Rusia Beri Komentar Tegas Soal Prospek Ekspansi Dewan Keamanan PBB
loading...
A
A
A
MOSKOW - Rusia mendukung perluasan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), tetapi tidak dengan mengakui Jerman dan Jepang.
Pernyataan tegas itu diungkapkan Duta Besar Rusia untuk China, Andrey Denisov, pada Senin (4/7/2022).
Berbicara selama sesi pleno Forum Perdamaian Dunia PBB di Beijing, Denisov, yang pernyataan utamanya telah dipublikasikan di akun media sosial kedutaan, mengklaim, “Dewan Keamanan telah menjadi tempat di mana rekan-rekan Barat melakukan propaganda, menyampaikan pandangan mereka. sebagai kebenaran tertinggi.”
Oleh karena itu, menurutnya, ada kebutuhan mendesak untuk mereformasi PBB.
“Negara kami mendukung perluasan komposisi Dewan Keamanan PBB berdasarkan konsensus luas. Untuk melakukan ini, perlu meningkatkan pangsa negara-negara Afrika, Asia dan Amerika Latin,” ujar Denisov, menjelaskan langkah ini akan membuat Dewan Keamanan PBB “lebih demokratis.”
Dia menambahkan, “Rusia terbuka untuk gagasan keanggotaan untuk India dan Brasil, tetapi tidak untuk Jerman dan Jepang, karena ini tidak akan mengubah keseimbangan internal dengan cara apa pun.”
Pernyataannya mengikuti beberapa seruan dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk mencabut keanggotaan Rusia, di tengah operasi militer Moskow di negaranya.
Amerika Serikat (AS), bagaimanapun, telah berulang kali menjelaskan bahwa Rusia akan tetap menjadi anggota tetap DK PBB, karena tidak ada cara untuk mengecualikan negara tersebut.
Ada diskusi tentang peningkatan jumlah anggota tetap Dewan Keamanan sejak persetujuan Piagam PBB pada 1945. Brasil, Jerman, India, dan Jepang telah mengajukan tuntutan yang paling kuat.
DK PBB, yang tanggung jawab utamanya adalah “pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional,” adalah satu-satunya badan PBB yang berwenang mengeluarkan resolusi yang mengikat negara-negara anggota.
Lima anggota tetapnya yakni China, Prancis, Rusia, Inggris, dan AS dapat memblokir resolusi apa pun.
Blok anggota tetap yang demokratis dan umumnya bersekutu yakni Prancis, Inggris, dan AS sering disebut “P3”.
Pernyataan tegas itu diungkapkan Duta Besar Rusia untuk China, Andrey Denisov, pada Senin (4/7/2022).
Berbicara selama sesi pleno Forum Perdamaian Dunia PBB di Beijing, Denisov, yang pernyataan utamanya telah dipublikasikan di akun media sosial kedutaan, mengklaim, “Dewan Keamanan telah menjadi tempat di mana rekan-rekan Barat melakukan propaganda, menyampaikan pandangan mereka. sebagai kebenaran tertinggi.”
Oleh karena itu, menurutnya, ada kebutuhan mendesak untuk mereformasi PBB.
“Negara kami mendukung perluasan komposisi Dewan Keamanan PBB berdasarkan konsensus luas. Untuk melakukan ini, perlu meningkatkan pangsa negara-negara Afrika, Asia dan Amerika Latin,” ujar Denisov, menjelaskan langkah ini akan membuat Dewan Keamanan PBB “lebih demokratis.”
Dia menambahkan, “Rusia terbuka untuk gagasan keanggotaan untuk India dan Brasil, tetapi tidak untuk Jerman dan Jepang, karena ini tidak akan mengubah keseimbangan internal dengan cara apa pun.”
Pernyataannya mengikuti beberapa seruan dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk mencabut keanggotaan Rusia, di tengah operasi militer Moskow di negaranya.
Amerika Serikat (AS), bagaimanapun, telah berulang kali menjelaskan bahwa Rusia akan tetap menjadi anggota tetap DK PBB, karena tidak ada cara untuk mengecualikan negara tersebut.
Ada diskusi tentang peningkatan jumlah anggota tetap Dewan Keamanan sejak persetujuan Piagam PBB pada 1945. Brasil, Jerman, India, dan Jepang telah mengajukan tuntutan yang paling kuat.
DK PBB, yang tanggung jawab utamanya adalah “pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional,” adalah satu-satunya badan PBB yang berwenang mengeluarkan resolusi yang mengikat negara-negara anggota.
Lima anggota tetapnya yakni China, Prancis, Rusia, Inggris, dan AS dapat memblokir resolusi apa pun.
Blok anggota tetap yang demokratis dan umumnya bersekutu yakni Prancis, Inggris, dan AS sering disebut “P3”.
(sya)