Sekolahnya Ditutup Taliban, Puluhan Gadis Afghanistan Berdemonstrasi
loading...
A
A
A
KABUL - Puluhan gadis menggelar aksi protes di sebuah kota Afghanistan timur pada hari Sabtu setelah otoritas Taliban menutup sekolah menengah mereka hanya beberapa hari setelah kelas dilanjutkan. Hal itu diungkapkan seorang aktivis dan penduduk.
Pekan lalu, lima sekolah menengah negeri di provinsi timur Paktia memulai kembali kelas belajat setelah ratusan gadis dan pemimpin suku menuntut agar sekolah dibuka kembali.
Tetapi ketika siswa di Ibu Kota provinsi Gardez itu pergi ke kelas pada hari Sabtu, mereka disuruh pulang, kata seorang aktivis hak-hak perempuan dan penduduk.
“Pagi ini ketika mereka tidak mengizinkan gadis-gadis itu masuk sekolah, kami melakukan protes,” kata aktivis Yasmin, penyelenggara aksi protes seperti dikutip dari Al Arabiya, Minggu (11/9/2022).
Mengenakan seragam sekolah mereka - jilbab putih dan shalwar kameez hitam - gadis-gadis itu berbaris melalui pusat kota Gardez untuk memprotes penutupan itu.
Empat dari sekolah yang baru dibuka kembali berada di Gardez dan satu di Samkani.
Gambar yang diposting di media sosial hari Sabtu menunjukkan gadis-gadis itu berbaris melalui pusat kota saat penduduk dan pemilik toko hanya bisa menyaksikan.
“Taliban tidak mengizinkan siapa pun untuk mengambil rekaman protes. Bahkan, mereka merusak ponsel beberapa pengunjuk rasa,” kata Yasmin kepada AFP melalui telepon.
Dua warga dari kota itu juga membenarkan aksi protes tersebut, yang tidak boleh diliput oleh wartawan.
Pekan lalu, lima sekolah menengah negeri di provinsi timur Paktia memulai kembali kelas belajat setelah ratusan gadis dan pemimpin suku menuntut agar sekolah dibuka kembali.
Tetapi ketika siswa di Ibu Kota provinsi Gardez itu pergi ke kelas pada hari Sabtu, mereka disuruh pulang, kata seorang aktivis hak-hak perempuan dan penduduk.
“Pagi ini ketika mereka tidak mengizinkan gadis-gadis itu masuk sekolah, kami melakukan protes,” kata aktivis Yasmin, penyelenggara aksi protes seperti dikutip dari Al Arabiya, Minggu (11/9/2022).
Mengenakan seragam sekolah mereka - jilbab putih dan shalwar kameez hitam - gadis-gadis itu berbaris melalui pusat kota Gardez untuk memprotes penutupan itu.
Empat dari sekolah yang baru dibuka kembali berada di Gardez dan satu di Samkani.
Gambar yang diposting di media sosial hari Sabtu menunjukkan gadis-gadis itu berbaris melalui pusat kota saat penduduk dan pemilik toko hanya bisa menyaksikan.
“Taliban tidak mengizinkan siapa pun untuk mengambil rekaman protes. Bahkan, mereka merusak ponsel beberapa pengunjuk rasa,” kata Yasmin kepada AFP melalui telepon.
Dua warga dari kota itu juga membenarkan aksi protes tersebut, yang tidak boleh diliput oleh wartawan.