Ukraina Butuh 3 Senjata Ini untuk Akhiri Invasi Rusia
loading...
A
A
A
KIEV - Ukraina merinci tiga senjata yang dibutuhkan untuk mengakhiri invasi Rusia . Invasi diluncurkan atas perintah Presiden Vladimir Putin sejak 24 Februari lalu.
Rincian tiga senjata yang diinginkan Kiev itu disampaikan penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Mykhailo Podolyak.
Podolyak, yang dikenal sebagai negoisator pembicaraan damai Ukraina, bicara soal kebutuhan senjata tersebut ketika pertempuran semakin berkecamuk wilayah Donbas, Ukraina timur.
"Apakah kita menginginkan titik balik dalam perang? Tiga komponen ...HIMARS untuk pangkalan belakang yang menargetkan presisi tinggi, logistik," tulis dia di Twitter.
"Artileri berat di garis depan memungkinkan kesamaan jumlah. APC [pengangkut personel lapis baja] untuk tinju terobosan...Lebih banyak alat lebih cepat kita akan membersihkan tanah kita dari Rusia," paparnya, seperti dikutip dari Newsweek, Senin (11/7/2022).
Pernyataannya muncul tak lama setelah Presiden Joe Biden menandatangani paket senjata baru senilai USD400 juta untuk Ukraina, termasuk empat tambahan sistem roket artileri mobilitas tinggi (HIMARS).
Seorang pejabat senior pertahanan AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan kepada Reuters bahwa HIMARS baru yang disediakan oleh Washington akan membuat jumlah total yang dioperasikan Kiev menjadi 12 unit.
Pejabat itu mengatakan bahwa dengan bantuan sistem tersebut, Ukraina telah berhasil menyerang lokasi pasukan Rusia di Ukraina, lebih dalam di belakang garis depan dan mengganggu kemampuan Moskow untuk melakukan operasi artileri.
AS mulai memasok Ukraina dengan HIMARS pada bulan Juni, setelah Ukraina mengatakan tidak akan menggunakan senjata itu untuk menyerang wilayah Rusia.
Podolyak mengatakan bulan lalu bahwa Ukraina membutuhkan 1.000 howitzer kaliber 155 mm, 300 MLRS (M270 Multiple Launch Rocket System), 500 tank, 2.000 kendaraan lapis baja, dan 1.000 drone, untuk mengakhiri perang.
“Tidak mungkin untuk mengatakan ini dalam beberapa kata, tetapi kami memiliki konsensus di Ukraina tentang masalah ini,” kata Podolyak.
"Jika kami menerima senjata berat dengan cukup cepat, perang tidak akan memakan waktu lebih dari tiga atau enam bulan lagi, dan jika semua persyaratan terpenuhi, kami berharap untuk merebut kembali wilayah kami."
“Jika ternyata seperti ini, Rusia tidak akan lagi berada dalam posisi mengancam Eropa dan mengganggu," imbuh dia.
"Kami berharap Ukraina akan menerima dukungan yang diperlukan untuk menahan diri melawan Rusia," katanya. "Untuk mengakhiri perang ini dengan benar, kami membutuhkan pasokan persenjataan berat dari mitra kami, dan kami membutuhkan kekalahan militer Rusia di barat dan selatan."
Sementara itu, Gubernur wilayah Luhansk timur, Sergey Haidai, mengatakan bahwa pasukan Rusia berhasil "meningkatkan neraka yang sebenarnya" ketika mereka mendekati perbatasan dengan wilayah Donetsk.
Para pejabat Ukraina pada hari Minggu mengatakan pasukan Rusia telah menyerang sebuah blok apartemen di Chasiv Yar, sebuah kota dekat kota Kramatorsk, di wilayah Donetsk, menewaskan sedikitnya 15 orang dan membuat sekitar 20 orang lainnya terjebak di bawah reruntuhan.
Rincian tiga senjata yang diinginkan Kiev itu disampaikan penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Mykhailo Podolyak.
Podolyak, yang dikenal sebagai negoisator pembicaraan damai Ukraina, bicara soal kebutuhan senjata tersebut ketika pertempuran semakin berkecamuk wilayah Donbas, Ukraina timur.
"Apakah kita menginginkan titik balik dalam perang? Tiga komponen ...HIMARS untuk pangkalan belakang yang menargetkan presisi tinggi, logistik," tulis dia di Twitter.
"Artileri berat di garis depan memungkinkan kesamaan jumlah. APC [pengangkut personel lapis baja] untuk tinju terobosan...Lebih banyak alat lebih cepat kita akan membersihkan tanah kita dari Rusia," paparnya, seperti dikutip dari Newsweek, Senin (11/7/2022).
Pernyataannya muncul tak lama setelah Presiden Joe Biden menandatangani paket senjata baru senilai USD400 juta untuk Ukraina, termasuk empat tambahan sistem roket artileri mobilitas tinggi (HIMARS).
Seorang pejabat senior pertahanan AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan kepada Reuters bahwa HIMARS baru yang disediakan oleh Washington akan membuat jumlah total yang dioperasikan Kiev menjadi 12 unit.
Pejabat itu mengatakan bahwa dengan bantuan sistem tersebut, Ukraina telah berhasil menyerang lokasi pasukan Rusia di Ukraina, lebih dalam di belakang garis depan dan mengganggu kemampuan Moskow untuk melakukan operasi artileri.
AS mulai memasok Ukraina dengan HIMARS pada bulan Juni, setelah Ukraina mengatakan tidak akan menggunakan senjata itu untuk menyerang wilayah Rusia.
Podolyak mengatakan bulan lalu bahwa Ukraina membutuhkan 1.000 howitzer kaliber 155 mm, 300 MLRS (M270 Multiple Launch Rocket System), 500 tank, 2.000 kendaraan lapis baja, dan 1.000 drone, untuk mengakhiri perang.
“Tidak mungkin untuk mengatakan ini dalam beberapa kata, tetapi kami memiliki konsensus di Ukraina tentang masalah ini,” kata Podolyak.
"Jika kami menerima senjata berat dengan cukup cepat, perang tidak akan memakan waktu lebih dari tiga atau enam bulan lagi, dan jika semua persyaratan terpenuhi, kami berharap untuk merebut kembali wilayah kami."
“Jika ternyata seperti ini, Rusia tidak akan lagi berada dalam posisi mengancam Eropa dan mengganggu," imbuh dia.
"Kami berharap Ukraina akan menerima dukungan yang diperlukan untuk menahan diri melawan Rusia," katanya. "Untuk mengakhiri perang ini dengan benar, kami membutuhkan pasokan persenjataan berat dari mitra kami, dan kami membutuhkan kekalahan militer Rusia di barat dan selatan."
Sementara itu, Gubernur wilayah Luhansk timur, Sergey Haidai, mengatakan bahwa pasukan Rusia berhasil "meningkatkan neraka yang sebenarnya" ketika mereka mendekati perbatasan dengan wilayah Donetsk.
Para pejabat Ukraina pada hari Minggu mengatakan pasukan Rusia telah menyerang sebuah blok apartemen di Chasiv Yar, sebuah kota dekat kota Kramatorsk, di wilayah Donetsk, menewaskan sedikitnya 15 orang dan membuat sekitar 20 orang lainnya terjebak di bawah reruntuhan.
(min)