PM Armenia Telepon Putin dan Macron soal Serangan Azerbaijan

Selasa, 13 September 2022 - 09:03 WIB
loading...
PM Armenia Telepon Putin...
Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan dengan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan selama pertemuan di Moskow, Rusia 7 April 2021. Foto/Sputnik/Mikhail Klimentyev/REUTERS
A A A
YEREVAN - Perdana Menteri (PM) Armenia Nikol Pashinyan berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada dini hari Selasa (12/9/2022).

Sebelumnya, Azerbaijan melepaskan tembakan dengan artileri dan drone di beberapa daerah di sepanjang perbatasan dengan Armenia.

Dalam panggilan telepon terpisah, Pashinyan memberi tahu Putin dan Macron tentang “tindakan provokatif dan agresif angkatan bersenjata Azerbaijan terhadap wilayah kedaulatan Armenia, yang dimulai pada tengah malam.”

“Dia menekankan pentingnya tanggapan yang memadai dari komunitas internasional,” ungkap pernyataan pemerintah di Yerevan.



Kementerian Pertahanan (Kemhan) Armenia mengklaim infrastruktur militer dan sipil di Sotk, Vardenis, Goris, Kapan, Artanish dan Ishkhanasar telah ditembaki, dan ada laporan mengenai korban.

Menurut Yerevan, klaim Azerbaijan bahwa penembakan itu dimulai oleh Armenia adalah "sepenuhnya salah."

Kementerian Pertahanan Azerbaijan menuduh "penyabotase" Armenia atas ranjau jalan dan infrastruktur di sisi perbatasan Azeri selama akhir pekan, menyebabkan jumlah korban militer yang tidak ditentukan.

Baca juga: Membara, Azerbaijan Serang Perbatasan Armenia

Baku juga mencela sebagai laporan "palsu" tentang "invasi skala penuh" oleh Azerbaijan ke wilayah Armenia.

Media Armenia melaporkan Rusia telah menengahi gencatan senjata yang akan dimulai pada 02:30 waktu setempat, tetapi Azerbaijan membantahnya. Pertempuran dilaporkan sedang berlangsung.

Armenia dan Azerbaijan telah berselisih sejak mereka mendeklarasikan kemerdekaan dari Uni Soviet, terutama atas Nagorno Karabakh yang berada di dalam Azerbaijan tetapi memiliki populasi etnis mayoritas Armenia.

Orang-orang Armenia menang pada awal 1990-an, membangun kendali atas sebagian besar daerah kantong dan wilayah yang menghubungkannya dengan Armenia.

Pada September 2020, Baku meluncurkan kampanye untuk merebut kembali wilayah tersebut, dengan bantuan drone yang dipasok Turki.

Gencatan senjata yang ditengahi Moskow membuat setengah dari Nagorno-Karabakh dihuni oleh orang-orang Armenia dan dilindungi penjaga perdamaian Rusia, sementara semua wilayah lain yang sebelumnya dikendalikan Yerevan diserahkan kembali ke Baku.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2073 seconds (0.1#10.140)