Demi Stabilitas, Putin Minta Warga Rusia Dukung Perubahan Konstitusi
loading...
A
A
A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin meminta warganya mendukung perubahan konstitusi yang memungkinkan dia maju lagi sebagai presiden dua kali.
Dia menyerukan reformasi konstitusi sebagai jaminan stabilitas, keamanan dan kesejahteraan. Putin mengungkapkan seruan itu di lokasi pertempuran berdarah antara Tentara Merah dan Nazi saat Perang Dunia II, pada malam hari terakhir referendum yang akan mengubah konstitusi untuk pertama kali sejak 1993.
Sesuai usulan perubahan yang harus didukung lebih dari dua per tiga suara, Putin dapat maju lagi untuk dua periode dengan masa jabatan masing-masing enam tahun, setelah masa jabatan sekarang berakhir pada 2024.
Itu artinya, mantan anggota KGB berusia 67 tahun itu akan menjabat hingga 2036. Meski demikian, Putin menyatakan dia belum mengambil keputusan akhir tentang apa yang ingin dia lakukan.
Para pengkritik dan pendukungnya yakin Putin akan maju lagi walau beberapa pengamat yakin dia belum membuat keputusannya. Namun dia ingin tetap membuka opsinya hingga menit terakhir.
“Kita tak hanya memberi suara untuk amandemen. Kita voting untuk negara yang kita ingin tinggali, dengan sistem pendidikan dan kesehatan modern, untuk negara demi siapa kita bekerja dan ingin memberikannya pada anak dan cucuk kita,” papar Putin. (Baca Juga: Virus Flu Baru Berpotensi Jadi Pandemi Muncul di China)
“Kita hanya dapat menjamin stabilitas, keamanan, kesejahteraan dan kehidupan berharga untuk rayakt melalui pembangunan. Kedaulatan kita tergantung pada tanggung jawab kita, perasaan patriotisme kita dan kepedulian pada Ibu Pertiwi,” ungkap Putin. (Lihat Video: Bantu Perekonomian Warga, Karang Taruna Gunung Kidul Dirikan Pasar Sedekah)
Putin tidak menjelaskan dalam pidatonya tentang bagaimana perubahan konstitusi dapat mempengaruhi karir politiknya. (Lihat Infografis: China Jadi Importir Limbah Elektronik Terbesar di Dunia)
Dia menyerukan reformasi konstitusi sebagai jaminan stabilitas, keamanan dan kesejahteraan. Putin mengungkapkan seruan itu di lokasi pertempuran berdarah antara Tentara Merah dan Nazi saat Perang Dunia II, pada malam hari terakhir referendum yang akan mengubah konstitusi untuk pertama kali sejak 1993.
Sesuai usulan perubahan yang harus didukung lebih dari dua per tiga suara, Putin dapat maju lagi untuk dua periode dengan masa jabatan masing-masing enam tahun, setelah masa jabatan sekarang berakhir pada 2024.
Itu artinya, mantan anggota KGB berusia 67 tahun itu akan menjabat hingga 2036. Meski demikian, Putin menyatakan dia belum mengambil keputusan akhir tentang apa yang ingin dia lakukan.
Para pengkritik dan pendukungnya yakin Putin akan maju lagi walau beberapa pengamat yakin dia belum membuat keputusannya. Namun dia ingin tetap membuka opsinya hingga menit terakhir.
“Kita tak hanya memberi suara untuk amandemen. Kita voting untuk negara yang kita ingin tinggali, dengan sistem pendidikan dan kesehatan modern, untuk negara demi siapa kita bekerja dan ingin memberikannya pada anak dan cucuk kita,” papar Putin. (Baca Juga: Virus Flu Baru Berpotensi Jadi Pandemi Muncul di China)
“Kita hanya dapat menjamin stabilitas, keamanan, kesejahteraan dan kehidupan berharga untuk rayakt melalui pembangunan. Kedaulatan kita tergantung pada tanggung jawab kita, perasaan patriotisme kita dan kepedulian pada Ibu Pertiwi,” ungkap Putin. (Lihat Video: Bantu Perekonomian Warga, Karang Taruna Gunung Kidul Dirikan Pasar Sedekah)
Putin tidak menjelaskan dalam pidatonya tentang bagaimana perubahan konstitusi dapat mempengaruhi karir politiknya. (Lihat Infografis: China Jadi Importir Limbah Elektronik Terbesar di Dunia)
(sya)