China: Soal Kesepakatan Nuklir, AS Harus Tanggapi Iran Secara Positif
loading...
A
A
A
BEIJING - China telah mendesak Amerika Serikat (AS) untuk menanggapi Iran dengan melanjutkan kepatuhan terhadap Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA), kesepakatan nuklir bersejarah dengan Teheran yang terhenti.
“Kami menekankan upaya diplomatik untuk mengakhiri kebuntuan,” kata Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Jumat (24/6/2022).
"Pihak AS harus sungguh-sungguh mengakui tanggung jawabnya dan menanggapi secara positif tuntutan yang wajar dari pihak Iran," lanjutnya.
Komentarnya muncul selama panggilan telepon dari rekan Iran-nya, Hossein Amir-Abdollahian pada Kamis malam. Amir-Abdollahian mengatakan kepada Wang, bahwa AS adalah hambatan utama yang dihadapi negosiasi saat ini pada kesepakatan penting itu.
“Perilaku intimidasi Amerika Serikat adalah hambatan utama yang dihadapi negosiasi saat ini," kata Amir-Abdollahian tentang melanjutkan kepatuhan terhadap JCPOA.
Sebelumnya pada hari itu, Amir-Abdollahian, selama konferensi pers bersama dengan mitranya dari Rusia, Sergey Lavrov, mendesak Washington untuk "realistis" mencapai kesepakatan untuk menghidupkan kembali kesepakatan penting itu.
"Pihak Iran akan dengan tegas menjaga kepentingan nasionalnya dan juga berkomitmen kuat untuk menyelesaikan perbedaan melalui negosiasi untuk mencapai kesepakatan lebih awal," kata Menteri Luar Negeri Iran kepada Wang.
Teheran, kata Amir-Abdollahian, menghargai "peran konstruktif" yang dimainkan China dalam masalah nuklir Iran.
“Kami menekankan upaya diplomatik untuk mengakhiri kebuntuan,” kata Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Jumat (24/6/2022).
"Pihak AS harus sungguh-sungguh mengakui tanggung jawabnya dan menanggapi secara positif tuntutan yang wajar dari pihak Iran," lanjutnya.
Komentarnya muncul selama panggilan telepon dari rekan Iran-nya, Hossein Amir-Abdollahian pada Kamis malam. Amir-Abdollahian mengatakan kepada Wang, bahwa AS adalah hambatan utama yang dihadapi negosiasi saat ini pada kesepakatan penting itu.
“Perilaku intimidasi Amerika Serikat adalah hambatan utama yang dihadapi negosiasi saat ini," kata Amir-Abdollahian tentang melanjutkan kepatuhan terhadap JCPOA.
Sebelumnya pada hari itu, Amir-Abdollahian, selama konferensi pers bersama dengan mitranya dari Rusia, Sergey Lavrov, mendesak Washington untuk "realistis" mencapai kesepakatan untuk menghidupkan kembali kesepakatan penting itu.
"Pihak Iran akan dengan tegas menjaga kepentingan nasionalnya dan juga berkomitmen kuat untuk menyelesaikan perbedaan melalui negosiasi untuk mencapai kesepakatan lebih awal," kata Menteri Luar Negeri Iran kepada Wang.
Teheran, kata Amir-Abdollahian, menghargai "peran konstruktif" yang dimainkan China dalam masalah nuklir Iran.