Taliban Tewaskan 291 Aparat Keamanan Afghanistan dalam Sepekan
loading...
Video propaganda Taliban. Foto/alemara
A
A
A
KABUL - Gelombang serangan terbaru di Afghanistan membuat pemerintah kewalahan. Selama pekan lalu saja, Taliban melancarkan 422 serangan di 32 provinsi, menewaskan 291 personil keamanan Afghanistan dan melukai 550 orang lainnya.
Ini menandai pekan paling mematikan di negara itu dalam 19 tahun perang. Meski demikian Taliban menyangkal jumlah korban sebanyak itu.
“Komitmen Taliban mengurangi kekerasan itu omong kosong dan aksi mereka tidak konsisten dengan retorika damai mereka,” ujar Javid Faisal, juru bicara Kantor Dewan Keamanan Nasional Afghanistan, dilansir Sofreb.
Pejabat pemerintah Afghanistan menuduh Taliban sengaja meningkatkan serangan sebelum perundingan digelar antara kedua pihak.
Sementara, intelijen Amerika Serikat (AS) menyimpulkan bahwa militer Rusia menawarkan hadiah pada para militan Taliban di Afghanistan untuk membunuh tentara AS dan pasukan koalisi lainnya.
Laporan itu diungkapkan New York Times. Mengutip beberapa pejabat tentang masalah itu, Times menyatakan, “AS menyatakan beberapa bulan lalu bahwa unit intelijen militer Rusia terkait upaya pembunuhan di Eropa telah menawarkan hadiah untuk berbagai serangan yang sukses tahun lalu.”
“Militan Taliban atau elemen kriminal bersenjata yang terkait, diyakini telah mengumpulkan beberapa hadiah uang,” papar laporan Times.
Gedung Putih, CIA dan Kantor Direktur Intelijen Nasional menolak permintaan berkomentar tentang laporan Times itu.
Presiden AS Donald Trump telah mendapat informasi dari temuan intelijen itu. Menurut Times, Gedung Putih belum memberi izin langkah apapun terhadap Rusia atas masalah itu.
“Sebanyak 20 tentara AS tewas dalam pertempuran pada 2019. Tidak jelas apakah kematian itu dalam penyelidikan,” ungkap Times.
Setelah hampir 20 tahun memerangi Taliban, AS mencari cara untuk keluar dari Afghanistan dan mencapai perdamaian antara pemerintah yang didukung AS dan grup militant yang mengontrol sejumlah wilayah di negara itu. (Lihat Infografis: Wahai Para Penggemar Jamur Enoki, Waspadalah....!!)
Pada 29 Februari, AS dan Taliban membuat kesepakatan yang menyerukan penarikan pasukan AS secara bertahap. (Lihat Video: Dua Klub Inggris Tempati Tahta Klub Sepakbola Terkaya Dunia, Ini Analisa Pengamat)
Ini menandai pekan paling mematikan di negara itu dalam 19 tahun perang. Meski demikian Taliban menyangkal jumlah korban sebanyak itu.
“Komitmen Taliban mengurangi kekerasan itu omong kosong dan aksi mereka tidak konsisten dengan retorika damai mereka,” ujar Javid Faisal, juru bicara Kantor Dewan Keamanan Nasional Afghanistan, dilansir Sofreb.
Pejabat pemerintah Afghanistan menuduh Taliban sengaja meningkatkan serangan sebelum perundingan digelar antara kedua pihak.
Sementara, intelijen Amerika Serikat (AS) menyimpulkan bahwa militer Rusia menawarkan hadiah pada para militan Taliban di Afghanistan untuk membunuh tentara AS dan pasukan koalisi lainnya.
Laporan itu diungkapkan New York Times. Mengutip beberapa pejabat tentang masalah itu, Times menyatakan, “AS menyatakan beberapa bulan lalu bahwa unit intelijen militer Rusia terkait upaya pembunuhan di Eropa telah menawarkan hadiah untuk berbagai serangan yang sukses tahun lalu.”
“Militan Taliban atau elemen kriminal bersenjata yang terkait, diyakini telah mengumpulkan beberapa hadiah uang,” papar laporan Times.
Gedung Putih, CIA dan Kantor Direktur Intelijen Nasional menolak permintaan berkomentar tentang laporan Times itu.
Presiden AS Donald Trump telah mendapat informasi dari temuan intelijen itu. Menurut Times, Gedung Putih belum memberi izin langkah apapun terhadap Rusia atas masalah itu.
“Sebanyak 20 tentara AS tewas dalam pertempuran pada 2019. Tidak jelas apakah kematian itu dalam penyelidikan,” ungkap Times.
Setelah hampir 20 tahun memerangi Taliban, AS mencari cara untuk keluar dari Afghanistan dan mencapai perdamaian antara pemerintah yang didukung AS dan grup militant yang mengontrol sejumlah wilayah di negara itu. (Lihat Infografis: Wahai Para Penggemar Jamur Enoki, Waspadalah....!!)
Pada 29 Februari, AS dan Taliban membuat kesepakatan yang menyerukan penarikan pasukan AS secara bertahap. (Lihat Video: Dua Klub Inggris Tempati Tahta Klub Sepakbola Terkaya Dunia, Ini Analisa Pengamat)
(sya)
Explore More