Kantongi Lisensi Palsu, 150 Pilot PIA Dilarang Terbang
loading...
A
A
A
ISLAMABAD - Maskapai penerbangan Pakistan International Airlines (PIA) mengatakan pihaknya mengatakan telah melarang terbang hampir sepertiga pilotnya karena mengantongi lisensi palsu atau meragukan, sebulan setelah salah satu pesawatnya jatuh di daerah perumahan dan menewaskan 98 orang.
Langkah ini dilakukan setelah pemerintah Pakistan merilis laporan awal mengenai kecelakaan 22 Mei di Karachi. (Baca: Angkut 107 Orang, Pesawat Pakistan International Airlines Jatuh di Karachi )
Para penyelidik sebagian besar menyalahkan kedua pilot, yang mengabaikan protokol penerbangan dan tengah membahas wabah virus Corona saat mereka pertama kali mencoba mendaratkan pesawat jenis Airbus A320. ( Baca: Pilot Ngobrol Covid-19, Penyebab Pesawat Pakistan Jatuh Tewaskan 97 Orang)
Juru bicara PIA, Abdullah Hafeez Khan mengatakan bahwa penyelidikan pemerintah tahun lalu telah menemukan sekitar 150 dari 434 pilotnyamengantongi baik itu lisensi palsu atau mencurigakan.
"Kami telah memutuskan untuk melarang terbang 150 pilot itu yang memegang lisensi palsu dengan efek langsung," katanya seperti dikutip dari CBS News, Jumat (26/6/2020).
Sebagai maskapai milik negara, PIA mengatakan telah meminta rincian tambahan dari Otoritas Penerbangan Sipil sehingga tindakan lebih lanjut dapat diambil terhadap mereka yang telah menjadi potensi bahaya yang parah.
PIA, perusahaan penerbangan utama Pakistan, saat ini memiliki 31 armada dan mempekerjakan sekitar 14.500 staf.
Rincian penyelidikan pemerintah diumumkan ketika menteri penerbangan Pakistan Ghulam Sarwar Khan mengatakan kepada parlemen bahwa tinjauan tersebut menemukan lebih dari 260 dari 860 pilot aktif di negara itu memiliki lisensi palsu atau melakukan kecurangan dalam ujian.
Pesawat PIA dengan nomor penerbangan 8303 jatuh di daerah perumahan yang ramai di dekat bandara Karachi, menewaskan 97 orang di pesawat dan seorang anak di darat. (Baca: Pakistan Konfirmasi Korban Tewas Jatuhnya Pesawat PIA 97 Orang )
Laporan pendahuluan menguraikan menit-menit akhir penerbangan yang kacau dan serangkaian kesalahan aneh yang diperparah oleh kegagalan komunikasi dengan kontrol lalu lintas udara.
Pakistan memiliki catatan keselamatan penerbangan militer dan sipil memprihantinkan, dengan seringnya terjadi kecelakaan pesawat dan helikopter selama bertahun-tahun.
Pada 2016, sebuah pesawat PIA terbakar setelah salah satu dari dua mesin turbopropnya gagal saat terbang dari utara terpencil ke Islamabad, menewaskan lebih dari 40 orang.
Bencana udara paling mematikan di Pakistan adalah pada 2010 ketika sebuah [pesawat jenis Airbus A321 yang dioperasikan oleh maskapai swasta Airblue menabrak bukit-bukit di Islamabad ketika pesawat itu mendarat, menewaskan semua 152 orang di dalamnya.
Sebuah laporan resmi menyalahkan kecelakaan itu pada kapten pesawat yang bingung dan suasana kokpit yang tidak bersahabat.
PIA, salah satu maskapai terkemuka di kawasan itu hingga tahun 1970-an, sekarang menderita reputasi yang semakin menurun karena seringnya pembatalan, keterlambatan dan masalah keuangan.
Langkah ini dilakukan setelah pemerintah Pakistan merilis laporan awal mengenai kecelakaan 22 Mei di Karachi. (Baca: Angkut 107 Orang, Pesawat Pakistan International Airlines Jatuh di Karachi )
Para penyelidik sebagian besar menyalahkan kedua pilot, yang mengabaikan protokol penerbangan dan tengah membahas wabah virus Corona saat mereka pertama kali mencoba mendaratkan pesawat jenis Airbus A320. ( Baca: Pilot Ngobrol Covid-19, Penyebab Pesawat Pakistan Jatuh Tewaskan 97 Orang)
Juru bicara PIA, Abdullah Hafeez Khan mengatakan bahwa penyelidikan pemerintah tahun lalu telah menemukan sekitar 150 dari 434 pilotnyamengantongi baik itu lisensi palsu atau mencurigakan.
"Kami telah memutuskan untuk melarang terbang 150 pilot itu yang memegang lisensi palsu dengan efek langsung," katanya seperti dikutip dari CBS News, Jumat (26/6/2020).
Sebagai maskapai milik negara, PIA mengatakan telah meminta rincian tambahan dari Otoritas Penerbangan Sipil sehingga tindakan lebih lanjut dapat diambil terhadap mereka yang telah menjadi potensi bahaya yang parah.
PIA, perusahaan penerbangan utama Pakistan, saat ini memiliki 31 armada dan mempekerjakan sekitar 14.500 staf.
Rincian penyelidikan pemerintah diumumkan ketika menteri penerbangan Pakistan Ghulam Sarwar Khan mengatakan kepada parlemen bahwa tinjauan tersebut menemukan lebih dari 260 dari 860 pilot aktif di negara itu memiliki lisensi palsu atau melakukan kecurangan dalam ujian.
Pesawat PIA dengan nomor penerbangan 8303 jatuh di daerah perumahan yang ramai di dekat bandara Karachi, menewaskan 97 orang di pesawat dan seorang anak di darat. (Baca: Pakistan Konfirmasi Korban Tewas Jatuhnya Pesawat PIA 97 Orang )
Laporan pendahuluan menguraikan menit-menit akhir penerbangan yang kacau dan serangkaian kesalahan aneh yang diperparah oleh kegagalan komunikasi dengan kontrol lalu lintas udara.
Pakistan memiliki catatan keselamatan penerbangan militer dan sipil memprihantinkan, dengan seringnya terjadi kecelakaan pesawat dan helikopter selama bertahun-tahun.
Pada 2016, sebuah pesawat PIA terbakar setelah salah satu dari dua mesin turbopropnya gagal saat terbang dari utara terpencil ke Islamabad, menewaskan lebih dari 40 orang.
Bencana udara paling mematikan di Pakistan adalah pada 2010 ketika sebuah [pesawat jenis Airbus A321 yang dioperasikan oleh maskapai swasta Airblue menabrak bukit-bukit di Islamabad ketika pesawat itu mendarat, menewaskan semua 152 orang di dalamnya.
Sebuah laporan resmi menyalahkan kecelakaan itu pada kapten pesawat yang bingung dan suasana kokpit yang tidak bersahabat.
PIA, salah satu maskapai terkemuka di kawasan itu hingga tahun 1970-an, sekarang menderita reputasi yang semakin menurun karena seringnya pembatalan, keterlambatan dan masalah keuangan.
(ber)