China Bersiap Kerahkan Jet Siluman J-20 ke Korsel untuk Pertama Kalinya, Ada Apa?
loading...
A
A
A
BEIJING - Militer China akan mengerahkan jet tempur siluman J-20 ke Korea Selatan (Korsel) untuk pertama kalinya pada Jumat (16/9/2022) besok. Untuk misi apa jet tempur tercanggih Beijing tersebut?
Menurut laporan media pemerintah China, Global Times, beberapa jet tempur J-20 bersiap dikirim untuk mengawal pesawat angkut besar Y-20 ke Korea Selatan. Pesawat angkut Y-20 akan memulangkan jenazah Relawan Rakyat China (CPV) dari negeri ginseng tersebut.
CPV adalah relawan China yang mengorbankan nyawanya dalam misi War to Resist US Aggression and Aid Korea atau Perang Melawan Agresi Amerika Serikat dan Bantuan Korea (1950-1953).
Para pakar militer Beijing mengatakan ini adalah langkah yang tidak hanya akan memberi penghormatan kepada para martir CPV tetapi juga menunjukkan peningkatan jumlah J-20 dalam pelayanan.
Gelombang kesembilan dari 88 martir CPV akan kembali ke China setelah upacara serah terima telah digelar pada Rabu kemarin. Hal itu disampaikan Kementerian Urusan Veteran China.
Delegasi China akan mengadakan upacara dengan pihak Korea Selatan di kota Incheon pada hari Kamis (15/9/2022), setelah itu upacara pemulangan dijadwalkan pada hari berikutnya di Bandara Internasional Incheon sebelum para pahlawan China yang gugur dipindahkan ke rumah dengan pesawat angkut Y-20 Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China.
Pada hari Sabtu, jenazah para martir akan dimakamkan di pemakaman martir CPV di Shenyang, ibu kota Provinsi Liaoning, China Timur Laut.
Sejak 2014, selama delapan tahun berturut-turut, delapan kelompok dari 825 jenazah CPV telah kembali ke tanah air mereka.
Momen besok akan menjadi yang pertama kalinya bagi jet tempur siluman J-20 dikerahkan ke Korsel sejak Angkatan Udara PLA memulai misi semacam itu pada tahun 2015.
Pada tahun 2020 dan 2021, Angkatan Udara PLA mengirim pesawat angkut Y-20 untuk memulangkan sisa-sisa para martir CPV, dan mereka dikawal oleh jet tempur J-11B.
"Langkah tersebut akan menampilkan kekuatan PLA yang semakin meningkat, dan mengganti J-11B dengan J-20 menunjukkan bahwa lebih banyak J-20 yang beroperasi," kata Song Zhongping, seorang pakar militer China kepada Global Times.
Rilis resmi militer China telah mengonfirmasi bahwa J-20 telah beroperasi dengan Komando Teater Timur PLA dan Komando Teater Utara, dengan laporan yang menunjukkan bahwa pesawat itu juga ditugaskan ke komando teater lainnya.
Menurut Song, para martir CPV telah membuat pengorbanan yang luar biasa dalam Perang untuk Melawan Agresi AS dan Membantu Korea, dan saat jenazah mereka kembali ke tanah air, PLA menyambut mereka kembali ke rumah dengan pesawat angkut dan jet tempur terbaru, memberi tahu mereka bahwa tanah air dan militernya sedang menjadi semakin kuat, dengan senjata dan peralatan canggih.
"Tidak ada negara lain yang bisa menggertak China, karena militer China mampu menjaga kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunan nasional China," kata Song.
Menurut laporan media pemerintah China, Global Times, beberapa jet tempur J-20 bersiap dikirim untuk mengawal pesawat angkut besar Y-20 ke Korea Selatan. Pesawat angkut Y-20 akan memulangkan jenazah Relawan Rakyat China (CPV) dari negeri ginseng tersebut.
CPV adalah relawan China yang mengorbankan nyawanya dalam misi War to Resist US Aggression and Aid Korea atau Perang Melawan Agresi Amerika Serikat dan Bantuan Korea (1950-1953).
Para pakar militer Beijing mengatakan ini adalah langkah yang tidak hanya akan memberi penghormatan kepada para martir CPV tetapi juga menunjukkan peningkatan jumlah J-20 dalam pelayanan.
Gelombang kesembilan dari 88 martir CPV akan kembali ke China setelah upacara serah terima telah digelar pada Rabu kemarin. Hal itu disampaikan Kementerian Urusan Veteran China.
Delegasi China akan mengadakan upacara dengan pihak Korea Selatan di kota Incheon pada hari Kamis (15/9/2022), setelah itu upacara pemulangan dijadwalkan pada hari berikutnya di Bandara Internasional Incheon sebelum para pahlawan China yang gugur dipindahkan ke rumah dengan pesawat angkut Y-20 Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China.
Pada hari Sabtu, jenazah para martir akan dimakamkan di pemakaman martir CPV di Shenyang, ibu kota Provinsi Liaoning, China Timur Laut.
Sejak 2014, selama delapan tahun berturut-turut, delapan kelompok dari 825 jenazah CPV telah kembali ke tanah air mereka.
Momen besok akan menjadi yang pertama kalinya bagi jet tempur siluman J-20 dikerahkan ke Korsel sejak Angkatan Udara PLA memulai misi semacam itu pada tahun 2015.
Pada tahun 2020 dan 2021, Angkatan Udara PLA mengirim pesawat angkut Y-20 untuk memulangkan sisa-sisa para martir CPV, dan mereka dikawal oleh jet tempur J-11B.
"Langkah tersebut akan menampilkan kekuatan PLA yang semakin meningkat, dan mengganti J-11B dengan J-20 menunjukkan bahwa lebih banyak J-20 yang beroperasi," kata Song Zhongping, seorang pakar militer China kepada Global Times.
Rilis resmi militer China telah mengonfirmasi bahwa J-20 telah beroperasi dengan Komando Teater Timur PLA dan Komando Teater Utara, dengan laporan yang menunjukkan bahwa pesawat itu juga ditugaskan ke komando teater lainnya.
Menurut Song, para martir CPV telah membuat pengorbanan yang luar biasa dalam Perang untuk Melawan Agresi AS dan Membantu Korea, dan saat jenazah mereka kembali ke tanah air, PLA menyambut mereka kembali ke rumah dengan pesawat angkut dan jet tempur terbaru, memberi tahu mereka bahwa tanah air dan militernya sedang menjadi semakin kuat, dengan senjata dan peralatan canggih.
"Tidak ada negara lain yang bisa menggertak China, karena militer China mampu menjaga kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunan nasional China," kata Song.
(min)