Balas Dendam, Sekutu Putin Serukan Rusia Rebut Alaska dari AS
loading...
A
A
A
MOSKOW - Vyacheslav Volodin, politisi sekutu Presiden Vladimir Putin, membuat heboh dengan seruannya agar Rusia merebut kembali Alaska dari Amerika Serikat (AS) . Seruan itu muncul di tengah ketegangan kedua negara atas perang di Ukraina.
Seruannya, yang sedang jadi sorotan media-media Barat, dianggap sebagai pembalasan atas tindakan Washington yang berupaya merampas aset-aset Rusia di luar negeri.
Volodin, KetuaDuma(Parlemen) Rusia, sebelumnya adalah ajudan Putin. Dia membuat seruan kontroversial itu pada Rabu lalu.
Dia mengatakan Washington harus ingat bahwa Alaska adalah bagian dari Rusia ketika Amerika membekukan aset Rusia—saat itu masih bernama Kekaisaran Rusia—, seperti yang dilakukan saat ini di mana tujuan Amerika adalah menghukum Kremlin atas invasinya ke Ukraina.
Kekaisaran Rusia pernah berkuasa atas Alaska dan mendirikan beberapa pemukiman di sana sampai AS membelinya dari kekaisaran tersebut pada tahun 1867, seharga USD7,2 juta.
"Ketika mereka mencoba untuk mengambil aset kami di luar negeri, mereka harus menyadari bahwa kami juga memiliki sesuatu untuk diklaim kembali," kata Volodin dalam pertemuan dengan anggota Parlemen Rusia, seperti dikutip dari The Independent, Sabtu (9/7/2022).
Ini bukan pertama kalinya politisi Rusia mengangkat prospek Alaska kembali ke kendali Rusia.
Pada bulan Maret, anggota Duma Rusia Oleg Matveychev mengatakan kepada sebuah program televisi bahwa Kremlin harus memikirkan reparasi dari ASatas sanksi yang dikenakan pada Rusia setelah perangnya di Ukraina, termasuk menyerahkan Alaska.
“Kita harus memikirkan reparasi dari kerusakan yang disebabkan oleh sanksi dan perang itu sendiri,” kata Matveychev kepada Russia1, televisi yang dikendalikan Kremlin. “Karena itu juga membutuhkan uang dan kita harus mendapatkannya kembali.”
Ditanya apakah itu termasuk Alaska dan bekas pemukiman Rusia di California, Mateychev mengatakan kepada tuan rumah program televisi Vladimir Soloviev bahwa dia ingin semua properti Rusia dikembalikan setelah banyak sanksi dijatuhkan pada Rusia karena menyerang Ukraina.
"Itu termasuk Kekaisaran Rusia, Uni Soviet dan Rusia saat ini, yang telah direbut di Amerika Serikat, dan seterusnya...Serta Antartika...Kami menemukannya, jadi itu milik kami," kata Matveychev.
Presiden Putin sudah lama mengatakan bahwa dia tidak tertarik dengan gagasan untuk merebut kembali Alaska dari AS.
Selama konferensi tanya jawab tahunan dengan rakyatnya pada 2014 misalnya, Putin ditanya tentang mengambil kembali wilayah Alaska. Penanya Faina Ivanovna mengatakan kepadanya bahwa itu adalah sesuatu yang akan sangat senang dilihat oleh orang Rusia.
"Mengapa Anda membutuhkan Alaska?" Putin menanggapi.
"Ngomong-ngomong, Alaska dijual sekitar abad ke-19. Louisiana dijual ke Amerika Serikat oleh Prancis pada waktu yang hampir bersamaan. Ribuan kilometer persegi dijual seharga USD7,2 juta, meskipun dalam bentuk emas."
Dia menyebut pembelian itu murah dan mengatakan orang-orang seharusnya tidak sibuk memikirkan Alaska.
Seruannya, yang sedang jadi sorotan media-media Barat, dianggap sebagai pembalasan atas tindakan Washington yang berupaya merampas aset-aset Rusia di luar negeri.
Volodin, KetuaDuma(Parlemen) Rusia, sebelumnya adalah ajudan Putin. Dia membuat seruan kontroversial itu pada Rabu lalu.
Dia mengatakan Washington harus ingat bahwa Alaska adalah bagian dari Rusia ketika Amerika membekukan aset Rusia—saat itu masih bernama Kekaisaran Rusia—, seperti yang dilakukan saat ini di mana tujuan Amerika adalah menghukum Kremlin atas invasinya ke Ukraina.
Kekaisaran Rusia pernah berkuasa atas Alaska dan mendirikan beberapa pemukiman di sana sampai AS membelinya dari kekaisaran tersebut pada tahun 1867, seharga USD7,2 juta.
"Ketika mereka mencoba untuk mengambil aset kami di luar negeri, mereka harus menyadari bahwa kami juga memiliki sesuatu untuk diklaim kembali," kata Volodin dalam pertemuan dengan anggota Parlemen Rusia, seperti dikutip dari The Independent, Sabtu (9/7/2022).
Ini bukan pertama kalinya politisi Rusia mengangkat prospek Alaska kembali ke kendali Rusia.
Pada bulan Maret, anggota Duma Rusia Oleg Matveychev mengatakan kepada sebuah program televisi bahwa Kremlin harus memikirkan reparasi dari ASatas sanksi yang dikenakan pada Rusia setelah perangnya di Ukraina, termasuk menyerahkan Alaska.
“Kita harus memikirkan reparasi dari kerusakan yang disebabkan oleh sanksi dan perang itu sendiri,” kata Matveychev kepada Russia1, televisi yang dikendalikan Kremlin. “Karena itu juga membutuhkan uang dan kita harus mendapatkannya kembali.”
Ditanya apakah itu termasuk Alaska dan bekas pemukiman Rusia di California, Mateychev mengatakan kepada tuan rumah program televisi Vladimir Soloviev bahwa dia ingin semua properti Rusia dikembalikan setelah banyak sanksi dijatuhkan pada Rusia karena menyerang Ukraina.
"Itu termasuk Kekaisaran Rusia, Uni Soviet dan Rusia saat ini, yang telah direbut di Amerika Serikat, dan seterusnya...Serta Antartika...Kami menemukannya, jadi itu milik kami," kata Matveychev.
Presiden Putin sudah lama mengatakan bahwa dia tidak tertarik dengan gagasan untuk merebut kembali Alaska dari AS.
Selama konferensi tanya jawab tahunan dengan rakyatnya pada 2014 misalnya, Putin ditanya tentang mengambil kembali wilayah Alaska. Penanya Faina Ivanovna mengatakan kepadanya bahwa itu adalah sesuatu yang akan sangat senang dilihat oleh orang Rusia.
"Mengapa Anda membutuhkan Alaska?" Putin menanggapi.
"Ngomong-ngomong, Alaska dijual sekitar abad ke-19. Louisiana dijual ke Amerika Serikat oleh Prancis pada waktu yang hampir bersamaan. Ribuan kilometer persegi dijual seharga USD7,2 juta, meskipun dalam bentuk emas."
Dia menyebut pembelian itu murah dan mengatakan orang-orang seharusnya tidak sibuk memikirkan Alaska.
(min)