Balas Dendam Kematian Putri 'Si Otak Putin', Tentara Rusia Tulis Pesan di Roket

Sabtu, 27 Agustus 2022 - 14:35 WIB
loading...
Balas Dendam Kematian Putri Si Otak Putin, Tentara Rusia Tulis Pesan di Roket
Balas dendam kematian putri Si Otak Putin, tentara Rusia tilis pesan di roket. Foto/Daily Mail
A A A
KIEV - Sebuah video memperlihatkan pasukan Rusia tengah menulis pesan "Untuk Darya Dugin" di roket dan granat sebelum ditembakkan ke pasukan Ukraina .

Tentara Rusia di wilayah Donetsk , Ukraina timur, menulis bahwa itu adalah balas dendam mereka untuk Dugina, putri dari filosof Rusia Alexander Dugin yang dikenal dekat dengan Presiden Vladimir Putin, yang tewas akibat bom mobil di Moskow akhir pekan lalu.

Video menunjukkan pasukan Rusia dari Batalyon Sparta di negara Republik Rakyat Donetsk di Ukraina timur menulis 'Untuk Darya Dugina', 'RIP Darya Dugina' dan 'RIP gadis, kami akan membalas Anda' pada roket dan granat. Para prajurit kemudian terlihat menembakkan amunisi itu ke arah pasukan Ukraina.

"Untuk Darya Dugina - tembak!" bunyi sebuah keterangan pada video yang ditayangkan di seluran web perang pro Rusia seperti dikutip dari Daily Mail, Sabtu (27/8/2022).

Yang lain berbunyi: "Inilah yang telah kami peringatkan kepada Anda. Nazi harus lama mendengar nama Darya saat pesan dari orang-orang kita terbang ke arah mereka."



"Anda akan dihukum karena kejahatan ini, tetangga tersayang," bunyi keterangan lainnya.

Pihak berwenang Rusia menyalahkan tersangka mata-mata Ukraina, seorang perempuan bernama Shaban-Vovk, atas kasus tewasnya Darya Dugina. Ia disebut menyelinap ke Rusia bersama putrinya yang berusia 12 tahun.

Ia melacak Dugina selama berminggu-minggu sebelum mengaktifkan bom mobil mematikan dan melarikan diri ke Estonia. Rangkaian peristiwa yang mengarah pada kematian Dugina disajikan oleh dinas keamanan Rusia, FSB, termasuk Shaban-Vovk mengubah penampilan dan pelat nomor kendaraannya untuk menipu penjaga sebelum melarikan diri dari Rusia melintasi perbatasan Estonia.

FSB juga merilis apa yang diklaim sebagai dokumen militer ibu Ukraina, termasuk foto gaya paspornya. Tapi pengamat mempertanyakan mengapa Shaban-Vovk, jika dia memang mata-mata Ukraina yang bertanggung jawab atas pembunuhan itu, akan meninggalkan identifikasi militernya dan menuduh pihak berwenang Rusia memproduksi kebohongan untuk menyalahkan pembunuhan itu kepada Ukraina.

Menteri luar negeri Estonia Urmas Reinsalu menolak klaim liar itu sebagai 'operasi informasi Rusia'.

"Kami menganggap ini sebagai salah satu contoh provokasi dalam rangkaian provokasi yang sangat panjang oleh Federasi Rusia, dan kami tidak dapat mengatakan apa-apa lagi saat ini," kata menteri tersebut, seraya menambahkan bahwa Rusia tidak mengajukan permintaan untuk mengekstradisi tersangka pembunuh.



Kepala Pusat Internasional untuk Pertahanan dan Keamanan (ICDS) di Ibu Kota Estonia Tallinn, Indrek Kannik, mengklaim bahwa Dugina kemungkinan besar terbunuh oleh operasi internal Rusia. Kemungkinan ini adalah operasi FSB sendiri, karena orang-orang ini telah menjadi ancaman.

"Pada saat yang sama, lebih mudah untuk menyalahkan Ukraina. Sekarang kita melihat bahwa Estonia juga dapat terseret ke dalam hal ini," katanya.

Ukraina sendiri membantah keras peran apa pun dalam pembunuhan di Moskow, menuduh Kremlin melakukan operasi 'bendera palsu' untuk menyalahkan Kiev.

Sementara itu, pakar Rusia yang dihormati Andrei Piontkovsky mengatakan pembunuhan Dugina adalah profesional, menunjukkan bahwa dinas rahasia Rusia kemungkinan terlibat. Sedangkan sejarawan Rusia-Amerika Dr. Yuri Felshtinsky mengklaim serangan itu akan diizinkan oleh Kremlin.

"Ledakan mobil fasis dan ideologis Rusia terkenal dari rezim Putin, Alexander Dugin, tampaknya diorganisir oleh dinas keamanan Rusia," kata Felshtinsky, penulis 'Blowing up Ukraine'.



(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1695 seconds (0.1#10.140)