Zonk! Tentara Jerman Tidak Punya Senjata yang Dijanjikan untuk Ukraina

Kamis, 02 Juni 2022 - 05:56 WIB
loading...
Zonk! Tentara Jerman Tidak Punya Senjata yang Dijanjikan untuk Ukraina
Sistem pertahanan udara IRIS-T. Foto/The Drive
A A A
BERLIN - Kementerian Pertahanan Jerman mengatakan bahwa mereka tidak dapat memberikan rincian tentang janji Kaselir Olaf Scholz untuk memasok Ukraina dengan sistem pertahanan udara tertentu.

Kementerian Jerman beralasan bahwa Bundeswehr – angkatan bersenjata negara – tidak memiliki senjata yang dimaksud.

Senjata yang dimaksud disebut IRIS-T dan bisa datang dalam bentuk rudal udara-ke-udara jarak pendek atau sistem pertahanan udara jarak pendek atau menengah berbasis darat.

Ketika ditanya sistem senjata yang akan dikirim Berlin ke Kiev, juru bicara Kementerian Pertahanan Jerman, Kapten Angkatan Laut David Helmbold, menjawab: “Pertanyaan ini pada akhirnya harus ditujukan kepada industri (pertahanan) karena kami tidak memiliki sistem ini dalam layanan kami,” seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (2/6/2022).

Dia menambahkan bahwa dia tidak dapat mengklarifikasi masalah ini karena Bundeswehr tidak memiliki sistem pertahanan udara seperti itu di gudang senjatanya.

Komentar itu muncul hanya beberapa jam setelah Scholz mengatakan kepada parlemen bahwa pemerintahnya berencana untuk mengirim sistem pertahanan udara yang lebih canggih ke Ukraina, termasuk sistem IRIS-T dan radar kontra-baterai yang mampu mendeteksi tembakan artileri serta menunjukkan lokasi sistem artileri musuh yang membukanya.

Kanselir Jerman itu tidak menjelaskan apakah yang dia maksud adalah rudal udara-ke-udara atau sistem berbasis darat ketika berbicara tentang IRIS-T.



Bundeswehr memang memiliki sistem senjata IRIS-T di gudang senjatanya tetapi hanya dalam bentuk rudal udara-ke-udara yang dipasang pada pesawat tempur Eurofighter dan Tornado.

Sistem yang dirancang untuk menggantikan rudal udara-ke-udara jarak pendek AIM-9 Sidewinder AS telah dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan dari beberapa negara antara lain Jerman, Italia, Swedia, dan Yunani.

Di Jerman, IRIS-T diproduksi oleh produsen senjata Diehl, yang menawarkan rudal udara-ke-udara dan sistem berbasis darat. Berbicara tentang potensi pengiriman ke Ukraina, Helmbold mengatakan bahwa, ketika Scholz berbicara tentang sistem pertahanan udara "paling modern" di Jerman, dia mungkin tidak bermaksud sistem yang dimiliki militer.

“Jerman bukan hanya Bundeswehr,” kata Helmbold, menambahkan bahwa itu juga mengacu pada kemampuan industri.

Menurut blog pertahanan yang dijalankan oleh jurnalis lepas Thomas Wiegold, yang sebelumnya bekerja untuk kantor berita dpa dan AP, Diehl dapat "mengalihkan" rencana pengiriman sistem pertahanan udara IRIS-T SLM jarak menengah berbasis darat dan mengirimkannya ke Ukraina bukannya Mesir seperti yang dimaksudkan.



"Kemampuan produksi perusahaan saat ini memungkinkan untuk memproduksi dua sistem seperti itu per tahun," tambah wartawan itu.

Sistem IRIS-T SLM juga sebelumnya telah dikirim ke Swedia. Bundeswehr dilaporkan hanya mempertimbangkan pengadaannya tetapi sejauh ini belum mencapai kesepakatan seperti itu dengan Diehl.

Pada hari Rabu, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan kepada parlemen bahwa rencana pengiriman sistem pertahanan udara ke Ukraina akan “memakan waktu, berbulan-bulan.”

Dia juga menambahkan bahwa sistem yang diproduksi oleh Diehl pada awalnya ditujukan untuk "negara lain."

Tabloid Jerman Bild melaporkan pada pertengahan Mei bahwa sistem IRIS-T SLM dapat digunakan oleh Ukraina sekitar bulan November. Berlin terus memasok senjata ringan, rudal anti-tank, dan amunisi ke Kiev sejak dimulainya operasi militer Rusia di Ukraina.



Namun demikian, Scholz telah menghadapi kritik di dalam negeri atas keengganannya untuk memasok Ukraina dengan senjata yang lebih berat yang telah berulang kali diminta oleh Kiev.

Pada hari Rabu, Scholz menggembar-gemborkan catatannya dalam memberikan bantuan militer ke Kiev dan menyebut keputusan mematahkan tradisi Jerman untuk tidak mengirim senjata ke zona konflik "berani."

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1549 seconds (0.1#10.140)