Serbia Emoh Jadi 'Prajurit NATO', Desak Barat Minta Maaf

Minggu, 03 Juli 2022 - 15:36 WIB
loading...
A A A
"Jika Anda ingin tetap berpegang pada integritas teritorial dan kedaulatan sebagai prinsip terpenting politik internasional mulailah dengan Serbia," serunya.



"Jika Washington, Brussel dan sekutu mereka menghormati hukum internasional, mereka akan menarik pengakuan mereka atas Kosovo," ucap Vulin.

"Jalan untuk menghormati integritas teritorial negara lain akan dimulai dengan mereka mengatakan maaf dan mengakui bahwa mereka salah mengebom Serbia, serta meminta maaf atas anak-anak yang telah mereka bunuh," tambah Menteri Dalam Negeri Serbia itu.

Sebaliknya, kata Vulin, Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) ingin Serbia menjadi "prajurit NATO," menjadi seseorang yang ingin terlibat dalam konflik dengan Rusia.

“Kami sangat jelas: Kami tidak akan terlibat dalam konflik dengan Rusia, kami tidak akan terlibat dalam perang orang lain, kami tidak akan menjadi prajurit orang lain,” ia menegaskan.

Vulin sebelumnya juga mengatakan bahwa negara-negara barat sangat ingin membuat Serbia bergabung dengan rezim sanksi anti-Rusia karena mereka membutuhkan Beograd di pihak mereka untuk membebaskan mereka dari dosa melanggar hukum internasional di Serbia sendiri.



Serbia adalah salah satu dari sedikit negara Eropa yang tidak memberlakukan sanksi terhadap Rusia atas operasi militernya di Ukraina. Beograd telah berulang kali menghadapi seruan dari UE untuk "mengikuti jejaknya" dan bergabung dengan rezim sanksi, yang ditentangnya.

Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan pada akhir Juni bahwa Uni Eropa sepenuhnya berperang dengan Rusia. Ia menambahkan bahwa Brussels sangat "marah" dengan Beograd karena tidak mengikutinya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2775 seconds (0.1#10.140)