3 Negara yang Pernah Berperang dengan China

Jum'at, 02 September 2022 - 19:12 WIB
loading...
3 Negara yang Pernah...
Tiga negara yang pernah berperang dengan China. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - China atau biasa disebut Tiongkok adalah negara di Asia Timur yang merupakan Negara Asia terbesar dengan jumlah populasinya paling banyak di dunia.

Di antara negara besar lainnya di dunia, China dilampaui oleh Rusia dan Kanada dengan luas hampir seluruh Eropa. Pekembangan budayanya yang lama, membuat China dianggap negara dengan peradaban tertua dan terlama.

China dapat dikatakan sebagai negara dengan pertumbuhan ekonominya yang paling cepat di dunia. Negara yang dikenal dengan sebutan Negeri Tirai Bambu ini menjadi sangat populer karena produk buatannya yang hampir menguasai pasar-pasar di dunia. Meskipun produk tersebut merupakan produk replika dari barang original.

Namun latar belakang yang dimiliki negara penghasil kertas tisu ini menyebabkan beberapa kemurkaan bagi negara-negara lain yang menyebabkan peperangan.

Berikut 3 Negara yang pernah perang dengan China yang berhasil dirangkum dari berbagai sumber.

1. Jepang dengan China

Konflik pertama yang terjadi antara Jepang dan China pada 1894 hingga 1895 ditandai dengan hadirnya Jepang sebagai kekuatan besar di dunia yang menunjukkan kelemahan pemerintahan China.

Perang pertama ini dilatarbelakangi karena memperebutkan Korea, yang mana Korea saat itu merupakan negara klien China. Namun lokasi strategis yang berada di seberang pulau Jepang dan sumber daya batu baranya yang melimpah menjadi daya tarik Jepang.



Pada tahun 1875 Jepang membeli teknologi di Barat dan memaksa Korea agar mau membuka dirinya dalam perdagangan luar negeri, terkhusus pada Jepang. Hal ini membuat Jepang diidentifikasikan sebagai kekuatan modernisasi radikal oleh pemerintahan Korea, sementara China terus memberikan sponsor kepada para pejabat di sekitar keluarga kerajaan.

Kemudian tahun 1884, kelompok reformis pro-Jepang berusaha menggulingkan pemerintahan Korea. Namun saat itu pasukan China di bawah pimpinan Jenderal Yuan Shikai berhasil menyelamatkan raja dengan membunuh beberapa penjaga kedutaan Jepang.

Tidak terjadi perang saat itu, karena kedua negara itu menandatangani Konvensi Li-Ito yang membebaskan kedua negara untuk mengambil pasukan dari Korea.

Menyusul tahun 1894, Jepang berhasil dibanjiri kebanggaan nasional setelah program modernisasinya sukses dan memiliki pengaruh besar bagi kaum muda Korea. Saat itu pemimpin Korea pro-Jepang Kim Ok Kyun dipancing ke Shanghai oleh China dan kemudian dibunuh. Mayat Kim Ok Kyun kemudian dimasukan ke dalam kapal perang China dan kembali dikirim ke Korea. Hal ini membuat Jepang murka karena merasa dihina. Jepang juga menganggap bahwa hal ini telah melanggar Konvensi Li-Ito, saat itu Jepang langsung mengirim sebanyak 8000 pasukan ke Korea.

Tak mau kalah, China juga memperkuat pasukannya. Namun ketika itu Jepang mengobarkan situasi untuk berperang setelah menenggelamkan kapal uap yang berisikan bantuan. Akhirnya perang terjadi tepat pada 1 Agustus 1894.

Setelah berakhirnya perang pertama dimana Jepang berhasil memperoleh kemenangan. Jepang dan China kembali melakukan perang kedua pada 7 Juli 1937 hingga 9 September 1945 karena Jepang yang ingin mendominasi wilayah di Asia Timur Raya, termasuk negara China.

Perang kedua ini dapat dikatakan sebagai perang lanjutan pada perang pertama. Perang ini juga menjadi perang paling besar yang terjadi di Asia selama abad ke-20.



2. Vietnam dengan China

Perang yang terjadi antara China dengan Vietnam merupakan perang dengan melibatkan antara Uni Soviet dengan Vietnam yang sebelumnya terjadi pada tahun 1955 hingga 1975.

Sementara perang antara Vietnam dengan China terjadi pada 17 Februari 1979 hingga 16 Maret 1979 dimana saat itu terlihat China memasuki wilayah perbatasan utara Vietnam untuk menyerang negeri dengan julukan naga biru itu.

China membawa 200 ribu prajurit, 400 tank dan 1500 artileri ke dalam wilayah perbatasan tersebut.

Perang yang terjadi di antara dua negara ini dilatarbelakangi sebagai tanggapan China pada tindakan provokatif yang dilakukan oleh Hanoi dalam mendukung Hanoi melawan pasukan AS pada perang Vietnam.

Namun pada pertengahan 1970 persahabatan keduanya memburuk ketika Vietnam bergabung dengan Dewan Kerjasama Ekonomi Bersama (Comecon) yang didominasi Soviet dan menandatangani perjanjian persahabatan dan kerjasama dengan Uni Soviet yang merupakan musuh terbesar China pada tahun 1978.

Hal inilah yang menjadi pemicu kedua negara tersebut selalu melakukan perang balasan.

3. India dengan China

Sebelum kedua negara ini terlibat perang, keduanya memiliki hubungan baik satu sama lain. India dan China sendiri merupakan negara dengan peradaban paling tua di Asia.



Pada tahun 1949 India menjadi negara kedua yang mengakui bahwa China menjadi langkah lain untuk hubungan yang baik, sehingga adanya kesepakatan antara keduanya untuk hidup berdampingan dengan damai yang tertulis dalam perjanjian Panchsheel.

Perjanjian Panchsheel sendiri merupakan perjanjian dimana kedua negara harus menghormati integritas teritorial masing-masing, kebijakan saling non agresi dan non intervensi dalam masalah domestik yang saling menguntungkan.

Perdana Menteri China Zhou Enlai saat itu juga mengunjungi India dan mengatakan tidak akan ada perang di masa depan pada keduanya. Hingga pada 1950 hingga 1959 kedua negara tersebut memiliki slogan yang berbunyi, “Hindi Chini Bhai Bhai” yang berarti persaudaraan antara masyarakat India dengan China.

Namun pada 1959, menjadi titik balik munculnya masalah perbatasan antara kedua negara tersebut, dimana setelah kepergian Inggris garis perbatasan Mcmahon menjadi garis perbatasan India dengan China. Sayangnya China menolak hal itu karena menganggap daerah yang berada di dalam garis itu sebagai wilayah kekuasaannya sendiri. India yang mengetahui hal itu memprotes sehingga terjadilah bentrokan.

Bentrokan yang dulunya kecil menjadi perang di tahun 1962 antara India dan China, perang ini dinamakan sebagai perang perbatasan. Saat inilah India kembali membalas permusuhan dengan China dengan memindahkan pasukannya ke daerah perbatasan.

Penulis: MG/Ni Made Susilawati
(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1578 seconds (0.1#10.140)