ratu atas jasanya terhadap tugas, keyakinan, keluarga, dan Persemakmuran," kata Albanese di Twitter.
Trudeau mengatakan Ratu Elizabeth "melayani sepanjang hidupnya, dan memikul beban tugasnya dengan rahmat yang sempurna", setelah menandatangani buku belasungkawa.
Biden diperkirakan akan berkunjung pada hari Minggu untuk mengucapkan selamat tinggal kepada raja yang katanya telah "menentukan sebuah era".
Pemakaman kenegaraan Ratu Elizabeth, yang pertama di Inggris sejak kematian perdana menteri pertamanya Winston Churchill pada tahun 1965, akan berlangsung Senin di Westminster Abbey di London pada pukul 11:00 waktu setempat.
Sementara para pemimpin Uni Eropa, Prancis, Jepang, dan banyak negara lain akan hadir, Rusia, Afghanistan, Myanmar, Suriah, dan Korea Utara tidak diundang.
Masyarakat Inggris telah berkemah untuk menyaksikan sekilas perpisahan akbar itu pada hari Senin esok di Westminster Abbey, yang diperkirakan akan membuat London macet dan ditonton oleh miliaran pemirsa di seluruh dunia.
Dikutip dari France24, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden terbang pada Sabtu malam waktu setempat, satu dari lusinan kepala negara yang bakal tiba ketika Inggris menggelar operasi kepolisian terbesarnya di sekitar pemakaman bersejarah bagi raja yang paling lama memerintah.
Charles, yang naik takhta pada usia 73 tahun dan menjadi raja tertua yang pernah naik takhta, akan menjadi tuan rumah bagi lusinan pejabat yang berkunjung termasuk Biden pada resepsi di Istana Buckingham pada Minggu malam.
Para pemimpin termasuk Jacinda Ardern dari Selandia Baru, Anthony Albanese dari Australia yang pro-republik, dan Justin Trudeau dari Kanada - perdana menteri dari negara-negara di mana Ratu Elizabeth menjadi kepala negara - telah memberikan penghormatan di Westminster Hall.
"Dalam masa duka yang luar biasa ini, kami bersyukur berada di sini memberikan penghormatan kami kepada Ratu atas jasanya terhadap tugas, keyakinan, keluarga, dan Persemakmuran," kata Albanese di Twitter.
Trudeau mengatakan Ratu Elizabeth "melayani sepanjang hidupnya, dan memikul beban tugasnya dengan rahmat yang sempurna", setelah menandatangani buku belasungkawa.
Biden diperkirakan akan berkunjung pada hari Minggu untuk mengucapkan selamat tinggal kepada raja yang katanya telah "menentukan sebuah era".
Pemakaman kenegaraan Ratu Elizabeth, yang pertama di Inggris sejak kematian perdana menteri pertamanya Winston Churchill pada tahun 1965, akan berlangsung Senin di Westminster Abbey di London pada pukul 11:00 waktu setempat.
Sementara para pemimpin Uni Eropa, Prancis, Jepang, dan banyak negara lain akan hadir, Rusia, Afghanistan, Myanmar, Suriah, dan Korea Utara tidak diundang.
(ian)