Ukraina: 1 Juta Tentara Siap Rebut Lagi Wilayah Selatan dari Rusia
loading...
A
A
A
KIEV - Menteri Pertahanan Ukraina Alexey Reznikov mengatakan satu juta tentara tempur telah dikumpulkan untuk merebut kembali wilayah selatan yang telah dikuasai Rusia .
Menurutnya, pengerahan tentara sebanyak itu atas perintah Presiden Volodymyr Zelensky.
“Kami memahami bahwa, secara politik, ini sangat diperlukan untuk negara kami. Presiden telah memberikan perintah kepada panglima tertinggi militer untuk menyusun rencana,” katanya dalam sebuah wawancara dengan The Times yang diterbitkan Minggu (10/7/2022).
“Kami adalah orang-orang dari dunia bebas dan dengan rasa keadilan dan kebebasan yang nyata. Kami memiliki sekitar 700.000 angkatan bersenjata dan ketika Anda menambahkan garda nasional, polisi, penjaga perbatasan, kami memiliki sekitar satu juta orang,” paparnya.
Reznikov memuji upaya Inggris untuk membantu Ukraina, terutama Menteri Pertahanan Ben Wallace, yang menurut dia, adalah kunci untuk membantu mengubah pendekatan dari menyediakan peralatan perang Soviet ke artileri 155mm standar NATO, sistem roket peluncuran ganda dan drone teknologi tinggi.
Berbagai peralatan tempur itu, kata Reznikov, akan menebus kerugian besar di wilayah Donbas dalam menghadapi penembakan artileri massal Rusia.
Presiden Zelensky sebelumnya mengatakan Ukraina kehilangan sekitar 200 personel militer per hari di wilayah itu.
Reznikov juga menyebutkan sekutu lainnya, mengeklaim koalisi anti-Kremlin telah lahir.
“Mitra kami di London dan Washington DC dan ibu kota lainnya, mereka berinvestasi pada kami, tidak hanya dengan uang tetapi juga harapan orang-orang mereka bahwa kami harus membuat Kremlin kalah. Kita harus memenangkan perang ini bersama-sama,” katanya.
Reznikov berpendapat aliansi lama Presiden Rusia Vladimir Putin juga telah hancur. Argumen itu merujuk pada Kazakhstan, di mana Presiden Kassym-Jomart Tokayev baru-baru ini secara terbuka menolak untuk mengakui Republik Rakyat Luhansk dan Republik Rakyat Donetsk sebagai negara berdaulat.
“Saya yakin dalam beberapa tahun ke depan kita akan melihat prosesi seruan kedaulatan di wilayah Rusia. Federasi Rusia akan mengakhiri hidupnya sebagai negara yang berbeda–Tatarstan, Bashkortostan, dan lain-lain,” kata Reznikov.
Rusia menginvasi Ukraina sejak 24 Februari dengan alasan kegagalan Kiev untuk mengimplementasikan perjanjian Minsk, yang dirancang untuk memberi wilayah Donetsk dan Luhansk status khusus di dalam negara Ukraina. Perang hingga hari ini sudah memasuki hari kelima.
Menurutnya, pengerahan tentara sebanyak itu atas perintah Presiden Volodymyr Zelensky.
“Kami memahami bahwa, secara politik, ini sangat diperlukan untuk negara kami. Presiden telah memberikan perintah kepada panglima tertinggi militer untuk menyusun rencana,” katanya dalam sebuah wawancara dengan The Times yang diterbitkan Minggu (10/7/2022).
“Kami adalah orang-orang dari dunia bebas dan dengan rasa keadilan dan kebebasan yang nyata. Kami memiliki sekitar 700.000 angkatan bersenjata dan ketika Anda menambahkan garda nasional, polisi, penjaga perbatasan, kami memiliki sekitar satu juta orang,” paparnya.
Reznikov memuji upaya Inggris untuk membantu Ukraina, terutama Menteri Pertahanan Ben Wallace, yang menurut dia, adalah kunci untuk membantu mengubah pendekatan dari menyediakan peralatan perang Soviet ke artileri 155mm standar NATO, sistem roket peluncuran ganda dan drone teknologi tinggi.
Berbagai peralatan tempur itu, kata Reznikov, akan menebus kerugian besar di wilayah Donbas dalam menghadapi penembakan artileri massal Rusia.
Presiden Zelensky sebelumnya mengatakan Ukraina kehilangan sekitar 200 personel militer per hari di wilayah itu.
Reznikov juga menyebutkan sekutu lainnya, mengeklaim koalisi anti-Kremlin telah lahir.
“Mitra kami di London dan Washington DC dan ibu kota lainnya, mereka berinvestasi pada kami, tidak hanya dengan uang tetapi juga harapan orang-orang mereka bahwa kami harus membuat Kremlin kalah. Kita harus memenangkan perang ini bersama-sama,” katanya.
Reznikov berpendapat aliansi lama Presiden Rusia Vladimir Putin juga telah hancur. Argumen itu merujuk pada Kazakhstan, di mana Presiden Kassym-Jomart Tokayev baru-baru ini secara terbuka menolak untuk mengakui Republik Rakyat Luhansk dan Republik Rakyat Donetsk sebagai negara berdaulat.
“Saya yakin dalam beberapa tahun ke depan kita akan melihat prosesi seruan kedaulatan di wilayah Rusia. Federasi Rusia akan mengakhiri hidupnya sebagai negara yang berbeda–Tatarstan, Bashkortostan, dan lain-lain,” kata Reznikov.
Rusia menginvasi Ukraina sejak 24 Februari dengan alasan kegagalan Kiev untuk mengimplementasikan perjanjian Minsk, yang dirancang untuk memberi wilayah Donetsk dan Luhansk status khusus di dalam negara Ukraina. Perang hingga hari ini sudah memasuki hari kelima.
(min)