Tentara Rusia Acungkan Jari Tengah pada Drone Ukraina Sebelum Digranat

Kamis, 09 Juni 2022 - 21:26 WIB
loading...
Tentara Rusia Acungkan...
Tentara Rusia mengacungkan jari tengah pada drone Ukraina sebelum digranat. Foto/Daily Star
A A A
KIEV - Seorang tentara Rusia terlihat menunjukkan sikap kasar kepada pesawat tak berawak Ukraina sesaat sebelum pasukannya dilenyapkan oleh granat.

Rekaman mengerikan itu dibagikan secara online ketika pasukan Ukraina mendorong kembali pasukan Rusia di bagian timur negara itu dan menggunakan pesawat tak berawak untuk menyerang di belakang garis musuh.

Sekelompok tentara Rusia terlihat memuat peralatan ke kendaraan lapis baja sementara yang lain sedang menyesuaikan helm mereka dan bersiap-siap untuk misi mereka.

Saat drone memperbesar bidikan kamera, seorang tentara Rusia melihat ke atas dan mengarahkan jari tengah ke arah kamera.



Pasukan Ukraina dengan cepat merespons dan menjatuhkan granat ke kendaraan, yang disembunyikan di sebelah bangunan yang ditinggalkan.

Kendaraan itu pun meledak menjadi api seperti dikutip dari Daily Star, Kamis (9/6/2022).

Menurut pejabat Ukraina, Rusia kini telah kehilangan 30.000 tentara, 1.330 tank, 207 pesawat dan 174 helikopter selama perang.

Sedangkan mantan menteri luar negeri Inggris, William Hague mengklaim, Presiden Vladimir Putin dipaksa untuk "menyembunyikan" skala sebenarnya dari kerugian Rusia di Ukraina untuk menghindari warga negara itu menerima kenyataan bahwa mereka mungkin tidak memenangkan perang.

"Mereka sangat tidak nyaman, dan tentu saja apa yang mereka maksudkan pertama-tama baginya adalah bahwa dia harus menyembunyikan mereka sebanyak mungkin dari penduduk Rusia, karena dia tidak mau mengakui bahwa kerugian Rusia memang seperti itu," kata Hague dalam sebuah wawancara radio.



“Lihat bagaimana dia bereaksi – bagaimana reaksi pemerintah Rusia – terhadap hilangnya (kapal perang) Moskva, yang mengatakan bahwa kebakaran telah terjadi dan lautan badai dan sebagainya, dan bahkan tidak mengakui bahwa itu mungkin telah dihantam oleh Ukraina, yang jelas-jelas memang demikian," imbuhnya.

"Jadi apa artinya bagi Putin pertama-tama adalah menutupi ini dengan segala cara karena orang-orang di Rusia mungkin menyadari apa yang sedang terjadi," pungkasnya.

Rusia menginvasi Ukraina pada Februari lalu, menyebutnya sebagai "operasi militer khusus" untuk demiliterisasi dan denazifikasi negara tetangganya itu. Sejak itu, Rusia menuntut Ukraina untuk menjadi negara netral dan tidak bergabung dengan NATO.

Ukraina dan Barat memandang alasan invasi Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali dua wilayah di Donbas, wilayah timur negara itu.



(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1015 seconds (0.1#10.140)