Rusia dan Korea Selatan akan Bangun PLTN Pertama di Mesir

Senin, 29 Agustus 2022 - 14:34 WIB
loading...
Rusia dan Korea Selatan akan Bangun PLTN Pertama di Mesir
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) bertemu Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi di Kairo, Mesir, 11 Desember 2017. Foto/REUTERS/Alexander Zemlianichenko
A A A
SEOUL - Korea Selatan (Korsel) telah menandatangani perjanjian senilai USD2,25 miliar dengan Rosatom milik negara Rusia untuk menyediakan bangunan dan komponen bagi pembangkit nuklir pertama Mesir.

Menurut pernyataan yang dirilis pada Kamis (25/8/2022) oleh Kementerian Energi Korea Selatan, perusahaan milik negara Korea Hydro & Nuclear Power Co, memenangkan kontrak dan terpilih sebagai penawar tunggal untuk bagian dari proyek di El-Daaba Mesir pada Desember 2021.

Reaktor pembangkit nuklir akan dibangun oleh Rosatom Rusia sementara perusahaan Korea Selatan akan membangun fasilitas lain dengan unit pertama dijadwalkan untuk operasi komersial pada tahun 2028.



Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menyambut baik kesepakatan itu di halaman Facebook-nya.

Dia menggambarkannya sebagai ilustrasi "teknologi tenaga nuklir yang sangat baik" di negara itu.

"Energi nuklir tidak hanya memainkan peran penting dalam memenuhi meningkatnya permintaan listrik dan mencapai netralitas karbon, tetapi juga menyatukan bangsa-bangsa," ungkap Direktur Bisnis Internasional Rosatom Boris Arseev pada upacara penandatanganan, menurut siaran pers perusahaan.

"Kami di Rosatom sangat percaya bahwa kerja sama nuklir tidak boleh berhenti di masa yang penuh gejolak ini. Sebaliknya, sangat penting untuk mengembangkan dan memperluasnya agar lebih menguntungkan negara kami," ujar dia.

Nikkei Asia melaporkan proyek tersebut akan menjadi yang pertama kalinya dalam 13 tahun bahwa satu perusahaan Korea Selatan telah ditugaskan membangun pembangkit nuklir di luar negeri.

Yang terbaru adalah kontrak membangun empat unit pembangkit listrik tenaga nuklir Barakah Uni Emirat Arab (UEA) yang mulai beroperasi komersial pada tahun 2021.

Laporan oleh Bloomberg mencatat Rusia memiliki sejarah panjang dalam melakukan proyek energi skala besar di negara Afrika Utara itu, seringkali sebagai bagian dari strategi geopolitik yang lebih luas untuk melawan pengaruh Amerika Serikat.

Bekas Uni Soviet itu membantu membangun Bendungan Tinggi Aswan Mesir pada 1960-an.

(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1036 seconds (0.1#10.140)