Membara, Azerbaijan Serang Perbatasan Armenia
loading...
A
A
A
BAKU - Ledakan yang dikaitkan dengan artileri dan drone dilaporkan penduduk Vardenis, Jermuk, Goris, dan Tatev, kota-kota di dalam wilayah Armenia, tak lama setelah tengah malam pada Selasa (12/9/2022). Armenia menyalahkan negara tetangga Azerbaijan atas serangan itu.
“Tembakan dilepaskan di sepanjang garis perbatasan Armenia-Azerbaijan, dan pemerintah di Yerevan telah mengadakan pertemuan darurat,” ungkap laporan media lokal.
Kementerian Pertahanan (Kemhan) Armenia mengatakan tentara Azerbaijan menggunakan artileri berat dan drone juga digunakan dalam serangan itu.
Satu drone Bayraktar buatan Turki diduga ditembak jatuh di atas Vardenis, yang berada di utara Armenia dan tidak berdekatan dengan wilayah Nagorno Karabakh yang disengketakan.
“Pasukan Armenia memberikan tanggapan yang memadai,” ungkap pernyataan Yerevan.
Pemerintah Azerbaijan mengatakan Armenia “memulai provokasi yang meluas” terhadap angkatan bersenjata Azeri, yang merespons dengan “tembakan intensif” terhadap posisi-posisi Armenia.
Kementerian Pertahanan di Baku menuduh “tim penyabot” Armenia memasang ranjau di jalan dan menembakkan mortir ke posisi tentara Azerbaijan di dekat kota Basarkecher, Istisu, Garakilsa dan Gorus, di sisi perbatasan Azeri, menyebabkan “kerugian di antara personel dan kerusakan pada infrastruktur militer.”
Azerbaijan juga menyatakan ada kerugian di antara personel dan peralatan militer angkatan bersenjata Armenia.
Bentrokan Selasa pagi adalah eskalasi besar ketegangan antara kedua negara Kaukasus.
Azerbaijan menyerang Nagorno-Karabakh pada awal Agustus setelah menuduh Armenia melanggar gencatan senjata 2020 dan menuntut “demliterisasi” penuh wilayah yang dihuni etnis Armenia. Serangan itu memicu kecaman dari Rusia, yang merupakan penjamin gencatan senjata.
Nagorno-Karabakh diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan. Namun, wilayah tersebut memiliki sebagian besar penduduk Armenia dan mencari kemerdekaan dari Baku pada 1990-an.
Wilaya itu secara de-facto memiliki pemerintahan sendiri dan menikmati dukungan dari Armenia sejak saat itu.
Pada tahun 2020, Baku dan Yerevan berperang selama 44 hari atas wilayah yang disengketakan, yang berakhir dengan gencatan senjata yang ditengahi Rusia yang membuat pasukan penjaga perdamaian Rusia dikerahkan ke Nagorno-Karabakh.
Gencatan senjata yang ditengahi Moskow membuat setengah dari Nagorno-Karabakh dihuni orang-orang Armenia dan dilindungi penjaga perdamaian Rusia, sementara semua wilayah lain yang sebelumnya dikendalikan Yerevan diserahkan kembali ke Baku.
“Tembakan dilepaskan di sepanjang garis perbatasan Armenia-Azerbaijan, dan pemerintah di Yerevan telah mengadakan pertemuan darurat,” ungkap laporan media lokal.
Kementerian Pertahanan (Kemhan) Armenia mengatakan tentara Azerbaijan menggunakan artileri berat dan drone juga digunakan dalam serangan itu.
Satu drone Bayraktar buatan Turki diduga ditembak jatuh di atas Vardenis, yang berada di utara Armenia dan tidak berdekatan dengan wilayah Nagorno Karabakh yang disengketakan.
“Pasukan Armenia memberikan tanggapan yang memadai,” ungkap pernyataan Yerevan.
Pemerintah Azerbaijan mengatakan Armenia “memulai provokasi yang meluas” terhadap angkatan bersenjata Azeri, yang merespons dengan “tembakan intensif” terhadap posisi-posisi Armenia.
Kementerian Pertahanan di Baku menuduh “tim penyabot” Armenia memasang ranjau di jalan dan menembakkan mortir ke posisi tentara Azerbaijan di dekat kota Basarkecher, Istisu, Garakilsa dan Gorus, di sisi perbatasan Azeri, menyebabkan “kerugian di antara personel dan kerusakan pada infrastruktur militer.”
Azerbaijan juga menyatakan ada kerugian di antara personel dan peralatan militer angkatan bersenjata Armenia.
Bentrokan Selasa pagi adalah eskalasi besar ketegangan antara kedua negara Kaukasus.
Azerbaijan menyerang Nagorno-Karabakh pada awal Agustus setelah menuduh Armenia melanggar gencatan senjata 2020 dan menuntut “demliterisasi” penuh wilayah yang dihuni etnis Armenia. Serangan itu memicu kecaman dari Rusia, yang merupakan penjamin gencatan senjata.
Nagorno-Karabakh diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan. Namun, wilayah tersebut memiliki sebagian besar penduduk Armenia dan mencari kemerdekaan dari Baku pada 1990-an.
Wilaya itu secara de-facto memiliki pemerintahan sendiri dan menikmati dukungan dari Armenia sejak saat itu.
Pada tahun 2020, Baku dan Yerevan berperang selama 44 hari atas wilayah yang disengketakan, yang berakhir dengan gencatan senjata yang ditengahi Rusia yang membuat pasukan penjaga perdamaian Rusia dikerahkan ke Nagorno-Karabakh.
Gencatan senjata yang ditengahi Moskow membuat setengah dari Nagorno-Karabakh dihuni orang-orang Armenia dan dilindungi penjaga perdamaian Rusia, sementara semua wilayah lain yang sebelumnya dikendalikan Yerevan diserahkan kembali ke Baku.
(sya)