Rusia Undang Pakar PBB dan Palang Merah Selidiki Pemboman Kamp Tahanan Perang

Minggu, 31 Juli 2022 - 07:45 WIB
loading...
A A A
"Pihak berwenang Kiev juga tahu persis di mana para tahanan Azov ditahan," kata juru bicara milisi DPR Eduard Basurin kepada wartawan.



Sementara itu, tidak seperti pemerintah di Kiev, para pendukung Ukraina di Washington tidak buru-buru menyalahkan Moskow atas pemboman itu.

“Kami hanya tidak memiliki cukup informasi untuk berbicara secara cerdas tentang laporan awal ini,” ujar John Kirby, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, kepada wartawan.

Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, dengan alasan kegagalan Kiev untuk mengimplementasikan perjanjian Minsk, yang dirancang untuk memberi wilayah Donetsk dan Lugansk status khusus di dalam negara Ukraina. Protokol, yang ditengahi oleh Jerman dan Prancis, pertama kali ditandatangani pada tahun 2014.

Mantan presiden Ukraina Pyotr Poroshenko sejak itu mengakui bahwa tujuan utama Kiev adalah menggunakan gencatan senjata untuk mengulur waktu dan “menciptakan angkatan bersenjata yang kuat.”

Pada Februari 2022, Kremlin mengakui republik Donbass sebagai negara merdeka dan menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer Barat mana pun. Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan.



(ian)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1838 seconds (0.1#10.140)