Kota Kuwait Ini Catat Suhu Tertinggi di Bumi
loading...
A
A
A
KUWAIT CITY - Kota di Kuwait , al Jahra, telah mencatat suhu tertinggi di bumi. Seperti dilaporkan media lokal, al Jahra mencatat suhu hingga 50 derajat Celcius di tempat teduh.
Menurut indeks suhu global, al Jahra mencatat suhu tertinggi di bumi pada hari Minggu (12/6/2022) diikuti oleh kota al Wafra dengan suhu mencapai 49,7 derajat Celcius.
Dikutip dari Gulf News, Kuwait dan sebagian Irak selatan, selain Arab Saudi bagian timur dan timur laut, saat ini dipengaruhi oleh massa udara yang sangat panas, yang dampaknya diperkirakan akan berlanjut sepanjang minggu ini, disertai suhu melebihi 50 derajat Celcius.
Tahun lalu pada 25 Juni, kota Nawasib di Kuwait mencatat suhu 53,2 derajat Celcius, suhu tertinggi di dunia sejak saat itu. Sementara itu, Ahvas dan al Amidiyah di Iran masing-masing mencapai suhu 50,1 derajat Celcius, dan Jahra di Kuwait 49,7 derajat Celcius.
Musim panas di Kuwait ditandai dengan tidak adanya hujan, panas tinggi dan angin kencang, yaitu 'Al Bawareh' yang mulai bertiup akhir Mei dengan 'Al Bareh Al Sagheer' (kecil) dan berlanjut hingga pertengahan Juli dengan 'Al Bareh Al Kabir (utama)' yang memicu badai debu, di tengah angin barat laut yang sangat panas.
Suhu panas yang tinggi ini disebabkan oleh pergerakan angin tekanan rendah India menuju Pegunungan Zagros, di mana angin kehilangan panasnya karena kompresi di elevasi tinggi dengan kecepatan 6 derajat per kilometer.
Menurut indeks suhu global, al Jahra mencatat suhu tertinggi di bumi pada hari Minggu (12/6/2022) diikuti oleh kota al Wafra dengan suhu mencapai 49,7 derajat Celcius.
Dikutip dari Gulf News, Kuwait dan sebagian Irak selatan, selain Arab Saudi bagian timur dan timur laut, saat ini dipengaruhi oleh massa udara yang sangat panas, yang dampaknya diperkirakan akan berlanjut sepanjang minggu ini, disertai suhu melebihi 50 derajat Celcius.
Tahun lalu pada 25 Juni, kota Nawasib di Kuwait mencatat suhu 53,2 derajat Celcius, suhu tertinggi di dunia sejak saat itu. Sementara itu, Ahvas dan al Amidiyah di Iran masing-masing mencapai suhu 50,1 derajat Celcius, dan Jahra di Kuwait 49,7 derajat Celcius.
Musim panas di Kuwait ditandai dengan tidak adanya hujan, panas tinggi dan angin kencang, yaitu 'Al Bawareh' yang mulai bertiup akhir Mei dengan 'Al Bareh Al Sagheer' (kecil) dan berlanjut hingga pertengahan Juli dengan 'Al Bareh Al Kabir (utama)' yang memicu badai debu, di tengah angin barat laut yang sangat panas.
Suhu panas yang tinggi ini disebabkan oleh pergerakan angin tekanan rendah India menuju Pegunungan Zagros, di mana angin kehilangan panasnya karena kompresi di elevasi tinggi dengan kecepatan 6 derajat per kilometer.
(ian)