Anjurkan Setop Kirim Senjata, Dubes Ukraina Hina Para Intelektual Jerman
loading...
A
A
A
BERLIN - Duta Besar (Dubes) Ukraina untuk Jerman Andrey Melnik menghina sekelompok intelektual Jerman yang menulis surat terbuka yang menganjurkan diakhirinya pengiriman senjata ke Ukraina.
Para penandatangan surat terbuka itu meminta Barat membuat rezim Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky merundingkan perdamaian.
Mengomentari desakan para intelektual itu, Andrey Melnik mentweet, "Tidak lagi," pada Kamis (30/6/2022).
Dia menambahkan dalam bahasa Inggris, "Betapa sekelompok pecundang pseudo-intelektual (sic)."
Merujuk pada beberapa penandatangan dengan nama belakang mereka, Melnik menyarankan mereka, “Harus pergi ke neraka dengan nasihat kekalahan (mereka).”
Surat terbuka, yang membuat marah Dubes Ukraina itu, diterbitkan di surat kabar Jerman Die Zeit pada Rabu, berjudul “Gencatan Senjata sekarang!”
Di dalamnya, sekelompok 21 akademisi, filsuf, jurnalis, seniman, dan mantan diplomat Jerman mendesak, "Barat untuk mengakhiri perang Ukraina melalui negosiasi."
Menurut para penandatangan, “Adalah tugas Uni Eropa (UE) untuk memulihkan dan mengamankan perdamaian di benua itu.”
“Untuk tujuan ini, negara-negara harus membuat strategi, yang akan mengakhiri permusuhan sesegera mungkin,” saran seruan para intelektual Jerman itu.
“Ukraina sejauh ini mampu mempertahankan diri dari perang agresif Rusia yang brutal berkat, antara lain, sanksi besar-besaran dan dukungan militer,” ujar mereka.
“Namun, semakin lama langkah-langkah ini berlangsung, semakin tidak jelas permainan akhir mereka,” tambah para intelektual.
Di mata para intelektual ini, sangat tidak mungkin Ukraina akan dapat memperoleh kembali kendali atas, “Semua wilayah yang diduduki termasuk wilayah Donetsk dan Lugansk serta Krimea, karena Rusia lebih unggul secara militer dan memiliki kemampuan meningkatkan eskalasi militer lebih lanjut.”
Mengingat pertimbangan ini, surat itu mendesak negara-negara Barat yang mendukung Ukraina secara militer untuk bertanya pada diri mereka sendiri, “Tujuan apa yang mereka kejar dan apakah (dan untuk berapa lama) pengiriman senjata masih merupakan cara yang benar.”
Para penandatangan melanjutkan memperingatkan, “Kelanjutan dari konflik bersenjata akan berarti ribuan kematian lagi, serta keadaan darurat kemanusiaan, ekonomi dan ekologi besar-besaran di seluruh dunia.”
Surat itu mengacu pada kekurangan pangan di Afrika dan kenaikan harga lebih jauh sebagai bukti lebih lanjut dari poin ini.
Para penulis menjelaskan, “Barat harus bersatu dalam penentangannya terhadap agresi Rusia di Ukraina dan aspirasi pembangkangan lebih lanjut.”
“Namun, kelanjutan perang di Ukraina bukanlah solusi,” tegas para intelektual Jerman.
Ini bukan pertama kalinya tokoh masyarakat Jerman menulis surat publik yang menyerukan diakhirinya pengiriman senjata Barat ke Kiev.
Banyak pengamat lain menyatakan, semakin banyak senjata Barat yang dikirim ke Kiev, perang di Ukraina akan semakin panjang dan dampaknya dirasakan semua negara di dunia.
Para penandatangan surat terbuka itu meminta Barat membuat rezim Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky merundingkan perdamaian.
Mengomentari desakan para intelektual itu, Andrey Melnik mentweet, "Tidak lagi," pada Kamis (30/6/2022).
Dia menambahkan dalam bahasa Inggris, "Betapa sekelompok pecundang pseudo-intelektual (sic)."
Merujuk pada beberapa penandatangan dengan nama belakang mereka, Melnik menyarankan mereka, “Harus pergi ke neraka dengan nasihat kekalahan (mereka).”
Surat terbuka, yang membuat marah Dubes Ukraina itu, diterbitkan di surat kabar Jerman Die Zeit pada Rabu, berjudul “Gencatan Senjata sekarang!”
Di dalamnya, sekelompok 21 akademisi, filsuf, jurnalis, seniman, dan mantan diplomat Jerman mendesak, "Barat untuk mengakhiri perang Ukraina melalui negosiasi."
Menurut para penandatangan, “Adalah tugas Uni Eropa (UE) untuk memulihkan dan mengamankan perdamaian di benua itu.”
“Untuk tujuan ini, negara-negara harus membuat strategi, yang akan mengakhiri permusuhan sesegera mungkin,” saran seruan para intelektual Jerman itu.
“Ukraina sejauh ini mampu mempertahankan diri dari perang agresif Rusia yang brutal berkat, antara lain, sanksi besar-besaran dan dukungan militer,” ujar mereka.
“Namun, semakin lama langkah-langkah ini berlangsung, semakin tidak jelas permainan akhir mereka,” tambah para intelektual.
Di mata para intelektual ini, sangat tidak mungkin Ukraina akan dapat memperoleh kembali kendali atas, “Semua wilayah yang diduduki termasuk wilayah Donetsk dan Lugansk serta Krimea, karena Rusia lebih unggul secara militer dan memiliki kemampuan meningkatkan eskalasi militer lebih lanjut.”
Mengingat pertimbangan ini, surat itu mendesak negara-negara Barat yang mendukung Ukraina secara militer untuk bertanya pada diri mereka sendiri, “Tujuan apa yang mereka kejar dan apakah (dan untuk berapa lama) pengiriman senjata masih merupakan cara yang benar.”
Para penandatangan melanjutkan memperingatkan, “Kelanjutan dari konflik bersenjata akan berarti ribuan kematian lagi, serta keadaan darurat kemanusiaan, ekonomi dan ekologi besar-besaran di seluruh dunia.”
Surat itu mengacu pada kekurangan pangan di Afrika dan kenaikan harga lebih jauh sebagai bukti lebih lanjut dari poin ini.
Para penulis menjelaskan, “Barat harus bersatu dalam penentangannya terhadap agresi Rusia di Ukraina dan aspirasi pembangkangan lebih lanjut.”
“Namun, kelanjutan perang di Ukraina bukanlah solusi,” tegas para intelektual Jerman.
Ini bukan pertama kalinya tokoh masyarakat Jerman menulis surat publik yang menyerukan diakhirinya pengiriman senjata Barat ke Kiev.
Banyak pengamat lain menyatakan, semakin banyak senjata Barat yang dikirim ke Kiev, perang di Ukraina akan semakin panjang dan dampaknya dirasakan semua negara di dunia.
(sya)