Kejamnya Tentara Israel Hancurkan Sumur Air di Tepi Barat, 400 Petani Palestina Sedih
loading...
A
A
A
TEPI BARAT - Pasukan Israel menghancurkan sumur air yang dimanfaatkan ratusan petani Palestina di desa Ras Atiyeh, dekat Qalqilya.
Aksi semena-mena Israel itu dilaporkan kantor berita Wafa pada Selasa (31/5/2022).
Menurut penduduk setempat Mazouz Marabeh, tentara Israel menggerebek bagian barat desa, menghancurkan sumur air dan menyita semua peralatan yang digunakan untuk mengambil air dari sumur itu.
Serangan itu mengakibatkan 400 petani dilarang menggunakan air untuk memasok lahan pertanian mereka. Kondisi ini membuat para petani bersedih atas nasib lahan pertanian mereka jika tak mendapatkan air.
"Israel menghancurkan sumur yang dimiliki dan dioperasikan Koperasi Pertanian Ras Atiyeh untuk mencegah semua petani mengambil manfaat dari airnya," ujar Mazouz.
Israel terus mencuri air dari Tepi Barat dengan membatasi akses Palestina ke sana. Rezim Zionis juga meningkatkan kontrol yang dimiliki permukiman ilegal Yahudi saja atas sumber daya air di daerah tersebut.
Pada November 1967, otoritas Israel mengeluarkan Perintah Militer 158, yang menyatakan Palestina tidak dapat membangun instalasi air baru tanpa terlebih dahulu memperoleh izin dari tentara Israel. “Izin itu hampir tidak mungkin diperoleh,” papar laporan Amnesty International.
“Warga Palestina yang hidup di bawah pendudukan militer Israel terus menderita akibat yang menghancurkan dari perintah ini sampai hari ini. Mereka tidak dapat mengebor sumur air baru, memasang pompa atau memperdalam sumur yang ada, selain juga ditolak akses ke Sungai Yordania dan mata air segar," ungkap pernyataan kelompok hak asasi manusia tersebut.
Aksi semena-mena Israel itu dilaporkan kantor berita Wafa pada Selasa (31/5/2022).
Menurut penduduk setempat Mazouz Marabeh, tentara Israel menggerebek bagian barat desa, menghancurkan sumur air dan menyita semua peralatan yang digunakan untuk mengambil air dari sumur itu.
Serangan itu mengakibatkan 400 petani dilarang menggunakan air untuk memasok lahan pertanian mereka. Kondisi ini membuat para petani bersedih atas nasib lahan pertanian mereka jika tak mendapatkan air.
"Israel menghancurkan sumur yang dimiliki dan dioperasikan Koperasi Pertanian Ras Atiyeh untuk mencegah semua petani mengambil manfaat dari airnya," ujar Mazouz.
Israel terus mencuri air dari Tepi Barat dengan membatasi akses Palestina ke sana. Rezim Zionis juga meningkatkan kontrol yang dimiliki permukiman ilegal Yahudi saja atas sumber daya air di daerah tersebut.
Pada November 1967, otoritas Israel mengeluarkan Perintah Militer 158, yang menyatakan Palestina tidak dapat membangun instalasi air baru tanpa terlebih dahulu memperoleh izin dari tentara Israel. “Izin itu hampir tidak mungkin diperoleh,” papar laporan Amnesty International.
“Warga Palestina yang hidup di bawah pendudukan militer Israel terus menderita akibat yang menghancurkan dari perintah ini sampai hari ini. Mereka tidak dapat mengebor sumur air baru, memasang pompa atau memperdalam sumur yang ada, selain juga ditolak akses ke Sungai Yordania dan mata air segar," ungkap pernyataan kelompok hak asasi manusia tersebut.