Taiwan: China Simulasikan Serangan ke Kapal Angkatan Laut AS
loading...
A
A
A
TAIPEI - China telah melakukan simulasi serangan terhadap kapal Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) dan bertujuan untuk mencegah pasukan asing datang membantu Taiwan jika terjadi perang. Hal itu diungkapkan Kementerian Pertahanan Taiwan, Kamis (1/9/2022).
Kementerian Pertahanan Taiwan dalam sebuah laporan kepada parlemen yang ditinjau oleh Reuters, mengatakan, China terus memperkuat kesiapan tempurnya untuk serangan di pulau itu. Kesiapan itu berfokus pada rantai pulau pertama, yang membentang dari Jepang melalui Taiwan, Filipina dan ke Kalimantan, meliputi laut pesisir China.
“China telah menggunakan latihan tempur untuk melakukan serangan simulasi terhadap kapal-kapal AS yang masuk ke dalam rantai pulau pertama," kata laporan itu. “Latian itu bertujuan untuk mendapatkan kendali strategis atas rantai pulau itu pada tahun 2035,” lanjut laporan tersebut.
Menurut Kementerian Pertahanan Taiwan, mulai tahun ini China telah meningkatkan intimidasi militernya, termasuk latihan yang bertujuan untuk merusak moral Taiwan dan "memaksa negosiasi dengan perang" dan "memaksa penyatuan dengan senjata".
“China dapat menggunakan pasukan atau agen khusus untuk "memenggal" sistem komando Taiwan dan merusak infrastruktur dalam serangan, dan mampu meluncurkan serangan elektronik untuk mengganggu komunikasi dan sistem komando,” lanjut laporan itu.
Tidak ada tanggapan segera dari Beijing atas laporan tersebut. Ketegangan antara Taiwan dan China telah meningkat setelah kunjungan ke Taipei bulan lalu oleh Ketua DPR AS Nancy Pelosi, yang membuat marah Beijing. China memandang kunjungan Pelosi ke Taiwan sebagai campur tangan dalam urusannya.
China, yang mengklaim Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai miliknya, melakukan latihan perang setelah perjalanan Pelosi dan melanjutkan kegiatan militernya di dekat pulau itu.
Sementara AS secara teratur mengirim kapal Angkatan Laut berlayar ke Laut China Selatan, kadang-kadang dekat dengan pulau-pulau yang dikuasai China, dan juga melalui Selat Taiwan. AS menyebut tindakan ini sebagai misi kebebasan navigasi yang selalu membuat marah Cina.
Kementerian Pertahanan Taiwan dalam sebuah laporan kepada parlemen yang ditinjau oleh Reuters, mengatakan, China terus memperkuat kesiapan tempurnya untuk serangan di pulau itu. Kesiapan itu berfokus pada rantai pulau pertama, yang membentang dari Jepang melalui Taiwan, Filipina dan ke Kalimantan, meliputi laut pesisir China.
“China telah menggunakan latihan tempur untuk melakukan serangan simulasi terhadap kapal-kapal AS yang masuk ke dalam rantai pulau pertama," kata laporan itu. “Latian itu bertujuan untuk mendapatkan kendali strategis atas rantai pulau itu pada tahun 2035,” lanjut laporan tersebut.
Menurut Kementerian Pertahanan Taiwan, mulai tahun ini China telah meningkatkan intimidasi militernya, termasuk latihan yang bertujuan untuk merusak moral Taiwan dan "memaksa negosiasi dengan perang" dan "memaksa penyatuan dengan senjata".
“China dapat menggunakan pasukan atau agen khusus untuk "memenggal" sistem komando Taiwan dan merusak infrastruktur dalam serangan, dan mampu meluncurkan serangan elektronik untuk mengganggu komunikasi dan sistem komando,” lanjut laporan itu.
Tidak ada tanggapan segera dari Beijing atas laporan tersebut. Ketegangan antara Taiwan dan China telah meningkat setelah kunjungan ke Taipei bulan lalu oleh Ketua DPR AS Nancy Pelosi, yang membuat marah Beijing. China memandang kunjungan Pelosi ke Taiwan sebagai campur tangan dalam urusannya.
China, yang mengklaim Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai miliknya, melakukan latihan perang setelah perjalanan Pelosi dan melanjutkan kegiatan militernya di dekat pulau itu.
Sementara AS secara teratur mengirim kapal Angkatan Laut berlayar ke Laut China Selatan, kadang-kadang dekat dengan pulau-pulau yang dikuasai China, dan juga melalui Selat Taiwan. AS menyebut tindakan ini sebagai misi kebebasan navigasi yang selalu membuat marah Cina.
(esn)