China Sumbang Rp15 Miliar untuk Pendidikan Warga Palestina
loading...
A
A
A
TEPI BARAT - China menyumbangkan USD1 juta (Rp15 miliar) untuk menyediakan pendidikan dasar yang berkualitas, adil dan inklusif untuk anak-anak Palestina.
Hal itu diumumkan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA).
UNRWA akan menggunakan sumbangan tersebut untuk program pendidikan badan tersebut untuk kepentingan 9.200 siswa di 19 sekolah di seluruh Tepi Barat yang diduduki Israel.
“Atas nama UNRWA, saya ingin menyampaikan penghargaan mendalam kami kepada Pemerintah China atas dukungan dan dedikasinya yang berkelanjutan terhadap pelestarian hak-hak pengungsi Palestina,” ungkap Karim Amer, Direktur Kemitraan di badan tersebut.
Dia menambahkan, "Kami sangat menghargai kemitraan kuat kami dengan China, yang terus tumbuh dan berkembang."
Sebagai tanggapan, Kepala Kantor Republik Rakyat China untuk Negara Palestina, Duta Besar Guo Wei, mengatakan, "China memuji dan mendukung upaya UNRWA, dan telah secara aktif memberikan bantuan melalui UNRWA kepada para pengungsi Palestina dalam kapasitasnya.”
Dia menambahkan, “Untuk beberapa tahun berturut-turut, China telah memberikan sumbangan untuk mendukung UNRWA memberikan bantuan makanan darurat kepada para pengungsi di Jalur Gaza dan telah menyumbangkan persediaan tanggap pandemi dan vaksin Covid-19 kepada para pengungsi Palestina."
Dia menambahkan sumbangan USD1 juta untuk UNRWA telah diberikan untuk membantu meningkatkan mata pencaharian para pengungsi Palestina.
“Kami siap bekerja dengan masyarakat internasional untuk mempromosikan pemulihan hak-hak sah rakyat Palestina, dan mendorong solusi yang komprehensif, adil dan tahan lama untuk masalah Palestina, sehingga mencapai perdamaian, stabilitas dan pembangunan di Timur Tengah," papar dia.
Sumbangan China datang setelah Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB awal bulan ini bahwa badan tersebut menghadapi krisis pendanaan dan menyerukan dukungan politik dan keuangan.
"UNRWA menghadapi ancaman eksistensial," ujar Lazzarini memperingatkan.
"Apa yang dipertaruhkan? Pendidikan berkualitas dan berprinsip untuk lebih dari setengah juta anak perempuan dan laki-laki; akses ke perawatan kesehatan untuk sekitar dua juta pengungsi Palestina dan jaring pengaman sosial untuk sekitar 400.000 orang termiskin di antara orang miskin. Semuanya dalam bahaya,” tegas dia.
UNRWA didirikan pada tahun 1949 untuk memberikan bantuan dan perlindungan kepada para pengungsi di lima wilayah yakni Yordania, Suriah, Libanon, Tepi Barat, dan Jalur Gaza, sampai mereka diberikan hak untuk kembali ke rumah dari mana mereka dipaksa keluar sebagai akibat dari pembentukan negara pendudukan Israel.
Hal itu diumumkan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA).
UNRWA akan menggunakan sumbangan tersebut untuk program pendidikan badan tersebut untuk kepentingan 9.200 siswa di 19 sekolah di seluruh Tepi Barat yang diduduki Israel.
“Atas nama UNRWA, saya ingin menyampaikan penghargaan mendalam kami kepada Pemerintah China atas dukungan dan dedikasinya yang berkelanjutan terhadap pelestarian hak-hak pengungsi Palestina,” ungkap Karim Amer, Direktur Kemitraan di badan tersebut.
Dia menambahkan, "Kami sangat menghargai kemitraan kuat kami dengan China, yang terus tumbuh dan berkembang."
Sebagai tanggapan, Kepala Kantor Republik Rakyat China untuk Negara Palestina, Duta Besar Guo Wei, mengatakan, "China memuji dan mendukung upaya UNRWA, dan telah secara aktif memberikan bantuan melalui UNRWA kepada para pengungsi Palestina dalam kapasitasnya.”
Dia menambahkan, “Untuk beberapa tahun berturut-turut, China telah memberikan sumbangan untuk mendukung UNRWA memberikan bantuan makanan darurat kepada para pengungsi di Jalur Gaza dan telah menyumbangkan persediaan tanggap pandemi dan vaksin Covid-19 kepada para pengungsi Palestina."
Dia menambahkan sumbangan USD1 juta untuk UNRWA telah diberikan untuk membantu meningkatkan mata pencaharian para pengungsi Palestina.
“Kami siap bekerja dengan masyarakat internasional untuk mempromosikan pemulihan hak-hak sah rakyat Palestina, dan mendorong solusi yang komprehensif, adil dan tahan lama untuk masalah Palestina, sehingga mencapai perdamaian, stabilitas dan pembangunan di Timur Tengah," papar dia.
Sumbangan China datang setelah Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB awal bulan ini bahwa badan tersebut menghadapi krisis pendanaan dan menyerukan dukungan politik dan keuangan.
"UNRWA menghadapi ancaman eksistensial," ujar Lazzarini memperingatkan.
"Apa yang dipertaruhkan? Pendidikan berkualitas dan berprinsip untuk lebih dari setengah juta anak perempuan dan laki-laki; akses ke perawatan kesehatan untuk sekitar dua juta pengungsi Palestina dan jaring pengaman sosial untuk sekitar 400.000 orang termiskin di antara orang miskin. Semuanya dalam bahaya,” tegas dia.
UNRWA didirikan pada tahun 1949 untuk memberikan bantuan dan perlindungan kepada para pengungsi di lima wilayah yakni Yordania, Suriah, Libanon, Tepi Barat, dan Jalur Gaza, sampai mereka diberikan hak untuk kembali ke rumah dari mana mereka dipaksa keluar sebagai akibat dari pembentukan negara pendudukan Israel.
(sya)