Wabah COVID-19 Kembali Meningkat, China Lockdown Jutaan Orang
loading...
A
A
A
BEIJING - China pada Sabtu (16/7/2022) melaporkan jumlah kasus virus Corona tertinggi sejak Mei lalu, dengan jutaan orang dikurung akhir pekan ini. China bersikeras menerapkan kebijakan nol-COVID-19.
Menggunakan penguncian cepat, karantina panjang, dan pengujian massal, China adalah kekuatan ekonomi utama terakhir yang masih mengejar tujuan menghilangkan wabah, bahkan ketika strategi tersebut berdampak besar pada ekonomi.
China melaporkan 450 infeksi lokal pada Sabtu, naik dari 432 sehari sebelumnya. Sebagian besar kasus tidak menunjukkan gejala.
Meningkatnya gelombang kasus menyebabkan pembatasan baru minggu ini di beberapa bagian negara.
Lanzhou, ibu kota provinsi Gansu barat laut, memerintahkan 4,4 juta penduduknya untuk tinggal di rumah mulai Rabu ini, dan sebuah distrik di provinsi Anhui dikunci mulai Jumat kemarin.
Beihai di wilayah Guangxi selatan pada hari ini juga mengumumkan penguncian di beberapa bagian dari dua distrik yang menampung lebih dari 800.000 orang.
“Saat ini, situasi pencegahan dan pengendalian epidemi di kota Beihai parah dan rumit, dan risiko penularan tersembunyi di masyarakat relatif tinggi,” bunyi pemberitahuan pemerintah yang mengumumkan pembatasan seperti dikutip dari Al Arabiya.
Awal pekan ini, pusat pembuatan baja Wugang di provinsi Henan tengah mengumumkan penguncian selama tiga hari setelah ditemukan satu kasus COVID-19 .
Varian virus Omicron yang menyebar cepat telah menjadi tantangan besar bagi otoritas China, karena mereka mencoba membatasi kerusakan ekonomi yang disebabkan oleh pembatasan COVID-19.
China mencatat tingkat pertumbuhan kuartal kedua paling lambat sejak awal wabah COVID-19, dengan PDB meningkat hanya 0,4 persen per tahun.
Menggunakan penguncian cepat, karantina panjang, dan pengujian massal, China adalah kekuatan ekonomi utama terakhir yang masih mengejar tujuan menghilangkan wabah, bahkan ketika strategi tersebut berdampak besar pada ekonomi.
China melaporkan 450 infeksi lokal pada Sabtu, naik dari 432 sehari sebelumnya. Sebagian besar kasus tidak menunjukkan gejala.
Meningkatnya gelombang kasus menyebabkan pembatasan baru minggu ini di beberapa bagian negara.
Lanzhou, ibu kota provinsi Gansu barat laut, memerintahkan 4,4 juta penduduknya untuk tinggal di rumah mulai Rabu ini, dan sebuah distrik di provinsi Anhui dikunci mulai Jumat kemarin.
Beihai di wilayah Guangxi selatan pada hari ini juga mengumumkan penguncian di beberapa bagian dari dua distrik yang menampung lebih dari 800.000 orang.
“Saat ini, situasi pencegahan dan pengendalian epidemi di kota Beihai parah dan rumit, dan risiko penularan tersembunyi di masyarakat relatif tinggi,” bunyi pemberitahuan pemerintah yang mengumumkan pembatasan seperti dikutip dari Al Arabiya.
Awal pekan ini, pusat pembuatan baja Wugang di provinsi Henan tengah mengumumkan penguncian selama tiga hari setelah ditemukan satu kasus COVID-19 .
Varian virus Omicron yang menyebar cepat telah menjadi tantangan besar bagi otoritas China, karena mereka mencoba membatasi kerusakan ekonomi yang disebabkan oleh pembatasan COVID-19.
China mencatat tingkat pertumbuhan kuartal kedua paling lambat sejak awal wabah COVID-19, dengan PDB meningkat hanya 0,4 persen per tahun.
(ian)