Iran-AS Siap Memulai Pembicaraan Tidak Langsung Perjanjian Nuklir
loading...
A
A
A
DOHA - Iran dan Amerika Serikat (AS) tampak siap untuk memulai pembicaraan tidak langsung yang bertujuan menemukan cara untuk menyelamatkan perjanjian nuklir Teheran dengan kekuatan dunia di Qatar .
Media milik Iran, Tehran Times, memposting foto negosiator nuklir terkemuka Iran, Ali Bagheri Kani, di lobi hotel dengan Duta Besar Iran untuk Qatar Hamidreza Dehghani. Surat kabar itu mengatakan Bagheri Kani berada di Doha, Ibu Kota Qatar, untuk memulai kembali pembicaraan.
Sementara itu Rob Malley, perwakilan khusus AS untuk Iran, tiba di Qatar pada Senin malam menjelang pembicaraan.
Kedutaan Besar AS di Qatar mengatakan Malley bertemu dengan Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdulrahman al Thani untuk membahas upaya diplomatik bersama untuk mengatasi masalah dengan Iran, tetapi menolak untuk segera memberikan rincian lain tentang perjalanannya.
Kementerian Luar Negeri Qatar kemudian mengeluarkan pernyataan yang mengatakan "menyambut" menjadi tuan rumah pembicaraan.
Dilansir dari Al Arabiya, Rabu (29/6/2022), dikatakan pembicaraan itu bertujuan untuk membangun kembali kesepakatan dengan cara yang mendukung dan meningkatkan keamanan, stabilitas dan perdamaian di kawasan itu dan membuka cakrawala baru untuk kerja sama regional yang lebih luas dan dialog dengan Republik Islam Iran.
Iran dan kekuatan dunia pada 2015 menyetujui kesepakatan nuklir, yang membuat Teheran secara drastis membatasi pengayaan uraniumnya dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi.
Nmaun pada tahun 2018, Presiden AS saat itu Donald Trump secara sepihak menarik Amerika dari perjanjian itu, meningkatkan ketegangan di Timur Tengah yang lebih luas dan memicu serangkaian serangan dan insiden.
Pembicaraan di Wina tentang menghidupkan kembali kesepakatan telah "berhenti" sejak Maret lalu. Sejak kesepakatan itu gagal, Iran telah menjalankan sentrifugal canggih dan persediaan uranium yang diperkaya dengan cepat.
Media milik Iran, Tehran Times, memposting foto negosiator nuklir terkemuka Iran, Ali Bagheri Kani, di lobi hotel dengan Duta Besar Iran untuk Qatar Hamidreza Dehghani. Surat kabar itu mengatakan Bagheri Kani berada di Doha, Ibu Kota Qatar, untuk memulai kembali pembicaraan.
Sementara itu Rob Malley, perwakilan khusus AS untuk Iran, tiba di Qatar pada Senin malam menjelang pembicaraan.
Kedutaan Besar AS di Qatar mengatakan Malley bertemu dengan Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdulrahman al Thani untuk membahas upaya diplomatik bersama untuk mengatasi masalah dengan Iran, tetapi menolak untuk segera memberikan rincian lain tentang perjalanannya.
Kementerian Luar Negeri Qatar kemudian mengeluarkan pernyataan yang mengatakan "menyambut" menjadi tuan rumah pembicaraan.
Dilansir dari Al Arabiya, Rabu (29/6/2022), dikatakan pembicaraan itu bertujuan untuk membangun kembali kesepakatan dengan cara yang mendukung dan meningkatkan keamanan, stabilitas dan perdamaian di kawasan itu dan membuka cakrawala baru untuk kerja sama regional yang lebih luas dan dialog dengan Republik Islam Iran.
Iran dan kekuatan dunia pada 2015 menyetujui kesepakatan nuklir, yang membuat Teheran secara drastis membatasi pengayaan uraniumnya dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi.
Nmaun pada tahun 2018, Presiden AS saat itu Donald Trump secara sepihak menarik Amerika dari perjanjian itu, meningkatkan ketegangan di Timur Tengah yang lebih luas dan memicu serangkaian serangan dan insiden.
Pembicaraan di Wina tentang menghidupkan kembali kesepakatan telah "berhenti" sejak Maret lalu. Sejak kesepakatan itu gagal, Iran telah menjalankan sentrifugal canggih dan persediaan uranium yang diperkaya dengan cepat.