Medvedev Kutip Alkitab Injil untuk Para Pengkritik Rusia

Kamis, 07 Juli 2022 - 07:43 WIB
loading...
A A A
“Pengadilan apa yang mengutuk lautan darah yang ditumpahkan oleh AS (di Vietnam) dan di tempat lain? Bukan siapa-siapa! Tidak ada badan supranasional yang dibentuk untuk tujuan ini. Tapi jumlah korban kebijakan kriminal AS saat ini sebanding dengan (jumlah) korban rezim Hitler,” ujar dia.



“Sementara AS telah membunuh orang dengan impunitas, AS tidak pernah menghadapi kecaman nyata dari struktur internasional yang didanainya," papar dia dengan peringatan apokaliptik.

Dia memperingatkan, “AS dan anjing gembalanya yang tidak berharga harus mengingat kata-kata Kitab Suci, 'Jangan menghakimi, agar kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang mana kamu menghakimi, kamu akan dihakimi’ (Mt. 7:1–2). 'Karena hari besar murka mereka telah tiba, dan siapa yang dapat menahannya?' (Rev 6:17).”

Pembicaraan tentang pembentukan semacam pengadilan internasional atas dugaan 'kejahatan perang' yang dikatakan dilakukan oleh pasukan Rusia di Ukraina meningkat pekan lalu, ketika masalah itu diangkat selama pertemuan Dewan Keamanan PBB yang diikuti Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melalui tautan video.

Zelensky menuduh Moskow sengaja menargetkan warga sipil, dan mengulangi seruannya agar Rusia dinyatakan sebagai "negara teroris" dan dikeluarkan dari dewan keamanan dan PBB.

Seruan Zelensky didukung Polandia, Estonia, dan Inggris, namun tidak ada mekanisme untuk memberhentikan anggota tetap DK PBB, sementara Moskow memegang hak veto di dalamnya.

Rusia membantah tuduhan menargetkan warga sipil, sebaliknya menuduh Kiev menggunakan taktik semacam itu.

Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, dengan alasan kegagalan Kiev mengimplementasikan perjanjian Minsk, yang dirancang untuk memberi wilayah Donetsk dan Lugansk status khusus di dalam negara Ukraina.

Protokol, yang ditengahi Jerman dan Prancis, pertama kali ditandatangani pada 2014. Mantan presiden Ukraina Petro Poroshenko sejak itu mengakui tujuan utama Kiev adalah menggunakan gencatan senjata untuk mengulur waktu dan “menciptakan angkatan bersenjata yang kuat.”
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1226 seconds (0.1#10.140)