Israel Disebut Diam-diam Koordinasikan Serangan Udara di Suriah dengan AS

Sabtu, 18 Juni 2022 - 05:15 WIB
loading...
Israel Disebut Diam-diam Koordinasikan Serangan Udara di Suriah dengan AS
Jet tempur F15 Angkatan Udara Israel terbang di wilayah selatan Israel. Foto/REUTERS
A A A
TEL AVIV - Wall Street Journal (WSJ) melaporkan serangan Israel terhadap target terkait Iran di Suriah telah dilakukan dengan persetujuan rahasia dari militer Amerika Serikat (AS).

Menurut laporan Wall Street Journal pada Kamis (16/6/2022), Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah mengoordinasikan serangan mereka terhadap target Suriah dengan Pentagon dan Komando Pusat AS.

Laporan itu mengutip sejumlah pejabat saat ini dan mantan pejabat AS.



Koordinasi itu dilaporkan diperlukan untuk memastikan serangan oleh jet Israel tidak mengganggu operasi kontingen AS, yang ditempatkan di pangkalan Al-Tanf dekat perbatasan Suriah dengan Yordania.



Menurut sumber, sebagian besar serangan IDF telah ditinjau Washington. “Tetapi AS tidak membantu Israel memilih target mereka,” papar sumber tersebut.



“Ini adalah proses yang dikembangkan dengan baik dan disengaja,” ungkap seorang mantan pejabat AS.

“Kerahasiaan seputar kontak tersebut menunjukkan bagaimana Washington telah berusaha mendukung sekutu Israelnya tanpa ditarik ke dalam perang bayangan Israel melawan Iran,” catat WSJ.

Israel telah menyerang banyak target di Suriah dalam beberapa tahun terakhir dengan tujuan mengurangi pengaruh musuh bebuyutannya Iran.

Bersama dengan Moskow, Teheran telah membantu Damaskus memerangi terorisme internasional.

Pihak berwenang Suriah telah memprotes serangan IDF, mengatakan Israel melanggar kedaulatan negara dan hukum internasional.

Damaskus juga menganggap kehadiran AS di pangkalan Al-Tanf sebagai pendudukan ilegal yang tidak pernah diizinkan oleh pemerintah resmi Suriah.

“Ada dukungan diam-diam Amerika untuk Israel yang bertindak menumpulkan upaya Iran menyebarkan senjata dan membangun pengaruh mereka di seluruh wilayah. Tetapi ada juga keragu-raguan yang konsisten tentang menginginkan sidik jari dalam hal ini,” ujar Dennis Ross, mantan utusan perdamaian Timur Tengah AS, mengatakan kepada WSJ.

“Akan tidak bertanggung jawab jika tidak ada dekonflik dan koordinasi karena risiko bahwa kami dapat memiliki masalah yang tidak disengaja,” papar Ross.

(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1568 seconds (0.1#10.140)