Tentara Bayaran Rusia Berjuluk Algojo Ditembak Mati Sniper Ukraina
loading...
A
A
A
KIEV - Seorang tentara bayaran Rusia yang terkenal dengan julukan "algojo" dilaporkan telah ditembak mati sniper Ukraina di Kharkiv. Dia bernama Vladimir Andonov dari perusahaan militer swasta Wagner Group.
Laporan itu muncul dari beberapa media, termasuk surat kabar Rusia; Moskovsky Komsomolets.
Tak disebutkan tanggal kematian Andonov, namun Newsweek pada Selasa (7/6/2022) melaporkan bahwa dia tewas pada malam hari selama misi pengintaian di Kharkiv.
"Kematian Vladimir Andonov di Ukraina, lebih dikenal sebagai Vaha, telah diketahui," tulis surat kabar Moskovsky Komsomolets.
Menurut laporan Sky News, Andonov telah memainkan peran penting dalam penembakan massal tahanan perang Ukraina dan eksekusi warga sipil di wilayah Donbas.
Laporan itu lebih lanjut menyebutakan bahwa tentara bayaran berusia 44 tahun tersebut secara sukarela mengambil bagian dalam penembakan massal di Ukraina.
Andonov dikenal sebagai bagian dari pasukan khusus Rusia di wilayah Donbas ketika Moskow merebut Crimea pada tahun 2014. Para tentara bayaran Wagner Group sebagian besar adalah mantan pasukan terjun payung atau pun pasukan operasi khusus.
Militer Rusia telah mengonfirmasi kematian Andonvo di aplikasi perpesanan Telegram.
Andonov diberi julukan "The Executioner" atau "Algojo" karena taktik brutal yang dia gunakan dalam misi sebelumnya di Suriah dan Libya.
Menurut laporan Newsweek, Andolov berasal dari Distrik Mogoytuysky, Siberia.
Kematian Andonov menandai kerugian lain bagi kubu militer Presiden Rusia Vladimir Putin, setelah dua jenderal Rusia lainnya tewas pada hari Minggu. Mayor Jenderal Roman Kutuzov dan Letnan Jenderal Roman Berdnikov tewas di wilayah Donbas, sebagaimana diumumkan militer Ukraina.
Kematian kedua jenderal itu belum dikonfirmasi secara resmi oleh Moskow.
Sementara itu, pasukan Rusia dan sekutunya; separatis pro-Moskow, melakukan serangan besar di wilayah Donbas, Ukraina timur, dengan pertempuran sengit terjadi di kota Severodonetsk.
Sejak Moskow mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, pasukan Kiev mengeklaim telah membunuh beberapa petinggi Rusia tetapi jumlah pastinya tidak diketahui karena Moskow bungkam tentang kerugiannya.
Laporan itu muncul dari beberapa media, termasuk surat kabar Rusia; Moskovsky Komsomolets.
Tak disebutkan tanggal kematian Andonov, namun Newsweek pada Selasa (7/6/2022) melaporkan bahwa dia tewas pada malam hari selama misi pengintaian di Kharkiv.
"Kematian Vladimir Andonov di Ukraina, lebih dikenal sebagai Vaha, telah diketahui," tulis surat kabar Moskovsky Komsomolets.
Menurut laporan Sky News, Andonov telah memainkan peran penting dalam penembakan massal tahanan perang Ukraina dan eksekusi warga sipil di wilayah Donbas.
Laporan itu lebih lanjut menyebutakan bahwa tentara bayaran berusia 44 tahun tersebut secara sukarela mengambil bagian dalam penembakan massal di Ukraina.
Andonov dikenal sebagai bagian dari pasukan khusus Rusia di wilayah Donbas ketika Moskow merebut Crimea pada tahun 2014. Para tentara bayaran Wagner Group sebagian besar adalah mantan pasukan terjun payung atau pun pasukan operasi khusus.
Militer Rusia telah mengonfirmasi kematian Andonvo di aplikasi perpesanan Telegram.
Andonov diberi julukan "The Executioner" atau "Algojo" karena taktik brutal yang dia gunakan dalam misi sebelumnya di Suriah dan Libya.
Menurut laporan Newsweek, Andolov berasal dari Distrik Mogoytuysky, Siberia.
Kematian Andonov menandai kerugian lain bagi kubu militer Presiden Rusia Vladimir Putin, setelah dua jenderal Rusia lainnya tewas pada hari Minggu. Mayor Jenderal Roman Kutuzov dan Letnan Jenderal Roman Berdnikov tewas di wilayah Donbas, sebagaimana diumumkan militer Ukraina.
Kematian kedua jenderal itu belum dikonfirmasi secara resmi oleh Moskow.
Sementara itu, pasukan Rusia dan sekutunya; separatis pro-Moskow, melakukan serangan besar di wilayah Donbas, Ukraina timur, dengan pertempuran sengit terjadi di kota Severodonetsk.
Sejak Moskow mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, pasukan Kiev mengeklaim telah membunuh beberapa petinggi Rusia tetapi jumlah pastinya tidak diketahui karena Moskow bungkam tentang kerugiannya.
(min)