Terpukul Dampak Perang, Ukraina Ajukan Utang ke Israel Senilai Rp7 Triliun

Rabu, 15 Juni 2022 - 12:37 WIB
loading...
A A A
Briman menjelaskan, "Jika Israel menyetujui permintaan pinjaman Ukraina, negara Yahudi tidak hanya akan membantu 40 juta orang dalam perjuangan mereka yang adil untuk bertahan hidup, tetapi juga menunjukkan bahwa mereka memilih pihak yang benar dalam memerangi kediktatoran dan barbarisme."

Kantor Perdana Menteri Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Duta Besar Ukraina untuk Israel Yevgen Korniychuk mengajukan permintaan atas nama Shmyhal.

Duta Besar diberitahu bahwa permintaan telah diterima dan sedang diperiksa.

Sementara itu, Ukraina mengatakan pada Selasa (14/6/2022) bahwa pasukannya masih bertahan di dalam Sievierodonetsk dan mencoba mengevakuasi warga sipil setelah Rusia menghancurkan jembatan terakhir ke kota timur yang hancur itu dalam satu titik balik potensial dalam salah satu pertempuran paling berdarah dalam perang itu.

Rusia mengatakan akan memberikan kesempatan bagi pejuang Ukraina yang bersembunyi di pabrik kimia di dalam kota untuk menyerah pada Rabu pagi (15/6/2022).

“Pejuang harus menghentikan perlawanan mereka yang tidak masuk akal dan meletakkan senjata mereka mulai pukul 8 pagi waktu Moskow,” ungkap kantor berita Interfax mengutip Mikhail Mizintsev, kepala Pusat Manajemen Pertahanan Nasional Rusia.

Walikota Ukraina, Oleksandr Stryuk, mengatakan, "Situasinya sangat sulit tetapi ada komunikasi dengan kota meskipun jembatan terakhir di atas sungai Siverskyi Donets telah dihancurkan. Pasukan Rusia berusaha menyerbu kota, tetapi militer bertahan teguh."

Ukraina mengatakan lebih dari 500 warga sipil terjebak di dalam Azot, pabrik kimia di mana pasukannya telah melawan pemboman dan serangan Rusia selama berminggu-minggu.

“Evakuasi masih dilakukan setiap menit ketika ada jeda dan ada kemungkinan transportasi. Tapi ini adalah evakuasi terpisah, dilakukan satu per satu, dan setiap kemungkinan diambil," papar Stryuk.

Gubernur daerah Serhiy Gaidai mengatakan, "Penembakan itu sangat kuat sehingga orang tidak tahan lagi di tempat penampungan, kondisi psikologis mereka berada di ujung tanduk. Beberapa hari terakhir, penduduk akhirnya siap untuk pergi."
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0773 seconds (0.1#10.140)