3 Negara yang Melakukan Pemberontakan di Era Turki Utsmani
loading...
A
A
A
JAKARTA - Runtuhnya Turki Utsmani ini memiliki sejarah yang panjang. Kekaisaran yang mampu bertahan selama 600 tahun ini dikenal memiliki daerah kekuasaan yang luas.
Melansir dari history.com, Kekaisaran Turki Utsmani mencapai puncaknya pada tahun 1500-an. Mereka memiliki kekuatan militer dan ekonomi terbesar di dunia dan mengendalikan wilayah yang mencakup Asia, Eropa Tenggara, Timur Tengah, dan Afrika Utara.
Beberapa faktor runtuhnya kekaisaran ini disebabkan dari Perang Dunia I yang pecah saat itu, ditambah dengan banyaknya pemberontakan yang terjadi.
Pemberontakan ini dilakukan oleh negara negara yang berada di bawah Kekaisaran Turki Utsmani. Inilah 3 Negara yang Melakukan Pemberontakan di Era Turki Utsmani:
1. Yunani
Yunani jatuh ke dalam genggaman Turki Utsmani pada tahun 1456. Namun dalam kekuasaannya ini Yunani sering melakukan perlawanan dari kelompok nasionalis mereka.
Dua gerakan yang dilancarkan Yunani yaitu Philike Hetairia dan Klephts. Philike Hetairia lebih dikenal dengan Masyarakat Persahabatan, diisi oleh para intelektual Eropa, sedangkan Klephts terdiri dari para penduduk di daerah pegunungan yang melancarkan taktik gerilya untuk melawan pasukan Turki.
Pada 1821 gerakan revolusi Yunani dimulai, disaat seluruh masyarakat negara ini bersatu melawan Turki Utsmani di wilayahnya.
Perlawanan ini mencapai sukses pada 13 Januari 1822. Namun gabungan kekuatan Mesir dan Turki berhasil menaklukkan Missolonghi pada 1826,Athena pada 1827, dan wilayah Morea. Perang Dunia I yang terjadi, ditambah dengan serangan dari pihak Rusia membuat Turki Utsmani semakin melemah.
Hal ini dimanfaatkan Yunani untuk menandatangani Perjanjian Adrianople pada 1829, yang mengakui pemerintahan Yunani, dan Perjanjian London pada 1832 untuk memastikan kemerdekaan Yunani setelah 376 tahun dikuasai Turki.
2. Arab Saudi
Pemberontakan Arab Saudi atau yang lebih dikenal Arab Revolt ini dilandasi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah munculnya paham nasionalisme etnis di kedua belah pihak.
Sharif Hussein bin Ali sebagai pemimpin klan Bani Hasyim adalah tokoh yang menentang pemerintahan Utsmani. Ditambah dengan maraknya kemiskinan dan konflik antar etnis membuat Arab Saudi mulai enggan duduk manis dalam genggaman Turki Utsmani.
Munculnya gerakan Arab revolt ini bersamaan ketika Perang Dunia I berlangsung. Inggris sebagai kekuatan imperial mulai memberi dukungan pada pihak Sharifian pada tahun 1914.
Inggris menjanjikan kemerdekaan pada Sharif dari kekuasaan Utsmani. Hubungan antar kedua belah pihak mulai intensif pada tahun 1915, hingga Inggris sempat memberikan bantuan finansial dan persenjataan pada tahun 1916.
Turki Utsmani yang mengikuti Perang Dunia I ini dimanfaatkan pasukan Sharif Hussein untuk bergerak melakukan pemberontakan pada tahun 1916. Pemberontakan ini berlangsung pada 5 Juni 1916 di kota Madinah dan terus berlanjut di kota Mekkah pada 10 Juni 1916.
Selama peperangan ini Arab mendapatkan bantuan dari Inggris yang mengirimkan pasukan Mesir. Perjuangan ini membuahkan hasil pada 9 Juli 1916, dimana kota Mekah dapat dikuasai Arab. Selanjutnya Arab kembali mendapat bantuan Inggris untuk mendapatkan kota-kota lain seperti Jeddah, Yanbu, Rabigh, Ta'if dan al-Qunfundhah.
3. Bulgaria
Turki Utsmani menaklukkan Bulgaria pada akhir abad ke-14. karena tidak menyukai penindasan yang dilakukan bangsa Utsmani, Bulgaria mulai bangkit. Penindasan feodal yang dilakukan rezim Utsmani pada petani membuat mereka menentang kebijakan yang ditetapkan.
Pada tahun 1849, di daerah bagian barat pegunungan Balkan dan Danube, persiapan untuk pemberontakan telah dimulai. Pertempuran awal pemberontakan Bulgaria terjadi antara 27 Mei dan 8 Juni 1850. Pemberontakan Bulgaria melibatkan total sepuluh ribu petani. Dalam pertempuran terdapat sekitar tujuh ratus korban tewas.
Pemberontakan ini sempat mendapat bantuan dari Rusia. Meskipun begitu Turki Utsmani masih terlalu tangguh. Bahkan sekitar tiga ribu petani, wanita dan anak anak sempat terbunuh.
Meskipun upaya Bulgaria mengalami banyak kegagalan, namun pemberontak di laut barat Bulgaria meraih kemenangan karena hubungan agraria di negara tersebut berubah. Negara ini pada akhirnya dapat meraih kemerdekaan pada tahun 1850 disaat Kekaisaran Turki Utsmani melemah.
Melansir dari history.com, Kekaisaran Turki Utsmani mencapai puncaknya pada tahun 1500-an. Mereka memiliki kekuatan militer dan ekonomi terbesar di dunia dan mengendalikan wilayah yang mencakup Asia, Eropa Tenggara, Timur Tengah, dan Afrika Utara.
Beberapa faktor runtuhnya kekaisaran ini disebabkan dari Perang Dunia I yang pecah saat itu, ditambah dengan banyaknya pemberontakan yang terjadi.
Pemberontakan ini dilakukan oleh negara negara yang berada di bawah Kekaisaran Turki Utsmani. Inilah 3 Negara yang Melakukan Pemberontakan di Era Turki Utsmani:
1. Yunani
Yunani jatuh ke dalam genggaman Turki Utsmani pada tahun 1456. Namun dalam kekuasaannya ini Yunani sering melakukan perlawanan dari kelompok nasionalis mereka.
Dua gerakan yang dilancarkan Yunani yaitu Philike Hetairia dan Klephts. Philike Hetairia lebih dikenal dengan Masyarakat Persahabatan, diisi oleh para intelektual Eropa, sedangkan Klephts terdiri dari para penduduk di daerah pegunungan yang melancarkan taktik gerilya untuk melawan pasukan Turki.
Pada 1821 gerakan revolusi Yunani dimulai, disaat seluruh masyarakat negara ini bersatu melawan Turki Utsmani di wilayahnya.
Perlawanan ini mencapai sukses pada 13 Januari 1822. Namun gabungan kekuatan Mesir dan Turki berhasil menaklukkan Missolonghi pada 1826,Athena pada 1827, dan wilayah Morea. Perang Dunia I yang terjadi, ditambah dengan serangan dari pihak Rusia membuat Turki Utsmani semakin melemah.
Hal ini dimanfaatkan Yunani untuk menandatangani Perjanjian Adrianople pada 1829, yang mengakui pemerintahan Yunani, dan Perjanjian London pada 1832 untuk memastikan kemerdekaan Yunani setelah 376 tahun dikuasai Turki.
2. Arab Saudi
Pemberontakan Arab Saudi atau yang lebih dikenal Arab Revolt ini dilandasi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah munculnya paham nasionalisme etnis di kedua belah pihak.
Sharif Hussein bin Ali sebagai pemimpin klan Bani Hasyim adalah tokoh yang menentang pemerintahan Utsmani. Ditambah dengan maraknya kemiskinan dan konflik antar etnis membuat Arab Saudi mulai enggan duduk manis dalam genggaman Turki Utsmani.
Munculnya gerakan Arab revolt ini bersamaan ketika Perang Dunia I berlangsung. Inggris sebagai kekuatan imperial mulai memberi dukungan pada pihak Sharifian pada tahun 1914.
Inggris menjanjikan kemerdekaan pada Sharif dari kekuasaan Utsmani. Hubungan antar kedua belah pihak mulai intensif pada tahun 1915, hingga Inggris sempat memberikan bantuan finansial dan persenjataan pada tahun 1916.
Turki Utsmani yang mengikuti Perang Dunia I ini dimanfaatkan pasukan Sharif Hussein untuk bergerak melakukan pemberontakan pada tahun 1916. Pemberontakan ini berlangsung pada 5 Juni 1916 di kota Madinah dan terus berlanjut di kota Mekkah pada 10 Juni 1916.
Selama peperangan ini Arab mendapatkan bantuan dari Inggris yang mengirimkan pasukan Mesir. Perjuangan ini membuahkan hasil pada 9 Juli 1916, dimana kota Mekah dapat dikuasai Arab. Selanjutnya Arab kembali mendapat bantuan Inggris untuk mendapatkan kota-kota lain seperti Jeddah, Yanbu, Rabigh, Ta'if dan al-Qunfundhah.
3. Bulgaria
Turki Utsmani menaklukkan Bulgaria pada akhir abad ke-14. karena tidak menyukai penindasan yang dilakukan bangsa Utsmani, Bulgaria mulai bangkit. Penindasan feodal yang dilakukan rezim Utsmani pada petani membuat mereka menentang kebijakan yang ditetapkan.
Pada tahun 1849, di daerah bagian barat pegunungan Balkan dan Danube, persiapan untuk pemberontakan telah dimulai. Pertempuran awal pemberontakan Bulgaria terjadi antara 27 Mei dan 8 Juni 1850. Pemberontakan Bulgaria melibatkan total sepuluh ribu petani. Dalam pertempuran terdapat sekitar tujuh ratus korban tewas.
Pemberontakan ini sempat mendapat bantuan dari Rusia. Meskipun begitu Turki Utsmani masih terlalu tangguh. Bahkan sekitar tiga ribu petani, wanita dan anak anak sempat terbunuh.
Meskipun upaya Bulgaria mengalami banyak kegagalan, namun pemberontak di laut barat Bulgaria meraih kemenangan karena hubungan agraria di negara tersebut berubah. Negara ini pada akhirnya dapat meraih kemerdekaan pada tahun 1850 disaat Kekaisaran Turki Utsmani melemah.
(esn)