Rusia Kepung Severodonetsk, Ukraina Memohon Barat Percepat Pasokan Senjata

Selasa, 14 Juni 2022 - 13:19 WIB
loading...
Rusia Kepung Severodonetsk,...
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memohon Barat mempercepat pengiriman senjata untuk melawan Rusia yang kini mengepung Severodonetsk, Ukraina timur. Foto/REUTERS
A A A
KIEV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah membuat permohonan yang berapi-api kepada sekutu Barat-nya untuk mempercepat pengiriman senjata. Permohonan disampaikan saat pasukan Rusia mengepung kota Severodonetsk di Ukraina timur.

Menurutnya, itu untuk membendung korban yang akan berjatuhan ketika pasukan Moskow mencengkeram kota Severodonetsk.

Seluruh jembatan di kota itu telah dihancurkan sehingga akses evakuasi warga sipil terputus. Pusat industri juga ikut diserang.

Severodonetsk dan kota kembarnya, Lysychansk, telah menjadi sasaran pasukan Rusia selama berminggu-minggu karena daerah terakhir di wilayah Luhansk, Donbas timur, masih di bawah kendali Ukraina.



Zelensky menyatakan keyakinannya pada kemampuan Ukraina untuk merebut kembali wilayahnya yang dikuasai Rusia, menyerukan sekutu Barat-nya untuk mengirim lebih banyak senjata.

"Kami hanya membutuhkan senjata yang cukup untuk memastikan semua ini. Mitra kami memilikinya," ujarnya.

Penasihat Zelensky, Mikhaylo Podolyak, telah merilis aneka senjata yang katanya dibutuhkan tentara Ukraina, termasuk ratusan howitzer, tank, dan kendaraan lapis baja.

"Mereka menghancurkan semua jembatan, dan masuk ke kota tidak mungkin lagi. Evakuasi juga tidak mungkin," katanya kepada Radio Free Europe.

Pekan lalu, Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan hingga 100 tentaranya tewas setiap hari dan 500 lainnya luka-luka. Sebelumnya, Zelensky memperkirakan 60-100 tentara Ukraina tewas setiap hari.

Penaklukan Severodonetsk oleh Rusia akan membuka jalan ke Sloviansk dan kota besar lainnya, Kramatorsk, dalam upaya Moskow untuk menaklukkan Donbas, wilayah yang sebagian besar penduduknya berbahasa Rusia yang sebagian telah dikuasai oleh separatis pro-Kremlin sejak 2014.

Pada hari Senin, Amnesty International menuduh Rusia melakukan kejahatan perang di Ukraina, dengan mengatakan bahwa serangan di kota timur laut Kharkiv—banyak yang menggunakan bom tandan yang dilarang—telah menewaskan ratusan warga sipil.

Di Bucha, sebuah kota dekat Kiev yang telah menjadi identik dengan tuduhan kejahatan perang, polisi mengatakan mereka telah menemukan tujuh mayat lagi di sebuah kuburan.

Puluhan mayat dengan pakaian sipil ditemukan di kota itu pada bulan April setelah pasukan Rusia menarik diri dari daerah itu setelah pendudukan selama sebulan.

Di tempat lain di Ukraina utara pada hari Senin, serangan roket Rusia menghantam kota Pryluky.

Di Donetsk, pihak berwenang separatis mengatakan tiga orang tewas dan empat terluka dalam serangan Ukraina di sebuah pasar.

Artileri Ukraina menggunakan dataran tinggi kota untuk baku tembak dengan pasukan Rusia yang berupaya menguasai Severodonetsk, kota tepat di seberang sungai.

"Saya tidak tahu siapa yang melakukan ini, tetapi jika saya tahu, saya akan merobek lengan mereka," kata Katerin, warga setempat.

"Mereka mengebom dan mengebom dan kami tidak tahu harus berbuat apa," ujarnya, seperti dikutip AFP, Selasa (14/6/2022).
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1304 seconds (0.1#10.140)