Wanita Korban Perang Vietnam Berjuluk 'Gadis Napalm' Terima Perawatan Terakhir

Sabtu, 02 Juli 2022 - 09:24 WIB
loading...
Wanita Korban Perang Vietnam Berjuluk Gadis Napalm Terima Perawatan Terakhir
eorang wanita yang menjadi simbol kengerian perang Vietnam, Phan Thi Kim Phuc, telah menjalani perawatan kulit terakhirnya dengan spesialis luka bakar. Foto/The Guardian
A A A
HANOI - Seorang wanita yang menjadi simbol kengerian perang Vietnam , Phan Thi Kim Phuc, telah menjalani perawatan kulit terakhirnya dengan spesialis luka bakar, 50 tahun setelah desanya dihantam bom napalm.

Phuc baru berusia sembilan tahun saat difoto ketika berlari, telanjang dan berteriak kesakitan setelah bom napalm dijatuhkan oleh pesawat tempur Skyraider Vietnam Selatan. Nick Ut, fotografer yang mengambil gambar itu pada Juni 1972, mengantarnya pergi untuk mencari perawatan medis.

Phuc menghabiskan lebih dari satu tahun di rumah sakit untuk pulih dari luka-lukanya, dan telah hidup dengan rasa sakit yang terus-menerus dan gerakannya pun terbatas. Minggu ini dia menjalani perawatan laser putaran ke-12 dan terakhirnya di Miami Dermatology and Laser Institute, seperti dilaporkan NBC 6 South Florida.



Di Miami, dia juga bertemu Ut, yang dianugerahi hadiah Pulitzer untuk foto tersebut, yang diambilnya saat berusia 21 tahun, dan yang dia puji karena telah menyelamatkan hidupnya.

Dia mengatakan dia berharap semua orang bisa hidup dengan cinta, harapan, dan pengampunan.

"Jika semua orang bisa belajar hidup seperti itu, kita tidak perlu perang sama sekali," katanya seperti dikutip dari The Guardian, Sabtu (2/7/2022).



Phuc telah menggambarkan membenci foto itu, dan merasa jelek serta malu karena difoto telanjang. Pakaiannya telah dirobek dari tubuhnya. Pada tahun-tahun setelah serangan itu, dia merasa ingin bunuh diri karena dia hidup dengan trauma mental dan rasa sakit fisik yang menyiksa.

Dia pindah ke Kanada pada 1990-an dan kemudian mendirikan Kim Foundation International, yang menawarkan bantuan medis, termasuk dukungan psikologis, kepada anak-anak yang terkena dampak perang.

Dalam sebuah wawancara dengan CBC bulan lalu, dia berkata: “Saya bukan korban perang lagi. Saya seorang yang selamat. Saya merasa seperti 50 tahun yang lalu, saya adalah korban perang tetapi 50 tahun kemudian, saya adalah seorang teman, seorang penolong, seorang ibu, seorang nenek dan seorang penyintas yang menyerukan perdamaian.”



(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2057 seconds (0.1#10.140)