Diwanti-wanti Biden Tidak Gunakan Senjata Nuklir, Ini Respons Kremlin
loading...
A
A
A
MOSKOW - Kremlin memberikan respons singkat ketika ditanya tentang peringatan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden bahwa pemimpin Rusia tidak boleh menggunakan senjata pemusnah massal dalam invasinya ke Ukraina.
Diwartakan sebelumnya, Biden ditanya oleh CBS News tentang apa pesannya kepada Presiden Rusia Vladimir Putin jika dia merasa cara terbaik untuk membalas dan merebut kembali inisiatif tersebut adalah dengan menggunakan senjata nuklir taktis atau kimia.
Presiden AS itu menjawab "jangan, jangan, jangan" sembari menambahkan bahwa tindakan seperti itu akan mengubah wajah perang tidak seperti apa pun sejak Perang Dunia Kedua.
Ketika ditanya tanggapannya terhadap peringatan itu, juru bicara Putin Dmitry Peskov mengatakan: "Bacalah doktrinnya. Semuanya tertulis di sana," seperti dilaporkan RIA Novosti yang dikutip dari Newsweek, Minggu (18/9/2022).
Doktrin nuklir Rusia mengatakan penggunaan senjata nuklir mungkin mengikuti agresi terhadap Rusia atau sekutunya dengan penggunaan senjata pemusnah massal atau jika negara menghadapi agresi ketika keberadaan negara berada di bawah ancaman.
Selama perang, ada pesan beragam yang datang dari Moskow tentang prospek pengerahan senjata nuklir.
Segera setelah meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina, Putin menempatkan pasukan nuklirnya dalam siaga tinggi. Para tamu dan pembawa acara saluran televisi negara yang mencerminkan pemikiran Kremlin telah sering menggambarkan kemampuan nuklir Rusia serta prospek penggunaannya sebagai bagian dari upaya perangnya.
Namun, Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu bulan lalu mengatakan bahwa senjata nuklir tidak diperlukan dari perspektif militer dan bahwa tujuan utama persenjataan nuklir Rusia adalah untuk menahan serangan nuklir.
Diwartakan sebelumnya, Biden ditanya oleh CBS News tentang apa pesannya kepada Presiden Rusia Vladimir Putin jika dia merasa cara terbaik untuk membalas dan merebut kembali inisiatif tersebut adalah dengan menggunakan senjata nuklir taktis atau kimia.
Presiden AS itu menjawab "jangan, jangan, jangan" sembari menambahkan bahwa tindakan seperti itu akan mengubah wajah perang tidak seperti apa pun sejak Perang Dunia Kedua.
Ketika ditanya tanggapannya terhadap peringatan itu, juru bicara Putin Dmitry Peskov mengatakan: "Bacalah doktrinnya. Semuanya tertulis di sana," seperti dilaporkan RIA Novosti yang dikutip dari Newsweek, Minggu (18/9/2022).
Doktrin nuklir Rusia mengatakan penggunaan senjata nuklir mungkin mengikuti agresi terhadap Rusia atau sekutunya dengan penggunaan senjata pemusnah massal atau jika negara menghadapi agresi ketika keberadaan negara berada di bawah ancaman.
Selama perang, ada pesan beragam yang datang dari Moskow tentang prospek pengerahan senjata nuklir.
Segera setelah meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina, Putin menempatkan pasukan nuklirnya dalam siaga tinggi. Para tamu dan pembawa acara saluran televisi negara yang mencerminkan pemikiran Kremlin telah sering menggambarkan kemampuan nuklir Rusia serta prospek penggunaannya sebagai bagian dari upaya perangnya.
Namun, Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu bulan lalu mengatakan bahwa senjata nuklir tidak diperlukan dari perspektif militer dan bahwa tujuan utama persenjataan nuklir Rusia adalah untuk menahan serangan nuklir.