Merampok Bank Pakai Pistol Mainan, Wanita Lebanon Dianggap Pahlawan
loading...
A
A
A
Hafez menyiarkan secara langsung aksinya merampok di akun Facebooknya dan mengatakan ia tidak bermaksud untuk menyakiti siapa pun.
"Saya tidak membobol bank untuk membunuh siapa pun atau membakar tempat itu," ujarnya.
"Saya di sini untuk mendapatkan hak saya," serunya.
Atas aksinya itu Hafez pun dianggap sebagai pahlawan di media sosial Lebanon. Pasalnya banyak orang di negara yang dilanda krisis itu berjuang untuk memenuhi kebutuhan dan mengambil kembali tabungan mereka.
Dia mendorong orang lain untuk mengambil tindakan serupa untuk mendapatkan kembali tabungan mereka.
Untuk diketahui, bank-bank di Lebanon yang kekurangan uang telah memberlakukan batasan ketat pada penarikan mata uang asing sejak 2019, membekukan tabungan jutaan orang. Sekitar tiga perempat dari populasi negara itu telah jatuh ke dalam kemiskinan karena ekonomi negara Mediterania kecil itu terus berputar.
Lebanon telah berjuang selama lebih dari dua tahun untuk menerapkan reformasi utama di sektor perbankan dan ekonominya yang hancur. Sejauh ini gagal mencapai kesepakatan dengan Dana Moneter Internasional tentang program pemulihan yang akan membuka miliaran dolar dalam pinjaman dan bantuan internasional untuk membuat negara itu layak lagi.
Pemerintah Lebanon telah berjuang agar bisa berfungsi dalam kapasitas sementara sejak Mei, dan Parlemen yang baru-baru ini terpilih tetap sangat terpecah.
Sementara itu, jutaan orang berjuang untuk mengatasi pemadaman listrik yang merajalela dan inflasi yang melonjak.
"Saya tidak membobol bank untuk membunuh siapa pun atau membakar tempat itu," ujarnya.
"Saya di sini untuk mendapatkan hak saya," serunya.
Atas aksinya itu Hafez pun dianggap sebagai pahlawan di media sosial Lebanon. Pasalnya banyak orang di negara yang dilanda krisis itu berjuang untuk memenuhi kebutuhan dan mengambil kembali tabungan mereka.
Dia mendorong orang lain untuk mengambil tindakan serupa untuk mendapatkan kembali tabungan mereka.
Untuk diketahui, bank-bank di Lebanon yang kekurangan uang telah memberlakukan batasan ketat pada penarikan mata uang asing sejak 2019, membekukan tabungan jutaan orang. Sekitar tiga perempat dari populasi negara itu telah jatuh ke dalam kemiskinan karena ekonomi negara Mediterania kecil itu terus berputar.
Lebanon telah berjuang selama lebih dari dua tahun untuk menerapkan reformasi utama di sektor perbankan dan ekonominya yang hancur. Sejauh ini gagal mencapai kesepakatan dengan Dana Moneter Internasional tentang program pemulihan yang akan membuka miliaran dolar dalam pinjaman dan bantuan internasional untuk membuat negara itu layak lagi.
Pemerintah Lebanon telah berjuang agar bisa berfungsi dalam kapasitas sementara sejak Mei, dan Parlemen yang baru-baru ini terpilih tetap sangat terpecah.
Sementara itu, jutaan orang berjuang untuk mengatasi pemadaman listrik yang merajalela dan inflasi yang melonjak.