Kasus Covid-19 Melonjak, China Lockdown Kota Berpenduduk 21 Juta
loading...
A
A
A
BEIJING - Pihak berwenang di China telah mengunci atau lockdown Chengdu, kota berpenduduk 21 juta orang di barat daya, menyusul lonjakan kasus Covid-19 .
Penduduk telah diperintahkan untuk tinggal di rumah, dan sekitar 70% penerbangan telah ditangguhkan ke dan dari kota, yang merupakan pusat transit utama di provinsi Sichuan sertan pusat pemerintahan dan ekonomi.
Kebijakan itu juga membuat awal baru masa sekolah pun terpaksa ditunda, meskipun angkutan umum tetap beroperasi dan warga diizinkan meninggalkan kota jika mereka dapat menunjukkan kebutuhan khusus.
Di bawah aturan yang diumumkan pada Kamis (1/9/2022), hanya satu anggota dari setiap keluarga yang dapat menunjukkan tes virus negatif dalam 24 jam terakhir yang diizinkan keluar per hari untuk membeli kebutuhan.
Dikutip dari Associated Press, tidak ada informasu yang dikeluarkan terkait kapan penguncian akan dicabut.
Tindakan serupa juga telah membuat jutaan orang dikurung di rumah mereka di kota timur laut Dalian, serta Shijiazhuang, Ibu Kota provinsi Hebei yang berbatasan dengan Ibu Kota Beijing.
Chengdu telah melaporkan sekitar 1.000 kasus dalam wabah terbaru dan tidak ada kematian dari putaran terakhir transmisi domestik. Namun langkah-langkah ekstrem tersebut mencerminkan ketatnya China dalam mematuhi kebijakan "nol Covid" yang telah menimbulkan kerugian besar pada ekonomi, dengan penguncian, penutupan bisnis dan persyaratan pengujian massal.
China mengatakan langkah-langkah tersebut diperlukan untuk mencegah penyebaran virus yang lebih luas, yang pertama kali terdeteksi di Wuhan, China tengah, pada akhir 2019.
Ketakutan terjebak dalam situasi penguncian atau dikirim ke fasilitas karantina bahkan karena berada di dekat orang yang dites positif telah sangat membatasi pekerjaan, konsumsi, dan kebiasaan bepergian orang.
Penduduk telah diperintahkan untuk tinggal di rumah, dan sekitar 70% penerbangan telah ditangguhkan ke dan dari kota, yang merupakan pusat transit utama di provinsi Sichuan sertan pusat pemerintahan dan ekonomi.
Kebijakan itu juga membuat awal baru masa sekolah pun terpaksa ditunda, meskipun angkutan umum tetap beroperasi dan warga diizinkan meninggalkan kota jika mereka dapat menunjukkan kebutuhan khusus.
Di bawah aturan yang diumumkan pada Kamis (1/9/2022), hanya satu anggota dari setiap keluarga yang dapat menunjukkan tes virus negatif dalam 24 jam terakhir yang diizinkan keluar per hari untuk membeli kebutuhan.
Dikutip dari Associated Press, tidak ada informasu yang dikeluarkan terkait kapan penguncian akan dicabut.
Tindakan serupa juga telah membuat jutaan orang dikurung di rumah mereka di kota timur laut Dalian, serta Shijiazhuang, Ibu Kota provinsi Hebei yang berbatasan dengan Ibu Kota Beijing.
Chengdu telah melaporkan sekitar 1.000 kasus dalam wabah terbaru dan tidak ada kematian dari putaran terakhir transmisi domestik. Namun langkah-langkah ekstrem tersebut mencerminkan ketatnya China dalam mematuhi kebijakan "nol Covid" yang telah menimbulkan kerugian besar pada ekonomi, dengan penguncian, penutupan bisnis dan persyaratan pengujian massal.
China mengatakan langkah-langkah tersebut diperlukan untuk mencegah penyebaran virus yang lebih luas, yang pertama kali terdeteksi di Wuhan, China tengah, pada akhir 2019.
Ketakutan terjebak dalam situasi penguncian atau dikirim ke fasilitas karantina bahkan karena berada di dekat orang yang dites positif telah sangat membatasi pekerjaan, konsumsi, dan kebiasaan bepergian orang.
(ian)