Kisah Shimon Peres Undang Gus Dur ke Israel pada Tahun 1994
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Dalam sejarahnya, Israel menyatakan kemerdekaanya pada tahun 1948. Setelahnya, negara di kawasan Asia Barat ini mencoba membangun hubungan baik dengan negara-negara lain di dunia.
Hanya saja, pernyataan kemerdekaan Israel tersebut juga memunculkan berbagai tentangan dari negara-negara Islam di dunia. Imbasnya, tidak semuanya mau menerima ajakan Israel untuk menjalin hubungan baru.
Sama halnya dengan Indonesia. Sejak dulu, Indonesia berada di pihak Palestina dan menentang pendudukan Israel. Dikutip dari pemberitaan sebelumnya, dalam riwayatnya, Israel memang menjadi salah satu negara yang mengakui kemerdekaan Indonesia.
Namun, Indonesia tetap enggan untuk mengakui balik kemerdekaan Israel. Bahkan, untuk menjalin hubungan diplomatik pun tidak.
Dikutip dari laman Jewish Virtual Library, meski tidak memiliki hubungan diplomatik resmi, beberapa pejabat di Indonesia diketahui memiliki hubungan persahabatan dengan pejabat Israel.
Menjelang era kepemimpinan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di Indonesia, hubungan Israel-Indonesia menjadi sedikit lebih baik. Pada 1993, Perdana Menteri Yitzhak Rabin melakukan kunjungan bersejarah ke Indonesia.
Adapun kunjungan tersebut diketahui sebagai kali pertama seorang pejabat Israel datang ke Indonesia. Tahun berikutnya atau 1994, giliran Gus Dur yang diundang oleh Shimon Peres ke Yerusalem untuk menyaksikan perjanjian damai antara Israel dan Yordania.
Selain itu, Gus Dur juga melakukan kunjungan keduanya pada tahun 1997. Dikutip dari laman The Diplomat, kritik dari berbagai organisasi Islam Indonesia tidak menghentikan Abdurrahman Wahid untuk tetap kembali mengunjungi Israel ataupun menerima delegasinya.
Lebih lanjut, meskipun kedua negara tidak memiliki hubungan diplomatik resmi, hubungan perdagangan antara Indonesia dan Israel telah berkembang saat itu. Perdagangan antara Jakarta dan Tel Aviv dilaporkan telah mencapai USD400-500 juta, hampir 88 persen di antaranya adalah ekspor Indonesia. Sementara Indonesia terutama mengirimkan komoditas, ekspor Israel terutama adalah produk-produk berteknologi tinggi.
Referensi:
-https://www.jewishvirtuallibrary.org/indonesia-virtual-jewish-history-tour
-https://thediplomat.com/2015/03/the-quiet-growth-in-indonesia-israel-relations/
-https://international.sindonews.com/read/868355/43/apakah-israel-mengakui-kemerdekaan-indonesia-1661598521/10
Lihat Juga: IDF Terbitkan 1.100 Surat Perintah Penangkapan bagi Penghindar Wajib Militer Yahudi Ultra-Ortodoks
Hanya saja, pernyataan kemerdekaan Israel tersebut juga memunculkan berbagai tentangan dari negara-negara Islam di dunia. Imbasnya, tidak semuanya mau menerima ajakan Israel untuk menjalin hubungan baru.
Sama halnya dengan Indonesia. Sejak dulu, Indonesia berada di pihak Palestina dan menentang pendudukan Israel. Dikutip dari pemberitaan sebelumnya, dalam riwayatnya, Israel memang menjadi salah satu negara yang mengakui kemerdekaan Indonesia.
Namun, Indonesia tetap enggan untuk mengakui balik kemerdekaan Israel. Bahkan, untuk menjalin hubungan diplomatik pun tidak.
Dikutip dari laman Jewish Virtual Library, meski tidak memiliki hubungan diplomatik resmi, beberapa pejabat di Indonesia diketahui memiliki hubungan persahabatan dengan pejabat Israel.
Menjelang era kepemimpinan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di Indonesia, hubungan Israel-Indonesia menjadi sedikit lebih baik. Pada 1993, Perdana Menteri Yitzhak Rabin melakukan kunjungan bersejarah ke Indonesia.
Adapun kunjungan tersebut diketahui sebagai kali pertama seorang pejabat Israel datang ke Indonesia. Tahun berikutnya atau 1994, giliran Gus Dur yang diundang oleh Shimon Peres ke Yerusalem untuk menyaksikan perjanjian damai antara Israel dan Yordania.
Selain itu, Gus Dur juga melakukan kunjungan keduanya pada tahun 1997. Dikutip dari laman The Diplomat, kritik dari berbagai organisasi Islam Indonesia tidak menghentikan Abdurrahman Wahid untuk tetap kembali mengunjungi Israel ataupun menerima delegasinya.
Lebih lanjut, meskipun kedua negara tidak memiliki hubungan diplomatik resmi, hubungan perdagangan antara Indonesia dan Israel telah berkembang saat itu. Perdagangan antara Jakarta dan Tel Aviv dilaporkan telah mencapai USD400-500 juta, hampir 88 persen di antaranya adalah ekspor Indonesia. Sementara Indonesia terutama mengirimkan komoditas, ekspor Israel terutama adalah produk-produk berteknologi tinggi.
Referensi:
-https://www.jewishvirtuallibrary.org/indonesia-virtual-jewish-history-tour
-https://thediplomat.com/2015/03/the-quiet-growth-in-indonesia-israel-relations/
-https://international.sindonews.com/read/868355/43/apakah-israel-mengakui-kemerdekaan-indonesia-1661598521/10
Lihat Juga: IDF Terbitkan 1.100 Surat Perintah Penangkapan bagi Penghindar Wajib Militer Yahudi Ultra-Ortodoks
(esn)