Pakar: Dunia Terlalu Terfokus pada Gelombang Kedua Covid-19

Senin, 29 Juni 2020 - 06:15 WIB
loading...
Pakar: Dunia Terlalu Terfokus pada Gelombang Kedua Covid-19
Ilustrasi
A A A
LONDON - Jeremy Rossman, dosen senior kehormatan di bidang Virologi dan Presiden Jaringan Bantuan Penelitian di Universitas Kent, Inggris menuturkan, dunia terlalu terfokus pada gelombang kedua pandemi Covid-19. Padahal, Rossman mengatakan, dunia belum keluar dari gelombang pertama pandemi virus itu.

"Saya pikir ini mengubah dialog, karena jika kita berbicara tentang gelombang kedua, ini menyiratkan bahwa kita sudah selesai atau kita menyelesaikan gelombang pertama dan bahwa kita akan memiliki periode tenang sampai semua tiba-tiba gelombang kedua menabrak kita, tetapi tidak ada yang benar," ucap Rossman, seperti dilansir Sputnik.

(Baca: Pakar: AS Belum Lewati Gelombang Pertama Pandemi Covid-19 )

"Kita saat ini berada di tengah-tengah gelombang pertama, kita masih akan berada di tengah-tengah gelombang pertama untuk sementara waktu, jumlah kasus masih tinggi, dan ini akan membutuhkan upaya yang konstan dan kewaspadaan yang konstan dari setiap orang untuk pastikan bahwa kami menjaga agar jumlah case tidak menurun," sambungnya.

Dia mengatakan, saat ini bukanlah waktu yang tenang dan bukan waktu untuk lengah. "Masalah kedua di sini adalah bahwa kita tidak tahu apakah akan ada kebangkitan (virus) di musim gugur," ungkapnya.

Rossman menuturkan, dia dan banyak peneliti di Inggris, belum mengetahui seberapa musiman virus ini dan hanya tahu ada sedikit pengaruh perubahan tingkat kelembaban. Tetapi, jelasnya, virus ini tidak seperti flu, yang hanya akan kembali setiap musim gugur.

Dirinya menegaskan, Covid-19 adalah virus baru dan pandemi yang menyebar ke seluruh dunia terlepas dari musim apa pun, virus ini tidak memiliki belas kasihan.

(Baca: Kasus Infeksi Covid-19 Tembus Angka 10 Juta )

"Bahkan jika itu benar-benar menguat pada musim gugur dengan pengujian, penelusuran, orang yang mengambil tindakan pencegahan yang baik dengan penutup wajah dengan jarak fisik dengan cuci tangan, semua itu sangat efektif dalam memerangi penyakit sekarang pada gelombang pertama, jika kembali lagi, ini adalah perjuangan yang terus-menerus, tapi itu salah satu yang bisa kita tindak lanjuti," ungkapnya.

Rossman lalu menyatakan, meski telah melakukan kebijakan yang cukup baik, Inggris masih jauh untuk bisa kembali ke kehidupan normal, seperti sebelum masa pandemi.

"Kekhawatiran saya adalah bahwa kita masih memiliki jalan panjang untuk memiliki tes yang kuat dan melacak infrastruktur dan bahwa jika orang-orang mulai kembali ke kehidupan normal tanpa mengenakan masker, tanpa memperhatikan jarak fisik, dan kebersihan tangan yang tepat, kita akan melihat kembali kebangkitan infeksi virus ini," tukasnya.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1098 seconds (0.1#10.140)