AS Segera Kehabisan Stok Rudal Javelin Baru untuk Ukraina

Jum'at, 10 Juni 2022 - 09:32 WIB
loading...
AS Segera Kehabisan...
Tentara AS berlatih menembakkan Javelin di Fort Campbell, Kentucky, AS. Foto/REUTERS/Bryan Woolston
A A A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) segera kehabisan stok rudal anti-tank Javelin baru untuk Ukraina. Bloomberg melaporkan hal itu pada Selasa (7/6/2022).

“Perang telah menghabiskan sepertiga dari persediaan Javelin militer AS. Dalam beberapa bulan, Pentagon tidak akan dapat mengirimkan yang baru tanpa mengosongkan pasokannya sendiri,” papar laporan Bloomberg.

AS dikatakan juga telah menghabiskan seperempat dari stok rudal anti-pesawat portabel Stinger, dan itu bisa memakan waktu hingga satu tahun bagi pabrikan mereka, Raytheon, untuk memulai kembali produksi.

Baca juga: Pentagon Akhirnya Ungkap Jumlah Biolab yang Didanai AS di Ukraina

Menurut Bloomberg, produksi sistem peluru kendali bahu yang sudah terbatas semakin terganggu oleh berbagai faktor, termasuk masalah terkait Covid, pasokan microchip, dan kekurangan pekerja terampil di industri pertahanan.

Baca juga: Putin Ejek Barat Karena Menyebut Inflasi dengan Namanya

Washington telah mengirimkan sekitar 7.000 Javelin ke Ukraina, dan Kiev sedang mencari lebih banyak senjata untuk mengusir kampanye militer Rusia di negara itu.

Baca juga: Diduga Persenjatai Aegean, Erdogan Ancam Yunani: Saya Tidak Bercanda!

Presiden AS Joe Biden mengunjungi pabrik pembuat Javelin Lockheed Martin pada awal Mei, menyebut senjata itu “sangat efektif.”

AS dan negara-negara NATO lainnya semakin banyak menyediakan senjata ke Ukraina setelah Rusia melancarkan operasi militer terhadap negara tetangganya pada 24 Februari.

Pengiriman dari Pentagon termasuk sekitar 7.000 Javelin, serta drone, howitzer, dan radar.

Rusia menyerang Ukraina menyusul kegagalan Kiev menerapkan ketentuan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014.

Moskow kemudian mengakui kemerdekaan republik Donbass, Donetsk dan Lugansk.

Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.

Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.

Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim pihaknya berencana merebut kembali kedua republik dengan paksa.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Iran Terbuka untuk Pembatasan...
Iran Terbuka untuk Pembatasan Pengayaan Uranium Sementara
Bertemu Putra Mahkota...
Bertemu Putra Mahkota Arab Saudi, Trump akan Cabut Semua Sanksi AS pada Suriah
Arab Saudi Teken Kesepakatan...
Arab Saudi Teken Kesepakatan Lebih dari Rp4.982 Triliun dengan AS
Di Arab Saudi, Trump...
Di Arab Saudi, Trump Tegaskan Warga Gaza Berhak Dapat Masa Depan yang Jauh Lebih Baik
Lebih dari 550 Eks Pejabat...
Lebih dari 550 Eks Pejabat Israel Desak Trump Akhiri Perang Gaza
Macron Dituding Bawa...
Macron Dituding Bawa Kokain saat ke Ukraina, Ini Kata Pemerintah Prancis
4 Kesepakatan Bersejarah...
4 Kesepakatan Bersejarah AS-Arab Saudi, Salah Satunya Jual Beli Senjata Rp2.348 Triliun
Pakistan Ungkap Jumlah...
Pakistan Ungkap Jumlah Korban dalam Pertempuran dengan india, Tegaskan Komitmen Gencatan Senjata
Gencatan Senjata Perang...
Gencatan Senjata Perang Tarif, China Terima Pesawat Boeing Lagi
Rekomendasi
Prabowo: Kalau Brunei...
Prabowo: Kalau Brunei Dicubit, Indonesia Ikut Merasakan Sakitnya!
Siswa SMAK 7 Penabur...
Siswa SMAK 7 Penabur Raih Juara di Olimpiade Fisika, Ini Rahasianya
Wisuda 2025, Plt Rektor...
Wisuda 2025, Plt Rektor Moestopo Tekankan Lifelong Learning ke Wisudawan
Berita Terkini
Tahun Lalu Kepalanya...
Tahun Lalu Kepalanya Dihargai Rp165 Miliar oleh AS, Kini Justru Berjabat Tangan dengan Trump
Masa Depan Jet Rafale...
Masa Depan Jet Rafale Makin Suram setelah Ditembak Jatuh Pakistan
Agama Warga Negara Pakistan...
Agama Warga Negara Pakistan dan Persentasenya, Berpotensi jadi Populasi Islam Terbesar Dunia
Siapa Ayesha Farooq?...
Siapa Ayesha Farooq? Pilot Jet Tempur Perempuan Pertama Pakistan yang Jadi Pahlawan
3 Tanda Kemenangan Pakistan...
3 Tanda Kemenangan Pakistan dari India yang Menggemparkan, Salah Satunya Keberhasilan Operasi
Kim Jong-un Awasi Latihan...
Kim Jong-un Awasi Latihan Tempur Pasukan Korut, Tegaskan Kesiapan Perang Modern
Infografis
Pakistan Perintahkan...
Pakistan Perintahkan Militer untuk Membalas Serangan India
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved