Kalina, Senjata Laser Baru Rusia untuk Lumpuhkan Satelit Asing
loading...
A
A
A
MOSKOW - Rusia sedang mengembangkan senjata laser baru bernama Kalina di pegunungan Greater Caucasus. Fungsinya untuk melumpuhkan satelit asing yang melewati wilayah Rusia.
Proyek Kalina diungkap The Space Review dalam laporan investigasinya yang dilansir Jerusalem Post, Kamis (14/7/2022).
Proyek Kalina, yang dimulai pada 2011, sedang berlangsung di kompleks surveillance ruang angkasa Krona yang terletak di puncak gunung Chapal.
Laporan investigasi itu diperkuat dengan analisis citra satelit terbaru dari Google Earth dan dokumen dari kontraktor industri Rusia.
Tujuan Kalina, seperti yang tertulis dalam dokumen, adalah menciptakan sistem untuk penekanan fungsional sistem elektro-optik satelit menggunakan laser.
"Kompleks keamanan luar angkasa, seperti yang dijelaskan dalam dokumen 2017, adalah sistem kuantum-optik khusus yang akan digunakan untuk perang elektro-optik," kata Precision Instrument Systems (NPK SPP), perusahaan induk tempat para ilmuwan Rusia bernaung, yang diberi kontrak untuk proyek tersebut oleh Kementerian Pertahanan Rusia.
Laporan The Space Review mengatakan proyek senjata laser Kalina telah tertunda beberapa kali dan kemajuannya sangat lambat.
Salah satu kemungkinan kemunduran muncul dalam bentuk likuidasi NPT Femto—perusahaan yang ditugaskan untuk mengembangkan sistem optik adaptif untuk proyek—pada tahun 2021.
Kalina juga kemungkinan tertunda oleh sanksi ekonomi yang dikenakan pada Rusia sejak pencaplokan Crimea tahun 2014 dan gelombang sanksi baru-baru ini yang dijatuhkan oleh Barat karena invasi Moskow ke Ukraina.
Kalina memiliki teleskop baru yang digunakan untuk mengarahkan sinar laser secara akurat ke satelit, ditempatkan di sebuah bangunan yang dibangun khusus untuk menahan gempa hingga magnitudo 7,0.
Cara kerjanya, sinar laser diarahkan melalui cermin dan masuk dan teleskop melalui lubang di sisinya, setelah itu dipantulkan kembali, menyebabkan mereka membentuk gambar objek yang ditargetkan dalam detektor.
Sementara teleskop, bersama dengan terowongan yang menghubungkannya ke laser optical locator (LOL) yang terletak di Krona, sudah terpasang, tidak mungkin untuk mengetahui berapa banyak perangkat keras internal yang dipasang.
Kalina adalah yang terbaru dari generasi baru sistem laser Rusia yang dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir, termasuk Peresvet, sistem laser mobile yang pertama kali diumumkan oleh Presiden Vladimir Putin pada 2018.
Rusia mengeklaim sudah mengoperasikan senjata laser bernama Zadira untuk menghancurkan drone dalam perangnya di Ukraina.
Proyek Kalina diungkap The Space Review dalam laporan investigasinya yang dilansir Jerusalem Post, Kamis (14/7/2022).
Proyek Kalina, yang dimulai pada 2011, sedang berlangsung di kompleks surveillance ruang angkasa Krona yang terletak di puncak gunung Chapal.
Laporan investigasi itu diperkuat dengan analisis citra satelit terbaru dari Google Earth dan dokumen dari kontraktor industri Rusia.
Tujuan Kalina, seperti yang tertulis dalam dokumen, adalah menciptakan sistem untuk penekanan fungsional sistem elektro-optik satelit menggunakan laser.
"Kompleks keamanan luar angkasa, seperti yang dijelaskan dalam dokumen 2017, adalah sistem kuantum-optik khusus yang akan digunakan untuk perang elektro-optik," kata Precision Instrument Systems (NPK SPP), perusahaan induk tempat para ilmuwan Rusia bernaung, yang diberi kontrak untuk proyek tersebut oleh Kementerian Pertahanan Rusia.
Laporan The Space Review mengatakan proyek senjata laser Kalina telah tertunda beberapa kali dan kemajuannya sangat lambat.
Salah satu kemungkinan kemunduran muncul dalam bentuk likuidasi NPT Femto—perusahaan yang ditugaskan untuk mengembangkan sistem optik adaptif untuk proyek—pada tahun 2021.
Kalina juga kemungkinan tertunda oleh sanksi ekonomi yang dikenakan pada Rusia sejak pencaplokan Crimea tahun 2014 dan gelombang sanksi baru-baru ini yang dijatuhkan oleh Barat karena invasi Moskow ke Ukraina.
Kalina memiliki teleskop baru yang digunakan untuk mengarahkan sinar laser secara akurat ke satelit, ditempatkan di sebuah bangunan yang dibangun khusus untuk menahan gempa hingga magnitudo 7,0.
Cara kerjanya, sinar laser diarahkan melalui cermin dan masuk dan teleskop melalui lubang di sisinya, setelah itu dipantulkan kembali, menyebabkan mereka membentuk gambar objek yang ditargetkan dalam detektor.
Sementara teleskop, bersama dengan terowongan yang menghubungkannya ke laser optical locator (LOL) yang terletak di Krona, sudah terpasang, tidak mungkin untuk mengetahui berapa banyak perangkat keras internal yang dipasang.
Kalina adalah yang terbaru dari generasi baru sistem laser Rusia yang dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir, termasuk Peresvet, sistem laser mobile yang pertama kali diumumkan oleh Presiden Vladimir Putin pada 2018.
Rusia mengeklaim sudah mengoperasikan senjata laser bernama Zadira untuk menghancurkan drone dalam perangnya di Ukraina.
(min)