Panglima Militer Ukraina Waswas Rusia Gunakan Senjata Nuklir, Bisa Perang Dunia III
loading...
A
A
A
KIEV - Panglima Militer Ukraina Jenderal Valeriy Zaluzhnyi khawatir Rusia akan menggunakan senjata nuklir dalam perangnya saat ini, yang berpotensi memicu konflik dengan kekuatan nuklir lainnya.
Dalam artikel yang ditulis bersama anggota Parlemen Mykhailo Zabrodskyi di Ukrinform, Jenderal Zaluzhnyi memprediksi perang di Ukraina yang dimulai dengan invasi Rusia pada 24 Februari akan berlanjut hingga tahun depan.
Artikel tersebut sejauh ini berisi penilaian paling rinci dari Panglima Militer Ukraina tentang perang hingga saat ini, dan memberikan pesan yang sangat kontras dengan yang diberikan oleh para pejabat tinggi Ukraina.
“Ada ancaman langsung penggunaan, dalam keadaan tertentu, senjata nuklir taktis oleh Angkatan Bersenjata Rusia,” kata Zaluzhnyi.
"Juga tidak mungkin untuk sepenuhnya mengesampingkan kemungkinan keterlibatan langsung negara-negara terkemuka dunia dalam konflik nuklir 'terbatas', di mana prospek Perang Dunia II sudah terlihat secara langsung," lanjut jenderal tersebut.
Moskow di masa lalu membantah spekulasi potensi penggunaan senjata nuklir atau pun senjata kimia dalam perangnya di Ukraina.
Zaluzhnyi dan Zabrodskyi, dalam artikel tersebut, menulis bahwa Ukraina perlu mencocokkan jangkauan serangan senjata Moskow untuk mengubah gelombang perang.
“Satu-satunya jalan menuju perubahan utama dalam situasi strategis tidak diragukan lagi adalah serangkaian beberapa serangan balik berturut-turut, atau idealnya simultan, oleh Angkatan Bersenjata Ukraina selama kampanye 2023,” tulis mereka, yang dilansir Reuters, Kamis (8/9/2022).
Amerika Serikat telah memasok pemerintah Kiev dengan senjata jarak jauh yang canggih dengan syarat Ukraina tidak akan menggunakannya untuk menjangkau target di wilayah Rusia.
Artikel tersebut berisi pengakuan pertama Ukraina bahwa mereka bertanggung jawab atas apa yang para penulis katakan sebagai serangan roket ke pangkalan udara Rusia di Crimea, termasuk yang merusak pangkalan militer Saky bulan lalu.
Dalam artikel yang ditulis bersama anggota Parlemen Mykhailo Zabrodskyi di Ukrinform, Jenderal Zaluzhnyi memprediksi perang di Ukraina yang dimulai dengan invasi Rusia pada 24 Februari akan berlanjut hingga tahun depan.
Artikel tersebut sejauh ini berisi penilaian paling rinci dari Panglima Militer Ukraina tentang perang hingga saat ini, dan memberikan pesan yang sangat kontras dengan yang diberikan oleh para pejabat tinggi Ukraina.
“Ada ancaman langsung penggunaan, dalam keadaan tertentu, senjata nuklir taktis oleh Angkatan Bersenjata Rusia,” kata Zaluzhnyi.
"Juga tidak mungkin untuk sepenuhnya mengesampingkan kemungkinan keterlibatan langsung negara-negara terkemuka dunia dalam konflik nuklir 'terbatas', di mana prospek Perang Dunia II sudah terlihat secara langsung," lanjut jenderal tersebut.
Moskow di masa lalu membantah spekulasi potensi penggunaan senjata nuklir atau pun senjata kimia dalam perangnya di Ukraina.
Zaluzhnyi dan Zabrodskyi, dalam artikel tersebut, menulis bahwa Ukraina perlu mencocokkan jangkauan serangan senjata Moskow untuk mengubah gelombang perang.
“Satu-satunya jalan menuju perubahan utama dalam situasi strategis tidak diragukan lagi adalah serangkaian beberapa serangan balik berturut-turut, atau idealnya simultan, oleh Angkatan Bersenjata Ukraina selama kampanye 2023,” tulis mereka, yang dilansir Reuters, Kamis (8/9/2022).
Amerika Serikat telah memasok pemerintah Kiev dengan senjata jarak jauh yang canggih dengan syarat Ukraina tidak akan menggunakannya untuk menjangkau target di wilayah Rusia.
Artikel tersebut berisi pengakuan pertama Ukraina bahwa mereka bertanggung jawab atas apa yang para penulis katakan sebagai serangan roket ke pangkalan udara Rusia di Crimea, termasuk yang merusak pangkalan militer Saky bulan lalu.