Anaknya Dikeluarkan dari Kelas karena Tato Henna, Ibu di Inggris Naik Darah
loading...
A
A
A
"Dalam isolasi, Anda hanya mendapatkan layar komputer dan harus melakukan pekerjaan Anda dalam diam. Tidak ada permintaan maaf yang diberikan. Saya marah. Marah," imbuhnya seperti dikutip dari BBC, Minggu (17/7/2022).
Harhala, yang bekerja sebagai bidan senior di Rumah Sakit King's College, mengatakan dia diizinkan memakai tato henna untuk bekerja.
"Apa masalahnya? Ini dua kali setahun hanya selama dua minggu. Kami tidak melakukan kesalahan, kami hanya merayakannya," katanya.
“Saat ini kebijakan (sekolah) tidak jelas,” tambahnya.
"Mereka sepertinya tidak bisa menunjukkan kepada saya di mana dikatakan itu dilarang sekarang. Saya ingin penjelasan. Ini diskriminasi," tegasnya.
Ayah Lakehal mengatakan dia merasa ditinggalkan dan didiskriminasi karena agamanya.
"Saya merasa sangat tertekan karena saya tidak diizinkan untuk merayakan apa yang hanya saya miliki sekali atau dua kali setahun," ucapnya.
Terkait hal ini, seorang juru bicara sekolah mengatakan: "Kebijakan seragam kami menyatakan bahwa make-up dilarang di sekolah dan kami memiliki pedoman lain seputar perhiasan dan dekorasi."
"Tato henna saat ini tidak termasuk dalam kebijakan seragam kami dan, dengan demikian, diperlukan waktu satu jam untuk mempertimbangkan apakah siswa dapat melanjutkan seperti biasa," terangnya.
Harhala, yang bekerja sebagai bidan senior di Rumah Sakit King's College, mengatakan dia diizinkan memakai tato henna untuk bekerja.
"Apa masalahnya? Ini dua kali setahun hanya selama dua minggu. Kami tidak melakukan kesalahan, kami hanya merayakannya," katanya.
“Saat ini kebijakan (sekolah) tidak jelas,” tambahnya.
"Mereka sepertinya tidak bisa menunjukkan kepada saya di mana dikatakan itu dilarang sekarang. Saya ingin penjelasan. Ini diskriminasi," tegasnya.
Ayah Lakehal mengatakan dia merasa ditinggalkan dan didiskriminasi karena agamanya.
"Saya merasa sangat tertekan karena saya tidak diizinkan untuk merayakan apa yang hanya saya miliki sekali atau dua kali setahun," ucapnya.
Terkait hal ini, seorang juru bicara sekolah mengatakan: "Kebijakan seragam kami menyatakan bahwa make-up dilarang di sekolah dan kami memiliki pedoman lain seputar perhiasan dan dekorasi."
"Tato henna saat ini tidak termasuk dalam kebijakan seragam kami dan, dengan demikian, diperlukan waktu satu jam untuk mempertimbangkan apakah siswa dapat melanjutkan seperti biasa," terangnya.