George Soros: MA dan Partai Republik Trump Ancaman Lebih Besar daripada Rusia dan China
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Miliarder George Soros memperingatkan Mahkamah Agung (MA) Amerika Serikat (AS) dan Partai Republik Donald Trump mewakili ancaman yang lebih besar bagi AS daripada Rusia dan China.
Tak hanya itu, menurut Soros, MA dan Partai Republik Trump harus dikalahkan dengan cara apa pun yang diperlukan.
Mega-donor Partai Demokrat George Soros itu menjelaskan sikapnya dalam artikel yang diterbitkan pada 4 Juli.
Soros (91) sebelumnya telah menyerukan perubahan rezim di China dan kemenangan cepat atas Rusia.Dalam opini sindikasi terbarunya, dia menyebut mereka "rezim represif" yang "ingin memaksakan bentuk pemerintahan otokratis di dunia."
Namun, menurutnya, ancaman yang jauh lebih besar bagi AS berasal dari “musuh domestik demokrasi”, yang meliputi “Mahkamah Agung saat ini, yang didominasi ekstremis sayap kanan, dan Partai Republik pimpinan Donald Trump,” yang menempatkan mereka di sana.
Senada dengan Presiden AS Joe Biden, Soros mengecam MA atas putusan Dobbs bulan lalu, yang membatalkan preseden Roe v Wade 1973 tentang aborsi.
Dia mengatakan logika putusan itu membahayakan hak-hak lain yang diakui di bawah Amandemen Keempatbelas, “di antaranya hak untuk kontrasepsi, pernikahan sesama jenis, dan hak-hak LGBTQ, tetapi bahkan mungkin pernikahan antar ras.”
“Jelas juga bahwa MA ini bermaksud melakukan serangan frontal terhadap cabang eksekutif,” ujar Soros, menunjuk pada putusan mengenai kewenangan Badan Perlindungan Lingkungan, kepemilikan senjata, dan redistricting.
“Denominator umum dalam putusan MA baru-baru ini adalah untuk mendukung tujuan yang dipromosikan oleh Partai Republik Trump dan melemahkan atau melarang penyebab yang disukai oleh Partai Demokrat," ujar Soros bersikeras.
“Putusan Dobbs adalah bagian dari rencana yang disusun dengan hati-hati untuk mengubah AS menjadi rezim yang represif,” tulis Soros.
Menurut Soros, satu-satunya cara untuk menghentikannya adalah dengan “menggulingkan Partai Republik dari jabatannya dengan telak.”
Demokrat saat ini mengendalikan Gedung Putih dan kedua kamar Kongres. “Partai Republik menyerang sistem demokrasi kita dari setiap sudut,” tulis Soros, menuduh partai tersebut telah “menumpuk” Mahkamah Agung dan banyak pengadilan yang lebih rendah dengan “hakim ekstremis” dan mengesahkan undang-undang yang “membuat pemungutan suara menjadi sangat sulit” dan “membuat subversi sistem pemilu lebih mudah” di tingkat negara bagian.
“Kelangsungan hidup demokrasi di AS sangat terancam,” ujar Soros menyimpulkan, menambahkan, “Kita harus melakukan segala yang kita bisa untuk mencegahnya,” termasuk menjangkau beberapa pendukung Republik yang memilih Trump tetapi menolak “kebohongan besar” Trump tentang kecurangan pemilu 2020.
Soros menegaskan, “Ini adalah tentang membangun kembali sistem politik dua partai yang berfungsi yang merupakan inti dari demokrasi Amerika.”
Miliarder kelahiran Hungaria ini telah menginvestasikan jutaan dolar untuk membantu perjuangan Demokrat, mulai dari pemilu paruh waktu nasional yang akan datang hingga pemilihan jaksa wilayah di yurisdiksi utama.
Tak hanya itu, menurut Soros, MA dan Partai Republik Trump harus dikalahkan dengan cara apa pun yang diperlukan.
Mega-donor Partai Demokrat George Soros itu menjelaskan sikapnya dalam artikel yang diterbitkan pada 4 Juli.
Soros (91) sebelumnya telah menyerukan perubahan rezim di China dan kemenangan cepat atas Rusia.Dalam opini sindikasi terbarunya, dia menyebut mereka "rezim represif" yang "ingin memaksakan bentuk pemerintahan otokratis di dunia."
Namun, menurutnya, ancaman yang jauh lebih besar bagi AS berasal dari “musuh domestik demokrasi”, yang meliputi “Mahkamah Agung saat ini, yang didominasi ekstremis sayap kanan, dan Partai Republik pimpinan Donald Trump,” yang menempatkan mereka di sana.
Senada dengan Presiden AS Joe Biden, Soros mengecam MA atas putusan Dobbs bulan lalu, yang membatalkan preseden Roe v Wade 1973 tentang aborsi.
Dia mengatakan logika putusan itu membahayakan hak-hak lain yang diakui di bawah Amandemen Keempatbelas, “di antaranya hak untuk kontrasepsi, pernikahan sesama jenis, dan hak-hak LGBTQ, tetapi bahkan mungkin pernikahan antar ras.”
“Jelas juga bahwa MA ini bermaksud melakukan serangan frontal terhadap cabang eksekutif,” ujar Soros, menunjuk pada putusan mengenai kewenangan Badan Perlindungan Lingkungan, kepemilikan senjata, dan redistricting.
“Denominator umum dalam putusan MA baru-baru ini adalah untuk mendukung tujuan yang dipromosikan oleh Partai Republik Trump dan melemahkan atau melarang penyebab yang disukai oleh Partai Demokrat," ujar Soros bersikeras.
“Putusan Dobbs adalah bagian dari rencana yang disusun dengan hati-hati untuk mengubah AS menjadi rezim yang represif,” tulis Soros.
Menurut Soros, satu-satunya cara untuk menghentikannya adalah dengan “menggulingkan Partai Republik dari jabatannya dengan telak.”
Demokrat saat ini mengendalikan Gedung Putih dan kedua kamar Kongres. “Partai Republik menyerang sistem demokrasi kita dari setiap sudut,” tulis Soros, menuduh partai tersebut telah “menumpuk” Mahkamah Agung dan banyak pengadilan yang lebih rendah dengan “hakim ekstremis” dan mengesahkan undang-undang yang “membuat pemungutan suara menjadi sangat sulit” dan “membuat subversi sistem pemilu lebih mudah” di tingkat negara bagian.
“Kelangsungan hidup demokrasi di AS sangat terancam,” ujar Soros menyimpulkan, menambahkan, “Kita harus melakukan segala yang kita bisa untuk mencegahnya,” termasuk menjangkau beberapa pendukung Republik yang memilih Trump tetapi menolak “kebohongan besar” Trump tentang kecurangan pemilu 2020.
Soros menegaskan, “Ini adalah tentang membangun kembali sistem politik dua partai yang berfungsi yang merupakan inti dari demokrasi Amerika.”
Miliarder kelahiran Hungaria ini telah menginvestasikan jutaan dolar untuk membantu perjuangan Demokrat, mulai dari pemilu paruh waktu nasional yang akan datang hingga pemilihan jaksa wilayah di yurisdiksi utama.
(sya)