Gadis-gadis Ini Dipaksa Lepas Bra untuk Ujian Penerimaan Tenaga Medis, Picu Kemarahan
loading...
A
A
A
NEW DELHI - Ujian nasional penerimaan tenaga medis di Kerala, India , memicu kehebohan sekaligus kemarahan publik. Musababnya, para gadis yang jadi peserta dipaksa melepas bra mereka sebelum mengikuti ujian.
Seorang gadis 17 tahun di Kollam, Kerala, menceritakan kejadian pada hari Minggu tersebut yang membuatnya malu. Sambil terisak, dia mengatakan dirinya dan teman-temannya merasa terhina saat dia duduk untuk ujian menggunakan rambutnya untuk menutupi dadanya.
"Itu adalah pengalaman yang sangat buruk," katanya saat menceritakan apa yang terjadi di pusat NEET (National Eligibility and Entrance Test), ujian nasional untuk penerimaan tenaga medis.
"Mereka memanggil saya dan mengatakan akan ada pemindaian. Kami pikir mereka akan membiarkan kami pergi setelah pemindaian, tetapi mereka membuat kami berdiri dalam dua antrean--satu untuk anak perempuan yang memakai bra tanpa kait logam, dan yang lainnya...," katanya.
"Mereka bertanya kepada saya, 'apakah Anda mengenakan pakaian dalam dengan kait logam?' Saya menjawab ya, jadi diminta untuk bergabung dengan barisan itu," lanjut gadis yang identitasnya dilindungi tersebut, seperti dikutip NDTV, Selasa (19/7/2022).
Gadis itu berkata bahwa dia hampir tidak bisa memahami apa yang terjadi dan mengapa.
"Mereka meminta kami untuk melepas bra kami dan meletakkannya di atas meja. Semua bra dirangkai menjadi satu. Kami bahkan tidak tahu apakah kami akan mendapatkan bra kami lagi ketika kami kembali. Saat kami kembali, penuh sesak, tapi saya mendapatkan milik saya," katanya, menggambarkan saat-saat memalukan yang tak ada habisnya sebelum salah satu ujian terpenting yang dapat diambil oleh calon medis mana pun.
Beberapa gadis menangis karena malu. Salah satu pegawai keamanan wanita dilaporkan bertanya, "Mengapa Anda menangis?"
Dengan perasaan tidak enak yang mengganggu, petugas keamanan menginstruksikan gadis-gadis itu untuk mengambil bra mereka dan melanjutkan perjalanan.
"Mereka mengatakan ambil bra Anda di tangan Anda dan pergi, tidak perlu memakainya. Kami sangat malu mendengarnya. Tapi semua orang menunggu untuk berganti pakaian. Saat itu gelap dan tidak ada tempat untuk berganti pakaian...Itu adalah pengalaman yang mengerikan. Ketika kami menulis [jawaban] ujian, kami meletakkan rambut kami di depan [dada] karena kami tidak memiliki selendang untuk menutupi diri kami...Ada anak laki-laki dan perempuan dan itu sangat sulit dan tidak nyaman," papar gadis tersebut.
Insiden mengejutkan itu mengemuka ketika ayah dari gadis 17 tahun itu mengadu ke polisi. Dia berkata, "90 persen dari gadis-gadis itu harus melepaskan bagian dalam mereka" sebelum menulis [jawaban] ujian dan menangis tersedu-sedu."
"Apakah masa depan atau pakaian dalam Anda besar untuk Anda? Lepaskan saja dan jangan buang waktu kami," kata ayah gadis itu mengutip kata-kata petugas keamanan.
Dua pengaduan lagi diajukan ke polisi pada hari Selasa.
Badan Pengujian Nasional telah memerintahkan tim pencari fakta untuk menyelidiki insiden tersebut. Badan tersebut sebelumnya membantah laporan tersebut dan mengatakan bahwa pengaduan itu "fiktif".
Komisi Nasional untuk Perempuan menyebut insiden itu memalukan dan keterlaluan bagi kesopanan gadis-gadis muda.
Seorang gadis 17 tahun di Kollam, Kerala, menceritakan kejadian pada hari Minggu tersebut yang membuatnya malu. Sambil terisak, dia mengatakan dirinya dan teman-temannya merasa terhina saat dia duduk untuk ujian menggunakan rambutnya untuk menutupi dadanya.
"Itu adalah pengalaman yang sangat buruk," katanya saat menceritakan apa yang terjadi di pusat NEET (National Eligibility and Entrance Test), ujian nasional untuk penerimaan tenaga medis.
"Mereka memanggil saya dan mengatakan akan ada pemindaian. Kami pikir mereka akan membiarkan kami pergi setelah pemindaian, tetapi mereka membuat kami berdiri dalam dua antrean--satu untuk anak perempuan yang memakai bra tanpa kait logam, dan yang lainnya...," katanya.
Baca Juga
"Mereka bertanya kepada saya, 'apakah Anda mengenakan pakaian dalam dengan kait logam?' Saya menjawab ya, jadi diminta untuk bergabung dengan barisan itu," lanjut gadis yang identitasnya dilindungi tersebut, seperti dikutip NDTV, Selasa (19/7/2022).
Gadis itu berkata bahwa dia hampir tidak bisa memahami apa yang terjadi dan mengapa.
"Mereka meminta kami untuk melepas bra kami dan meletakkannya di atas meja. Semua bra dirangkai menjadi satu. Kami bahkan tidak tahu apakah kami akan mendapatkan bra kami lagi ketika kami kembali. Saat kami kembali, penuh sesak, tapi saya mendapatkan milik saya," katanya, menggambarkan saat-saat memalukan yang tak ada habisnya sebelum salah satu ujian terpenting yang dapat diambil oleh calon medis mana pun.
Beberapa gadis menangis karena malu. Salah satu pegawai keamanan wanita dilaporkan bertanya, "Mengapa Anda menangis?"
Dengan perasaan tidak enak yang mengganggu, petugas keamanan menginstruksikan gadis-gadis itu untuk mengambil bra mereka dan melanjutkan perjalanan.
"Mereka mengatakan ambil bra Anda di tangan Anda dan pergi, tidak perlu memakainya. Kami sangat malu mendengarnya. Tapi semua orang menunggu untuk berganti pakaian. Saat itu gelap dan tidak ada tempat untuk berganti pakaian...Itu adalah pengalaman yang mengerikan. Ketika kami menulis [jawaban] ujian, kami meletakkan rambut kami di depan [dada] karena kami tidak memiliki selendang untuk menutupi diri kami...Ada anak laki-laki dan perempuan dan itu sangat sulit dan tidak nyaman," papar gadis tersebut.
Insiden mengejutkan itu mengemuka ketika ayah dari gadis 17 tahun itu mengadu ke polisi. Dia berkata, "90 persen dari gadis-gadis itu harus melepaskan bagian dalam mereka" sebelum menulis [jawaban] ujian dan menangis tersedu-sedu."
"Apakah masa depan atau pakaian dalam Anda besar untuk Anda? Lepaskan saja dan jangan buang waktu kami," kata ayah gadis itu mengutip kata-kata petugas keamanan.
Dua pengaduan lagi diajukan ke polisi pada hari Selasa.
Badan Pengujian Nasional telah memerintahkan tim pencari fakta untuk menyelidiki insiden tersebut. Badan tersebut sebelumnya membantah laporan tersebut dan mengatakan bahwa pengaduan itu "fiktif".
Komisi Nasional untuk Perempuan menyebut insiden itu memalukan dan keterlaluan bagi kesopanan gadis-gadis muda.
(min)