Rusia Tegaskan Tak akan Mundur dari Lokasi PLTN Zaporozhye
loading...
A
A
A
MOSKOW - Rusia tidak memiliki rencana menarik pasukannya dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporozhye, tempat mereka menjaga fasilitas tersebut.
Penegasan itu diungkapkan Sekretaris Pers Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.
“Sekarang, tidak ada diskusi tentang penarikan pasukan dari situs nuklir Zaporozhye,” ujar Peskov dalam konferensi pers pada Senin (11/9/2022).
“Diskusinya adalah tentang memaksa pihak Ukraina menghentikan penembakan barbar terhadap fasilitas di wilayah pabrik, yang dapat menyebabkan konsekuensi yang menyedihkan dan membawa bencana,” papar dia.
Juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin membahas masalah ini setelah Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengumumkan pada Minggu bahwa konsultasi telah dimulai "untuk membangun zona keamanan nuklir dan fisik" di sekitar PLTN Zaporozhye.
“Rusia sekali lagi mendesak negara-negara, yang memiliki pengaruh di pihak Ukraina, untuk menggunakan pengaruh itu untuk menghentikan penembakan yang terus berlanjut setiap hari ini," ungkap dia.
Fasilitas nuklir Zaporozhye, yang merupakan yang terbesar di Eropa, telah berada di bawah kendali Rusia sejak Maret, tetapi masih dioperasikan para staf Ukraina.
Fasilitas dan kota terdekat Energodar telah berulang kali diserang rudal dan artileri dalam beberapa pekan terakhir, yang dituduhkan Moskow dilakukan oleh Kiev.
Dikatakan juga bahwa pasukan Rusia telah menangkis beberapa upaya merebut kembali PLTN oleh penyabot Ukraina.
Moskow telah memperingatkan penembakan terus-menerus terhadap situs nuklir dapat menyebabkan bencana yang akan melampaui insiden Chernobyl 1986 dan mempengaruhi banyak negara di Eropa.
Ukraina mengklaim Rusia telah mengubah pabrik itu menjadi pangkalan militer dan menyerangnya sendiri untuk menyalahkan Kiev. Pihak berwenang Rusia telah membantah tuduhan itu.
Setelah seruan berulang kali oleh Moskow, tim inspektur IAEA mengunjungi pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporozhye pada awal September.
Badan pengawas nuklir PBB menuntut agar semua serangan terhadap pembangkit itu “segera dihentikan,” tetapi menahan diri untuk tidak mengidentifikasi pihak yang bertanggung jawab atas penembakan itu.
Pada Minggu, reaktor terakhir yang bekerja dari enam reaktor di fasilitas itu ditutup karena alasan keamanan.
Vladimir Rogov, anggota administrasi Wilayah Zaporozhye, mengatakan pembangkit listrik itu dapat dihidupkan kembali setelah jalur kontak antara pasukan Rusia dan Ukraina dipindahkan lebih jauh darinya dan saluran listrik yang telah rusak oleh para penyerang diperbaiki.
Penegasan itu diungkapkan Sekretaris Pers Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.
“Sekarang, tidak ada diskusi tentang penarikan pasukan dari situs nuklir Zaporozhye,” ujar Peskov dalam konferensi pers pada Senin (11/9/2022).
“Diskusinya adalah tentang memaksa pihak Ukraina menghentikan penembakan barbar terhadap fasilitas di wilayah pabrik, yang dapat menyebabkan konsekuensi yang menyedihkan dan membawa bencana,” papar dia.
Juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin membahas masalah ini setelah Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengumumkan pada Minggu bahwa konsultasi telah dimulai "untuk membangun zona keamanan nuklir dan fisik" di sekitar PLTN Zaporozhye.
“Rusia sekali lagi mendesak negara-negara, yang memiliki pengaruh di pihak Ukraina, untuk menggunakan pengaruh itu untuk menghentikan penembakan yang terus berlanjut setiap hari ini," ungkap dia.
Fasilitas nuklir Zaporozhye, yang merupakan yang terbesar di Eropa, telah berada di bawah kendali Rusia sejak Maret, tetapi masih dioperasikan para staf Ukraina.
Fasilitas dan kota terdekat Energodar telah berulang kali diserang rudal dan artileri dalam beberapa pekan terakhir, yang dituduhkan Moskow dilakukan oleh Kiev.
Dikatakan juga bahwa pasukan Rusia telah menangkis beberapa upaya merebut kembali PLTN oleh penyabot Ukraina.
Moskow telah memperingatkan penembakan terus-menerus terhadap situs nuklir dapat menyebabkan bencana yang akan melampaui insiden Chernobyl 1986 dan mempengaruhi banyak negara di Eropa.
Ukraina mengklaim Rusia telah mengubah pabrik itu menjadi pangkalan militer dan menyerangnya sendiri untuk menyalahkan Kiev. Pihak berwenang Rusia telah membantah tuduhan itu.
Setelah seruan berulang kali oleh Moskow, tim inspektur IAEA mengunjungi pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporozhye pada awal September.
Badan pengawas nuklir PBB menuntut agar semua serangan terhadap pembangkit itu “segera dihentikan,” tetapi menahan diri untuk tidak mengidentifikasi pihak yang bertanggung jawab atas penembakan itu.
Pada Minggu, reaktor terakhir yang bekerja dari enam reaktor di fasilitas itu ditutup karena alasan keamanan.
Vladimir Rogov, anggota administrasi Wilayah Zaporozhye, mengatakan pembangkit listrik itu dapat dihidupkan kembali setelah jalur kontak antara pasukan Rusia dan Ukraina dipindahkan lebih jauh darinya dan saluran listrik yang telah rusak oleh para penyerang diperbaiki.
(sya)