Tersangka Penembakan Massal 4 Juli Mengaku Tidak Bersalah

Kamis, 04 Agustus 2022 - 05:33 WIB
loading...
Tersangka Penembakan Massal 4 Juli Mengaku Tidak Bersalah
Tersangka pelaku penembakan massal 4 Juli mengaku tidak bersalah. Foto/Union Leader
A A A
WASHINGTON - Tersangka pelaku penembakan massal saat parade Hari Kemerdekaan di pinggiran Chicago, Amerika Serikat (AS) bulan lalu, mengaku tidak bersalah atas 117 tuduhan yang terkait dengan serangan itu, termasuk 21 tuduhan pembunuhan tingkat pertama, negara bagian itu.

"Tersangka, Robert Crimo (21), membuat pembelaannya atas dakwaan juri selama sidang dakwaan di depan Hakim Pengadilan Sirkuit Lake County Victoria Rossetti," kata kantor Jaksa Negara Bagian Lake County Eric Rinehart seperti dikutip dari Reuters, Kamis (4/8/2022).

Chicago Sun Times melaporkan Crimo dibelenggu di pinggang dan mengenakan jumpsuit penjara warna biru dan masker bedah menutupi wajahnya selama sidang singkat.



Jaksa mengatakan tersangka penembakan massal Highland Park telah merencanakan serangan selama berminggu-minggu. Pada pagi hari parade, dia naik ke atap di sepanjang rute parade dan menembakkan lebih dari 70 peluru ke arah penonton yang berjajar di bawah, menurut dokumen pengadilan.

Dia kemudian menyamar untuk bisa melarikan diri dengan mengenakan pakaian wanita dan riasan untuk menutupi tato wajahnya.

"Senapan semi-otomatis Smith & Wesson, mirip dengan AR-15, ditemukan di tempat kejadian, dan senjata serupa ada di dalam mobil yang dikendarai oleh tersangka ketika dia ditangkap," menurut jaksa.

Menurut catatan pengadilan online tanggal pengadilan berikutnya adalah 1 November.



Dia telah ditahan tanpa jaminan sejak ditangkap setelah penembakan pada perayaan 4 Juli di Highland Park, Illinois, yang menewaskan tujuh orang dan lebih dari tiga lusin terluka. Jika terbukti bersalah atas tuduhan pembunuhan, dia akan menghadapi hukuman penjara seumur hidup tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat.

Pertumpahan darah itu adalah bagian dari maraknya penembakan massal yang baru-baru ini terjadi di Amerika Serikat, yang telah memicu perdebatan panjang antara pendukung kontrol lebih ketat kepemilikan senjata dan mereka yang menentang pembatasan hak konstitusional warga Amerika untuk memanggul senjata.

Dua dari serangan yang paling menonjol terjadi di sebuah sekolah di Uvalde, Texas, di mana seorang pria bersenjata menembak dan membunuh 19 anak-anak serta dua guru, dan di sebuah supermarket di lingkungan yang didominasi kulit hitam di Buffalo, New York, di mana terjadi baku tembak. Setidaknya 10 orang tewas.



(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1395 seconds (0.1#10.140)