Konspirasi Mustafa Kemal Pasha-Inggris Runtuhkan Turki Utsmani

Jum'at, 01 Juli 2022 - 10:04 WIB
loading...
Konspirasi Mustafa Kemal Pasha-Inggris Runtuhkan Turki Utsmani
Konspirasi Mustafa Kemal Pasha-Inggris runtuhkan Turki Utsmani. Foto/Ilustrasi/Sindonews
A A A
JAKARTA - Turki Utsmani adalah negara Islam yang pernah mendominasi peradaban dunia. Di era keemasannya, Turki Utsmani begitu mendominasi Eropa, Afrika dan Timur Tengah. Namun ini berubah setelah Renaisans dan revolusi industri terjadi di Eropa.

Pada akhir Perang Dunia I (1914 -1918) kekuatan Imperium Eropa mulai menggerogoti kekuasaan Turki Utsmani, baik yang berada di daratan Asia maupun Eropa. Keadaan Turki semakin mencekam, Sultan sudah tidak mampu berbuat apa-apa. Di saat kondisi seperti itu, muncul sosok pembaharu yang mengusung paham nasionalisme. Dialah Mustafa Kemal Pasha yang dijuluki sebagai Bapak Turki dan Sang penakluk karena berhasil mengusir bangsa asing dari wilayah Turki. Dia membawa pembaharuan nasionalisme, sekularisme, dan westernisasi.

Nama Mustafa Kemal Pasha, atau di kemudian hari dikenal sebagai Mustafa Kemal Ataturk, dikenal publik setelah mengamankan kemenangan Turki Utsmaniyah di Pertempuran Gallipoli (1915) selama Perang Dunia I.

Ia kemudian meruntuhkan khilafah Islam pada tahun 1924, menggantikannya dengan pemerintahan Turki sekuler yang mengadopsi semua metode sekuler dalam masalah sosial, ekonomi, politik dengan mengorbankan syariat Islam yang hidup di Turki sejak berdirinya khilafah Utsmaniyah.

Mustafa Kemal Pasha atau Mustafa Kemal Ataturk dikenal sebagai sosok yang menentang Daulah Utsmaniyah. Ia dikenal sebagai pemuja Inggris, membenci Jerman dan menentang pemikiran-pemikiran Islam. Ini tidak terlepas dari keterlibatannya dalam kelompok rahasia yang terdiri dari perwira-perwira yang menginginkan pembaruan bernama Vatan ve Huriyet atau Tanah Air dan Kemerdekaan.

Prof Dr Ali Muhammad Ash-Shalabi dalam bukunya yang berjudul Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah menyebut Musthafa Kemal Ataturk hanyalah boneka.

“Proyek pembuatan boneka ini jauh lebih baik dari seratus proyek lain untuk mencabik-cabik Turki dan penghancuran Islam,” tuturnya dalam buku tersebut.



Skenario global yang berusaha mengakhiri pemerintahan Utsmani hingga ke akar-akarnya menuntut untuk melahirkan sebuah pahlawan boneka yang bisa dijadikan sebagai patner oleh pasukan sekutu yang jahat dan menggantungkan harapan umat Islam yang kini dilanda putus asa padanya, yang kemudian di balik kebesaran dan kegagahannya akan melibas sesuatu yang masih tersisa di tubuh umat. Proyek pembuatan boneka ini jauh lebih baik dari seratus proyek lain untuk mencabik-cabik Turki dan penghancuran Islam.

Pembuatan pahlawan boneka ini berhasil dilakukan oleh para intelijen Inggris dengan kesuksesan yang luar biasa. Maka muncullah Mushtafa Kemal At-Taturk sebagai seseorang yang menyerupai juru selamat kehormatan pemerintah, baik dari para sekutu dan Yunani yang sedang menguasai Izmir yang dibantu oleh Inggris pada tahun 1338 H dan mereka memasuki wilayah itu dengan membawa dendam Perang Salib di Anatolia.

Mustafa Kemal mendengungkan spirit jihad di Turki, mengangkat al-Quran dan berhasil mengusir orang-orang Yunani serta membuat orang-orang Inggris menarik diri tanpa terjadi bentrokan senjata apa pun.

Ia bahkan tanpa mengalami banyak kesulitan apa pun berhasil menguasai beberapa tempat strategis. Nama Mustafa Kemal Pasha pun muncul ke permukaan secara perlahan-lahan. Dunia Islam menyambutnya dengan antusias dan memberinya gelar "Ghazi" (panglima perang yang gagah dan tanpa tanding). Para penyair memujinya dan mendapat sambutan hangat dari para khatib. Ia bahkan disejajarkan dengan Khalid bin Walid, salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW dan panglima besar Islam yang sangat terkenal.

Namun hakikat sebenarnya dari sandiwara tersebut muncul yaitu penghancuran Daulah Utsmaniyah itu bukanlah suatu perkara yang mudah.

"Mereka melihat, bahwa hal itu tidak mungkin dilakukan kecuali dengan cara membuat seorang pahlawan boneka dan memberikan gambaran kepada publik bahwa ia adalah sosok yang besar dan seakan-akan hal-hal keramat muncul dari kedua tangannya," kata Ash-Shalabi.

"Dengan demikian, mereka akan mungkin untuk melakukan penikaman dengan menggunakan kedua tangan boneka itu namun tanpa menimbulkan rasa sakit yang sangat dalam," sambungnya.



Pasukan Sekutu mulai membuat berbagai masalah dan meminta kepada Sultan untuk memadamkannya. Mereka mengusulkan nama Mustafa Kemal untuk memadamkannya agar dia menjadi pusat harapan manusia dan akan menjadi pusat penghormatan kalangan perwira tentara.

"Dengan demikian, maka posisi Mushtafa Kemal semakin mencorong dan kharismanya semakin kuat. Pada saat yang sama, nama khalifah semakin anjlok di mata manusia. Permainan Inggris ini sangat tidak gampang dilacak," kata Ash-Shalabi.

Intelijen-intelijen Inggris berhasil menemukan "impiannya" yang telah lama didambakan dalam pribadi Mustafa Kemal. Hubungan antara intelijen Inggris dan Mustafa Kemal dilakukan melalui perantara seorang intelijen yang bernama Amstrong, yang memiliki hubungan dekat dengan Mustafa kala dia berada di Palestina dan Suriah. Dimana saat itu, Mustafa Kemal menjadi komandan perang Utsmani di sana.

Amstrong mengungkapkan bagaimana pilihan jatuh kepada Mustafa satu-satunya dan bukan kepada sahabat-sahabat yang lain untuk merealisasikan langkah terakhir Inggris.

"Dia memiliki watak yang cenderung menyuruh dan melarang sehingga dia sama sekalu tidak menampakkan rasa hormat pada pemimpin-pemimpin Persatuan dan Kemajuan," ungkap Amstrong.

"Dia sering kali bertengkar dengan Anwar dan Jamal, dengan Javid yang beragama Yahudi, dengan Niyazi yang berasal dari Jerman seorang yang dikenal sangat bengis serta Thalaat seorang pegawai kecil di kantor pos," sambungnya.

Mustafa Kemal benar-benar berubah dari seorang perwira yang tidak berpengaruh menjadi seordng panglima militer yang memiliki berbagai kedudukan dan banyak memperoleh kemenangan. Dia pun mendapat gelar "Ghazi" berkat pengaruh para intelijen Inggris.



Sesungguhnya perbuatan-perbuatan Kemal Attaturk setelah itu menunjukkan kebenciannya kepada Islam. Tatkala dia berhasil menang atas Yunani di Ankara pada tahun 1337 H, dia mengumumkan di hadapan publik dengan mengatakan: "Sesungguhnya semua rencana akan diambil tidak dimaksudkan kecuali untuk melindungi kesultanan dan khilafah serta pembebasan Sultan dan negeri ini dari perbudakan orang-orang asing."

Namun tatkala dia telah mampu menguasai rakyat dan negeri pada tahun 1923, Organisasi Nasional Turki yang dipimpin oleh Mustafa Kemal mengumumkan berdirinya Republik Turki dan dia dipilih sebagaipresiden pertamanya. Awalnya dia berpura-pura tetap menjaga sistem khilafah dengan cara memilih Sultan Abdul Majid bin Sultan Abdul Aziz sebagai ganti dari Sultan Muhammad VI yang telah meninggalkan negeridengan menggunakan kapal Inggris menuju Malta. Sedangkan Sultan Abdul Majid ini hanyalah boneka dan sama sekali tidak memiliki kekuasaan apa-apa.

Sultan Abdul Majid adalah sosok lelaki yang terdidik dan terpelajar, sebagaimana halnya kebanyakan keturunan Bani Sulaiman. Dalam pandangan orang-orang Turki, dia dianggap memiliki hubungan yang hidup dengan khazanah dan sejarah Utsmani Islam. Sedangkan orang-orang yang berada di Istanbul selalu berusaha untuk bisa melihatrrya. Mereka selalu menghormatinya setiap kali datang hari Jumat, saat Sultan sedang berangkat untuk menunaikan ibadah shalat.

Sultan sangat sadar akan kedudukannya yang sangat tinggi, serta kesadarannya bahwa dia berasal dari keturunan orang-orang yang mulia. Pada suatu saat, dia memakai sorban yang dipakai oleh Muhammad al-Fatih dan pada saat yang lain dia menyandang pedang Sultan Sulaiman al-Qanuni.

Hal ini membuat Mustafa Kemal demikian benci kepada Sultan Abdul Majid. Dia tidak mampu melihat atau mendengar kecintaan manusia dan kesenangan mereka pada keluarga keturunan Utsmani atau pada kesultanan dan khilafah. Maka dia pun melarang sultan keluar untuk melakukan shalat, kemudian dia mengurangi hak-hak istimewanya.

Mustafa Kemal memerintah dengan tangan besi. Dia mendapat dukungan dari beberapa negara besar terhadap kebijakan politiknya yang keras dan bengis.

Mustafa Kemal memanggil semua anggota pendiri organisasi untuk mengadakan pertemuan pada tanggal 3 Maret 1924. Dia demikian yakin bahwa tidak seorang pun dari anggota pendiri - yang sebenarnya hanya tinggal nama - yang akan berani menentang dirinya.



Dia mengusulkan pada organisai itu proyek pembubaran khilafah yang dia sebut sebagai "bisul sejak abad pertengahan". Keputusan pun diambil yang juga mencakup pembuangan Sultan Abdul Hamid pada hari berikutnya tanpa ada perdebatan.

Obor khilafah pun padam ditangan Mushtafa Kemal Pasha atau Mustafa Kemal Ataturk. Khilafah yang selama berabad-abad mereka dambakan kelestariannya sebagai simbol dari persatuan dan kelanj utan eksistensi mereka. Mushtafa Kemal melaksanakan semua rancangan tertulis yang ditandatangani olehnya dengan negara-negara Barat. Dimana perjanjian Laussane yang terjadi pada tahun 1340H/1923 M, telah mewajibkan Turki untuk menerima beberapa syarat perjanjian yang kemudian dikenal dengan empat syarat Karzun merujuk pada ketua delegasi Inggris dalam pertemuan tersebut. Syarat-syarat itu ialah:

1. Pemutusan semua hal yang berhubungan dengan Islam dari Turki.
2. Penghapusan khilafah Islam untuk selama-lamanya.
3. Mengeluarkan khalifah dan para pendukung khilafah serta Islam dari negeri Turki serta mengambil harta khalifah.
4. Memberlakukan undang-undang sipil sebagai pengganti dari undang-undang Turki yang lama.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2271 seconds (0.1#10.140)